Seorang pengusaha sukses diminta untuk menjadi pembicara di sekolah anaknya. Dengan bersemangat ia menceritakan kisah hidupnya.
“Saya dulu nakalnya bukan main. Top dah…! Semua guru jengkel sama saya. Pada suatu hari Pak Min almarhum, guru agama, menempeleng saya saking marahnya pada ulah saya. Setelah itu saya sadar dan itu menjadi titik balik dalam hidup saya. Dan inilah saya sekarang… Saya berhasil dalam hidup ini berkat ditempeleng oleh almarhum Pak Min.” Semua orang tua dan guru kagum dan bertepuk tangan mendengar kisah hidupnya tersebut.
“Bapak dan Ibu guru jangan ragu-ragu dalam mendidik anak saya. Kalau perlu ditempeleng ya ditempeleng saja. Saya ingin anak saya lebih sukses daripada saya,” demikian tambahnya dengan bersemangat.
Beberapa hari kemudian anaknya pulang dengan muka biru lebam. Si Bapak heran dan bertanya ada apa.
“Ditempeleng guru-guru, Pak.” jawab anaknya sambil menunduk.
“Kamu nakal ya…?! Tapi kok sampai biru lebam begini ada apa…?!” tanya ayahnya heran.
“Semua guru ikut menempeleng, Pak,” jawab anaknya.
“Kenapa semua guru ikut menempeleng…?!” tanya si ayah lebih heran.
“Kata guru-guru Bapak yang menyuruh mereka. Mereka bangga dengan kisah Bapak dan ingin agar saya lebih sukses daripada Bapak,” jawab si anak sambil meringis.
Tentu saja ini hanya gurauan konyol yang baru saja saya bikin. Saya hanya ingin sedikit tertawa di pagi yang syahdu ini.
Tapi saya juga mau Anda menimbang-nimbang pesan dari lelucon ini. Apakah benar Anda ingin anak Anda lebih sukses daripada Anda dengan cara ditempeleng oleh gurunya…?! Jika ditempeleng adalah metode yang cocok bagi anak Anda maka silakan sampaikan pesan ini pada guru-gurunya. No…. I’m just joking. 🙂
Waktu kelas 3 SMP dulu saya pernah ditempeleng oleh guru agama hanya karena saya pindah duduk di sebelah gadis paling cantik di kelas. Sudah lama saya ingin merasakan bagaimana romantisnya duduk di sebelah gadis cantik tersebut (it must be berjuta rasanya) dan ketika teman sebangkunya tidak masuk karena sakit maka saya tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut. This is it…! Kata saya gembira… Only the brave can make a history…!
Eh, lha kok saya ditempeleng oleh guru agama tanpa babibu…
Tahukah Anda apa yang ada di benak saya waktu itu…?!
Saya menduga si guru agama juga ingin duduk sama gadis cantik tersebut sama seperti saya. Ia juga sudah menunggu-nunggu lama untuk mendapat kesempatan. Tapi karena kalah duluan sama saya maka ia marah dan menempeleng saya. Tolong jangan salahkan saya karena waktu itu saya benar-benar masih culun. 🙂
Apa dampak dari tempelengan Pak Guru pada saya? Terus terang tempelengan tersebut masih berdampak pada saya sampai saat ini. Sampai saat ini…! (sob…!)
Sampai saat ini saya masih lupa siapa nama gadis cantik teman sekelas saya itu. Jangankan namanya, bahkan nama orang tua dan tanggal lahirnya pun saya tidak ingat. Saya menderita lupa ingatan gara-gara ditempeleng…! Wakakak…! Now I always laugh when I remember this
Salam
Satria Dharma
https://satriadharma.com