Ini adalah buku kedua yang saya baca di Balikpapan. Terus terang saya tidak akan melirik, apalagi membeli buku ini di toko buku, jika bukan karena buku ini yang mendatangi saya. 😁 Saya pikir hanya orang pesantren NU saja yang bakal tertarik membaca buku ini.
Saya dapat buku ini dari adik saya yang lain, Tammy atau Mulia Hayati Deviantie, yang sekarang memegang Yayasan Airlangga Balikpapan membawahi Universitas Mulia Balikpapan dan beberapa sekolah lain.
Mengapa ia memberi saya buku setebal 396 halaman yang hanya bicara soal shalawat? 😳 Shalawatan bukanlah tradisi keluarga kami. Kami ini lebih ke Muhammadiyah ketimbang ke NU, meski waktu SD dulu justru bersekolah di TPPNU, A. Yani, Surabaya.
Shalawatan seperti yang dilakukan kebanyakan warga NU benar-benar tidak pernah kami lakukan di rumah kami. Tahlilan saja tidak. Hanya keluarga istri saya yang masih sering melakukan tahlilan. Tapi rasanya mereka juga tidak pernah melakukan khusus ritual Shalawatan. Padahal bersalawat adalah anjuran yang sangat penting dalam Agama Islam. Sholawat sendiri merupakan doa dan pujian untuk Nabi yang Sholawat untuk Nabi terbagi menjadi tiga macam, yaitu sholawat dari Allah SWT sendiri, sholawat dari malaikat, dan sholawat dari manusia atau umat Islam. Makna shalawat Allah kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah pujian Allah atas beliau di hadapan para Malaikat-Nya, sedang shalawat Malaikat berarti mendo’akan beliau, dan shalawat ummatnya berarti permohonan ampun bagi beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kita sendiri biasanya membaca sholawat ketika shalat di akhir tasyahhud. Jadi kalau kita salat lima kali sehari maka minimal kita sudah bersholawat lima kali sehari bagi Rasulullah sesuai anjuran Tuhan.
Dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 56, Allah SWT berfirman sebagai berikut:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.”
Ada banyak manfaat dari sholawat kepada Nabi. Sila baca di sini.
Lalu mengapa tiba-tiba adik saya membagi-bagikan buku soal Sholawat Nariyah ke saudara-saudaranya? Ternyata bukan topik atau judulnya yang menarik perhatiannya tapi penulisnya…! 😁
Penulis buku yang dipuji oleh banyak Tokoh Agama ini adalah Dr. H. Alvian Iqbal Zahasfan SSI.Lc., MA. Tentu saja kami kenal dengan Mas Alvian ini. Kami kenal dengannya ketika di Maroko. Saat itu ia masih belum menyelesaikan studi Doktornya di Dar El Hadith Rabat Maroko. Mas Alvian ini adalah orang yang mengantarkan kami keliling Maroko hampir tiga tahun yang lalu. Kami sangat bersyukur bahwa kami ditemani oleh pelajar Indonesia di Maroko yang sangat paham soal Maroko. Kami benar-benar menikmati perjalanan kami di Maroko pada waktu itu. Jika ingin tahu perjalanan kami di Maroko waktu itu sila baca tulisan saya berikut ini.
1) Mengapa Maroko?
2) Mendarat di Cassblanca
3) The Exoyic Marakech
4) Naik Onta di Gurun Sunah Nabi?
5) Kota IFRANE yang Sejuk dan FEZ yang SPIRITUALISTIK
6) Rabat dan Casablanca
Ketika saya membaca buku Mas Alvian yang sudah Doktor (di bidang hadist mestinya) ini saya seperti baru melek. Ternyata Shalawat Nariyah ini bukan main-main. Shalawat ini sudah berusia berabad-abad dan diciptakan oleh seorang ulama besar berasal dari Kota Taza, Maroko, bernama Syeh Ibrahim bin Muhammad bin Ali At-Tazi pada tahun 866. Shalawat ini begitu populer di Indonesia (dan Malaysia) dan selalu dibacakan dalam pesantren.
Berikut lafadz Sholawat Nariyah
أللّهُمَّ صَلِّ صَلَاةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلَامًا تَامًّا عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ الّذِي تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَتُقْضَى بِهِ الْحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَحُسْنُ الْخَوَاتِمِ وَيُسْتَسْقَى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ فِيْ كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ
Artinya : “Wahai Allah, limpahkanlah rahmat dan salam yang sempurna kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Semoga terurai dengan berkahnya segala macam buhulan dilepaskan dari segala kesusahan, tunaikan segala macam hajat, dan tercapai segala macam keinginan dan husnul khotimah, di curahkan air hujan (rahmat) dengan berkah pribadinya yang mulia. Semoga rahmat dan salam yang sempurna itu juga tetap tercurah kepada para keluarga dan sahabat beliau, setiap kedipan mata dan hembusan nafas, bahkan sebanyak pengetahuan bagiMu.”
Buku ini tampaknya sangat penting bagi kalangan ulama dan dunia Islam umumnya. Ada sebelas ulama Indonesia dan Malaysia yang memberikan Kata Pengantar dan Sambutan. Beberapa di antaranya adalah Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj MA, Ketua Tanfidziyah PBNU, KH. Ulin Nuha Arwani, KH. Muhammad Ulil Albany, KH. Dr. Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus), Prof. Abdul Dinar, Lc, D.E.S.A. PhD (UAS), KH. M. Cholil Mafia, PhD, dll. Seorang ulama dan dosen dari Universiti Islam Antarabangsa Malaysia (UIAM) bahkan menuliskan bahwa “Selawat Nariyah boleh dianggap salah satu Selawat terpenting di dunia yang pernah dicatat dalam sejarah.”
Saat ini saya baru membaca sampai halaman 99 tapi saya sudah membaca banyak kisah-kisah ajaib dan penuh mukjizat yang sulit dinalar akal oleh orang-orang yang hidupnya mengandalkan logika. Di antaranya adalah bagaimana Kyai Syaikhona Kholil, seorang Kyai ulama asal Madura yang dianggap sebagai seorang wali di zaman dulu bisa menyembuhkan santri yang cadel dengan cara meludahi mulutnya. Yang diludahi mulutnya ini kemudian sembuh dari kecadelannya dan bahkan kelak juga jadi seorang Kyai. Beliau adalah KH R. Asad Syamsul Arifin dari Situbondo.
Saya tidak yakin ada di antara kita yang mau diobati dengan diludahi mulutnya. 😁 Tapi Rasul sendiri pernah mengobati umatnya yang sakit dengan meludahi mulutnya. 🙏
Saya berharap Anda penasaran dengan buku ini. Saya jamin jika Anda seorang pembaca buku maka Anda akan menikmati buku ini sebagai mana saya menikmatinya. Saya ganti uang Anda jika ternyata Anda tidak menikmati buku ini. 🙏😁
Balikpapan, 18 Februari 2021
Satria Dharma