Anda pendukung keras 01, 02, atau 03? Bahkan bersedia berkelahi dan kalau perlu jihad fisabilillah demi pilihan Anda? Tidak masalah. 😁 Yang mana pun yang Anda dukung bersiap-siaplah untuk menerima kenyataan. Ada fakta yang harus Anda terima, suka atau tidak suka – mau atau tidak mau, yaitu bahwa ada kemungkinan capres yang Anda dukung dengan mati-matian bisa kalah dan justru capres yang sangat Anda benci malah jadi. 🥴 Mereka bisa capres 01, 02, atau 03.. Anda bisa saja benci pada salah satu pasangan dan sangat mencintai pasangan lainnya tapi kenyataan nantinya bisa saja yang jadi adalah pasangan orang yang Anda benci.
Apakah Anda bisa dan siap menerima kenyataan itu?
Kalau itu berat maka mulailah BELAJAR menerima kenyataan mulai sekarang. Jangan menunggu setelah pilpres. Jangan sampai Anda tidak siap dan jatuh sakit atau bahkan masuk RS karena ketidakmampuan menerima kenyataan. Kita harus mulai menerima kenyataan dan juga melihat kenyataan bahwa siapa pun pasangan yang terpilih nantinya adalah pasangan presiden dan wakilnya yang telah direstui oleh Tuhan dan disepakati oleh bangsa Indonesia. Mereka adalah bagian dari kita, saudara kita, dan bukan orang lain. Mereka memiliki keinginan dan cita-cita yang sama dengan kita dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaan bangsa meski mungkin dengan cara mencapainya yang tidak seperti yang kita inginkan. Siapa pun nantinya yang akan terpilih adalah SAUDARA KITA. Kita harus bisa menerimanya dengan ikhlas sejak sekarang betapa pun bencinya kita pada pasangan tersebut.
Jika Anda tidak bisa menerima kenyataan tersebut maka hidup Anda akan sengsara dan menderita karena akan ditempeli oleh setan dengki, amarah, benci, beserta kawan-kawannya. Bukan hanya itu, kalau kita tidak bisa menerima kenyataan pahit yang mungkin akan kita terima sebagai konsekuensi dari pilpres ini maka kehidupan pertemanan, kekeluargaan, bermasyarakat, keumatan, dan bahkan bangsa, akan menjadi taruhannya. Kita akan tetap menaruh dendam dan kebencian dalam hati karena tidak bisa menerima kenyataan pahit dan bertekad untuk mempertahankan permusuhan dan kebencian tersebut. Akibatnya perpecahan akan benar-benar tidak terelakkan. Kehidupan yang begitu indah yang diberikan oleh Tuhan pada kita saat ini akan berubah menjadi neraka hanya karena kita tidak bisa menerima kenyataan. Sebagai bagian dari masyarakat intelektual sudah sewajibnya kita berupaya untuk mencegah kemungkinan buruk yang akan menimpa bangsa kita dan bukan justru menjadi bagian dari perpecahan tersebut. Taruhannya terlalu besar dan kita tidak perlu, dan jangan sampai, menuju kesana. 🙏
Beberapa kali debat pilpres kemarin saya melihat semakin tajam dan dalamnya permusuhan antar pendukung. Para capres dan cawapresnya pun semakin renggang hubungannya meski pun sebelum ini mereka adalah teman baik. Kita semakin terlibat dalam suasana permusuhan yang semakin lama semakin merusak jiwa.
Oleh sebab itu saya mengajak semua teman untuk mulai menahan diri dan mulai berpikir panjang akan manfaat dan kerugian yang mungkin akan kita terima baik sebagai individu mau pun sebagai bagian dari masyarakat, umat, dan bangsa Indonesia yang kita cintai ini. Fanatisme yang berlebihan ini telah menyeret kita terlalu jauh dan rasanya kita akan sulit keluar dari kubangan rasa permusuhan dan kebencian antar sesama kalau tidak kita mulai dari sekarang.
Tentu saja itu tidak mudah. Kita sudah terlanjur terlibat secara intelektual dan emosional. Jiwa dan mental kita sudah ada di dalam kubangan tersebut. Oleh sebab itu kita harus mulai dengan tekad dulu untuk mulai menarik diri secara emosional dari setiap aura permusuhan dan kebencian yang muncul di media sosial. Jangan biarkan diri kita tercebur dalam suasana permusuhan, kebencian, dendam, kebohongan, fitnah, dan turunannya.
Kita semua bisa melakukannya. Oleh sebab itu mari kita mulai bersama-sama menahan diri.
Surabaya, 22 Januari 2024
Satria Dharma
Pak, umur saya 25 tahun saat ini… dan saya sangat terinspirasi dari blog yang bapak tulis.. dari perjuangan, percintaan, trevelling, dan kehidupan yang bapak telah bagikan, sangat membantu dan menginspirasi untuk rajin menulis dan membaca hal-hal bermanfaat seperti ini. Terima kasih pak. Salam