Alhamdulillah akhirnya selesailah pekerjaan rutin istriku di bulan Ramadhan, yaitu bikin kue untuk dijadikan parsel lebaran. Bikin parsel lebaran adalah pekerjaan rutinnya di bulan Ramadhan yang tampaknya benar-benar dinikmatinya. Jadi sejak selesai Subuh ia akan sibuk berkutat di dapur menghadapi adonan dan oven. Nanti kalau menjelang Maghrib barulah ia selesai karena harus menyediakan makanan buka puasa bagi seisi rumah.
Jenis parsel dibagi dua : yang pertama untuk para satpam, tukang sampah, para penjual keliling, dan yang kedua untuk teman-teman, mantan dosen, dan tetangga. Untuk yang pertama lebih ke kebutuhan sehari-hari dan kuenya beli di Transmart saja. Tapi untuk yang kedua harus ditangani secara khusus oleh istri saya. Should be special… 😁
Saya sudah lupa sudah berapa tahun kami menetapkan untuk mengirim parsel lebaran setiap ramadhan bagi para mantan dosen saya di UNESA, teman dekat, dan tetangga. Tapi begitu masuk ramadhan maka itulah tugas yang terpikir oleh istri saya. Ia harus mempersiapkan apa saja isi paket parsel lebaran yang akan diberikan. Sebetulnya saya ingin dia santai saja dan tidak perlu harus membuat sendiri. Bagi saya jauh lebih praktis jika kami beli saja kue-kue yang ingin dijadikan parcel tersebut. Toh banyak juga kue-kue yang spesial yang dijual. Tapi istri saya mana mau. 😎 Baginya kue-kue yang dibagikan haruslah benar-benar enak dan dibikin dengan bahan yang terbaik (tapi jatuhnya harganya lebih murah ketimbang beli di Igor atau Harvest). 😁 Menteganya harus Wijsman dan kejunya Edam atau Kraft. Dia juga hunting untuk beli tas dan pernik-pernik lainnya. Harus ada personal touchnya. Mungkin ini menyangkut reputasinya. Hahaha….! 😂 Makanya begitu saudara-saudara saya tahu mereka juga langsung minta tasnya. Kalau anak-anak di rumah mah pada nggondol kue satu toples masing-masing ke kamarnya untuk cemilan mereka. Untung mereka juga ikut membantu mamanya repot di dapur.
Kadang saya tanya apakah ia tidak capek di dapur terus (sementara saya ngendon terus di kamar ngaji, membaca, dan buka WA) dan dijawab tentu saja capek. Tapi hati yang senang akan membuat letih dan lelah akan hilang. Apalagi kalau saya tawarkan untuk memijat punggungnya. Waktu saya tanya berapa toples yang harus ia sediakan tahun ini ia menjawab 100 toples lebih. Haah…! Lha kok koyok industri kecil saja skalanya. Pantesan hampir dua minggu ngendon di dapur. 😳
Kemarin parsel sudah dikirim semua. Tiba-tiba saya baru teringat keluarga di Kalidami dan Ngagel malah belum masuk daftar. Karena mesin produksi sudah berhenti ya terpaksa kami belikan kue Spikoe dekat rumah saja. 🥺
Alhamdulillah sekali lagi…. Ini ramadhan yang sangat menyenangkan seperti tahun-tahun sebelumnya. Besok kami ke Balikpapan karena akan lebaran di sana bersama keluarga besar kami. 🙏😁
Surabaya, 2 April 2024
Satria Dharma
https://satriadharma.com/