
sadhguru https://www.sadhguruwisdom.org/
Saya menonton video ceramahnya Sadhguru di FB Mas Budi Santosa Purwokartiko tentang ‘belief’.
Saya sudah pernah menonton sebelumnya dan tertarik pada cara pandangnya. Saya juga tertarik pada ajakannya agar kita memikirkan sendiri apa tujuan dan makna kehidupan. Nama aslinya adalah Jaggi Vasudev (lahir 3 September 1957 hanya tiga bulan lebih tua daripada saya). Sadhguru, adalah seorang yogi dan mistikus asal India. Ia mendirikan Yayasan Isha, sebuah organisasi nirlaba yang menawarkan program-program Yoga di seluruh dunia dan terlibat dalam karya sosial, pendidikan dan kegiatan lingkungan hidup. Ia dianugerahi penghargaan Padma Vibhushan oleh Pemerintahan India pada 13 April 2017 atas pengakuan kontribusinya terhadap spiritualitas .
Tapi saya tidak setuju dengan pendapatnya yang menyatakan bahwa kalau kita mengajarkan bahwa ada tempat yang lebih baik dari dunia ini (akhirat) maka itu adalah kejahatan terbesar pada kemanusiaan. Mengapa? Karena, menurut Sadhguru, ajaran ini tak mengizinkan manusia untuk menjalani hidupnya secara utuh dan menyeluruh. Karena mereka berpikir kehidupan nyata yang sesungguhnya itu ada di tempat lain. Hal ini membuat orang melakukan pengeboman bunuh diri (karena yakin bahwa mereka akan masuk sorga). Dia lalu menyindir, “Jika Anda percaya bahwa ada kehidupan yang lebih baik dari dunia ini lantas mengapa Anda tidak kesana sekarang saja?” Masuk akal bukan? 😁
Not really…. 😎
Jadi saya jawab disini sebagai orang yang percaya akan adanya kehidupan yang lebih baik (atau lebih buruk) setelah kita mati kelak dan dibangkitkan. Tentu saja saya tidak bisa membuktikan apakah kehidupan yang saya percayai itu benar-benar ada atau hanya khayalan saya saja. Saya PERCAYA tapi TIDAK BISA MEMBUKTIKAN. Saya percaya bahwa ada sorga dan neraka kelak tapi saat ini tidak bisa membuktikan keberadaannya. Saya hanya percaya begitu saja. 😎
Lalu apa dong bedanya dengan Sadhguru? Kalau Sadhguru TIDAK PERCAYA akan adanya sorga dan neraka tapi juga TIDAK BISA MEMBUKTIKAN. Lha bagaimana dia bisa membuktikan bahwa tidak ada kehidupan yang lebih baik ketimbang di dunia ini lha wong dia sendiri juga belum pernah mati. Lalu apa bukti yang ia miliki? Tidak ada juga kan? Dia hanya PERCAYA tapi TIDAK BISA MEMBUKTIKAN juga. Jadi posisinya sama dengan saya tapi beda keyakinan.
Dengan demikian saya juga bisa menyatakan bahwa orang yang mengajarkan bahwa TIDAK ADA kehidupan yang lebih baik kelak selain hidup kita di dunia saat ini sebenarnya telah melakukan kejahatan terbesar pada kemanusiaan. Mengapa? Karena ia menghalangi manusia untuk masuk sorga kelak. Padahal ia juga tidak punya bukti bahwa nanti tidak ada sorga dan neraka. Dia sendiri belum melewati kematian untuk membuktikannya. Ia JUGA hanya berasumsi. Dan asumsinya tersebut bisa juga disebut sebagai kejahatan besar atas kemanusiaan. Nggih nopo mboten…?! 😁
Setahu saya, tidak ada sama sekali dalam ajaran agama untuk bersegera menuju sorga dengan mencari kematian. Sama sekali tidak ada. Bahkan mereka yang berperang jihad fisabilillah tidak dianjurkan untuk mencari mati dengan segera meski mereka tahu bahwa kematian di medan perang adalah keniscayaan. Bahkan kita DIPERINTAHKAN untuk mencari kebahagiaan di dunia, dan bukan hanya di akhirat kelak.
• Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni’matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) se- bagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu ber- buat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (Al Qasas: 77)
• Dan di antara mereka ada orang yang bendo’a: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka” [127]. (QS Al-Baqarah: 201)
Pertanyaan saya untuk Sadhguru (atau siapa pun yang percaya pada kata-katanya soal absurdnya kepercayaan pada akhirat) adalah APAKAH BENAR bahwa manusia yang percaya pada adanya akhirat, atau adanya kehidupan lain yang lebih baik kelak setelah kita mati, lantas akan menyia-nyiakan kehidupannya di dunia ini? Di dunia ini orang yang relijius (atau kalau boleh saya katakana percaya pada adanya kehidupan lain setelah mati) adalah lebih besar ketimbang yang ateis (tidak percaya pada kehidupan setelah mati). Ada 7,6 milyar manusia yang dikategorikan beragama.
Apakah jika seseorang percaya akan adanya kehidupan yang lebih baik kelak maka itu akan menghalanginya untuk menjalani hidupnya secara utuh dan menyeluruh?
Apakah orang yang beragama akan menyia-nyiakan hidupnya karena kepercayaannya akan akhirat?
Tentu saja tidak.
Lalau dari mana Sadhguru menyimpulkan demikian? Ya karena memang ada orang-orang tertentu yang demikian. Dia telah memberi contoh yaitu para teroris yang mengorbankan jiwanya (dan jiwa orang lain) agar segera masuk sorga.
Tapi berapa gelintir sih orang seperti itu? Itu jelas generalisasi yang berlebihan. Mayoritas orang beragama (apa pun) tetaplah menjalani hidupnya dengan sebaik-baiknya dengan penuh kebermanfaatan meski sekaligus yakin bahwa kelak akan ada kehidupan yang jauh lebih baik baginya. Tidak ada ajaran untuk segera meninggalkan kehidupan dunia demi akhirat. Yang ada justru menjadi manusia yang paling bermanfaat selama kita hidup. Jadi jelas bahwa tuduhan Sadhguru bahwa mengajarkan bahwa ada tempat yang lebih baik dari dunia adalah kejahatan terbesar pada kemanusiaan adalah mengada-ada. Ia mengatakan demikian karena berdasarkan asumsi yang juga tidak bisa ia buktikan.
Sadhguru mungkin tidak sepenuhnya salah tapi jelas bahwa ia tidak sepenuhnya benar juga. 😁
Surabaya, 4 Agustus 2023
Satria Dharma