Peradilan MK ini sungguh menarik. Ini hanya hanya ada lima tahun sekali. Jadi jangan dilewatkan. 😁 😂
Setiap lima tahun MK harus bersidang karena selalu ada pihak capres yang tidak puas dengan kekalahannya dan menggugat lewat MK. ‘Ini bukan soal kalah dan menang tapi demokrasi dan kebenaran harus ditegakkan’, kata yang kalah dan menggugat. ‘Ayolah kalau begitu.” kata pihak yang digugat.
Pihak yang bertikai akan mengeluarkan semua sumber daya terbaiknya untuk menghadapi lawan yang dihadapi. Pengacara-pengacara dan ahli hukum klas atas akan saling berhadapan untuk beradu argumentasi dan saling menjatuhkan. Mereka akan mengerahkan semua kepandaian mereka untuk saling menjatuhkan dan mementahkan argumen lawan mereka. Saksi, saksi ahli, dan bahkan beberapa mentri didatangkan untuk memperkuat argumen masing-masing pihak. Sungguh mendebarkan sekaligus menggairahkan…! 😁
Bukan hanya para pihak yang bertikai yang saling serang, bahkan para pendukung pihak yang bertikai juga saling serang di medsos. Saya sungguh takjub melihat para pesohor medsos saling serang dan keluarkan argumen terbaik mereka. Buzzer lawan buzzer dan pendukung lawan pendukung. Pokoknya sangat seru…. 😁
Saya sesekali nimbrung… Sekedar untuk melemaskan otot dan stretching saja. 😁 Bagi saya berdiskusi dan berdebat di medsos itu sekedar mind exercise supaya hidup ini lebih bergairah. Mosok ndlahom saja. Tapi kalau sudah saling caci maki dan lontarkan hinaan dan sumpah serapah ya saya minggir saja. Amitaba…! Semoga alam semesta memperoleh kedamaian. 🙏😁
Seorang teman keberatan dengan posting saya tentang Romo Magnis yang dianggapnya kurang menghormati beliau. Wah…! Salah terima nih…! Tentu saja saya menghormati beliau. Apalah saya ini dibandingkan beliau. Tapi kalau ada orang yang kemudian mempertanyakan sikap partisan beliau dan bahkan mengecam beliau karena mau menjadi saksi ahli 03 ya tentu wajar saja. Berpihak pada yang mana pun tentu akan ada resikonya.
Mau diakui atau tidak, begitu bersedia menjadi saksi ahli salah satu pihak yang bertikai, Romo Magnis itu telah memasuki ranah politik praktis (meski katanya beliau hanya bicara soal etika secara umum karena beliau profesor di bidang tersebut).
Dengan jadi saksi ahli 03 yang berhadapan dan berlawanan dengan 02 maka itu artinya beliau sudah masuk gelanggang politik dan turut dalam pertarungan kelompok politik. Pendapat beliau akan dipakai untuk menjatuhkan pihak 02. Dengan menyatakan Presiden bak pencuri dan melanggar etika maka itu jelas menyerang secara telak ke pendukung 02. Itu dianggap sebagai hinaan bagi pendukung 02. Jadi manusiawi juga kalau kemudian beliau dimaki balik karenanya. Itu adalah konsekuensi saja. Tapi saya rasa beliau sadar betul konsekuensi ini dan akan tetap cool.
Beliau tentu paham bahwa beliau bukan sedang memberi kuliah tentang etika di kampus tapi sedang memasuki dunia politik praktis yang sangat kejam. Beliau jelas berpihak ke salah satu kontestan dan menyerang pihak yang lain. Jadi kalau beliau kemudian mendapat serangan balik dari pihak yang merasa dirugikan atau ditentang maka itu sekedar konsekuensi saja. Tidak mungkin tidak. Sudah sewajarnya…
“Tapi Romo Magnis itu hanya menyampaikan ilmu yang dimiliki dan dikuasainya. Beliau tidak mungkin akan menyampaikan selain kebenaran yang diyakininya. Beliau itu bersih dari kepentingan dan hanya menyuarakan kebenaran.”, demikian kata seorang teman pada saya.
“Tentu saja…!” jawab saya. “Saya percaya bahwa beliau menyuarakan kebenaran.”
Tapi tentu saja kita juga tahu yang dimaksud dengan KEBENARAN yang disampaikan oleh beliau di sini adalah ‘Kebenaran Versi 03’ yang digunakan untuk melawan ‘Kebenaran Versi 02’. 😁
Jadi ini adalah ‘kebenaran’ versus ‘kebenaran’. ‘Kebenaran Versi 01 & 03’ versus ‘Kebenaran 02’. Mereka sekarang sedang ‘Adu Benar’ dan kita juga ikut terombang-ambing kesana dan kemari.
Tapi, nikmati saja… 😁 Toh, cepat atau lambat, ini akan berakhir juga.
Balikpapan, 7 April 2024
Satria Dharma