“Apa tanda-tanda kalau seorang laki-laki berselingkuh, Om?” Seorang keponakan temanku tiba-tiba bertanya. Sebut saja namanya ‘Oxy’.
‘Tanda-tanda selingkuh…?!’. Saya tertegun sejenak. Ini topik yg menarik tapi selalu sensitif, terutama jika menyangkut pada orang-orang dekat.
“Kamu mencurigai suamimu berselingkuh?” tanya saya menggodanya.
“Nggak. Cuma mau tahu aja utk jaga-jaga.” jawabnya sambil tertawa kecil.
“Mana Om tahu…?! jawabku mengelak.
“Om kan gak pernah berselingkuh.”
“Aku nggak tanya pengalaman selingkuh Om. Tenang aja, Om.” jawab Oxy sambil tertawa lebar.
“Kan katanya Om punya wawasan yg luas karena banyak baca.” sambungnya menggodaku.
“Oooo begitu…! Kukira kamu mencurigai Om berselingkuh.” Kataku sambil ketawa lebar juga.
Keponakan temanku ini kerja sebagai EO serabutan, kadang kerja kadang tidak. Suaminya yg tampan dan ramah bekerja di BUMN. Dan mereka adalah pasangan yg sangat serasi dan selalu romantis.
“Tanda-tanda pasangan berselingkuh itu…” saya menarik napas dalam-dalam mencoba menggali pengetahuanku ttg perselingkuhan, “biasanya adalah perubahan sikap yg cukup nampak oleh pasangan yg memahami kebiasaan pasangannya.”. Klise memang.
“Contohnya…?!” ia mulai menguber.
“Kalau biasanya tidak pakai parfum ke kantor tiba-tiba menjadi lebih wangi dari biasanya. Kalau dulunya ke kantor aras-arasan sekarang setiap pagi mau langsung berangkat ke kantor sampai lupa sarapan. Biasanya rambut acak-acakan kini selalu ingin tampil klimis, dll. Tapi itu kalau selingkuhannya orang sekantor lho ya!” jawabku ngasal.
“Nggak ada yg spesifik tah, Om?” tanyanya penasaran.
“Pokoknya lihat saja apa kebiasaan yg berubah dg mencolok. Biasanya menaruh HP sembarangan tiba-tiba selalu dibawa, etc. Suka mojok kalau terima telpon atau SMS tertentu. You can start from that.” jawabku sok tahu.
Itu kira-kira percakapan kami sekitar setahun yg lalu. Oxy dan suaminya tinggal di Jakarta dan kadang kami bertemu di sebuah acara bersama. Lama sekali saya tidak bertemu lagi dengannya sampai beberapa hari yg lalu kami bertemu lagi di Grand City. Ia ada pekerjaan di pameran dan saya sedang cari buku di Gramedia. Saya mengajaknya utk ngopi dan ngobrol di salah satu cafe. Ia masih tetap ceria seperti biasanya.
“Om, ternyata resep Om dulu itu ampuh,” katanya. “Resep apaan,,,?!” tanya saya keheranan.
“Itu lho, Om, soal tanda-tanda selingkuh.”
“Ooooo….!” dan saya tidak tahu harus menjawab apa.
Ia kemudian bercerita bahwa tiga minggu setelah pertemuan kami dulu ia menemukan suaminya ‘hampir’ berselingkuh. Belum benar-benar berselingkuh tapi sudah mulai menjalin hubungan khusus dg seorang teman kerja di kantornya.
“Halah…! Lha wong belum benar-benar selingkuh aja lho!” pikir saya. Pikiran saya langsung lari ke beberapa orang yg saya kenal dan telah benar-benar berselingkuh (dan bahkan hancur berantakan keluarganya). Tapi biarlah saya mendengarkan ceritanya….
Rupanya waktu itu Oxy sudah mulai mengendus adanya aroma gejala perselingkuhan suaminya dan ia mulai mengamati perubahan yg terjadi pada suaminya. Sambil menyedot es kapucinonya ia lalu bercerita….
Semua dimulai ketika tempat kerja kantor suaminya menerima karyawan pindahan seorang wanita dari luar Jawa. Karena ia staf baru maka suaminya yg senior dipercaya utk menjadi supervisornya. Staf baru ini cantik dan selalu tampil dengan dandanan yg menarik. Pokoknya jadi ‘new star’ di kantor suaminya meski semua sudah tahu bahwa ia telah bersuami.
Karena suami Oxy harus membimbing staf baru ini maka mereka berdua kemudian menjadi akrab. Nampaknya ada kecocokan chemistry di antara mereka. Semula suaminya cuma iseng-iseng memuji penampilan si staf baru ini lewat SMS dan si wanita juga balas memuji. Karena si wanita memberi tanggapan maka suaminya menjadi lebih berani dan hubungan mereka meningkat dengan saling memuji dan memanggil dengan lebih mesra. Meski pun setiap hari mereka ketemu di kantor tapi mereka rupanya menganggap pertemuan tersebut masih kurang dan di luar kantor hubungan mereka masih ditambah dengan saling SMS sampai malam-malam. Suami Oxy memanggil staf baru ini dengan panggilan khusus ‘Cantik” dan bahkan terakhir kali suaminya sudah mengajak si wanita utk rendezvous.
“Kok kamu tahu?” tanya saya memotong ceritanya.
“Dari SMS-nya ke si wanita itu” jawabnya.
Tanpa sepengetahuan suaminya ia yg sudah mencium gelagat buruk kemudian nekad membuka HP dan membaca SMS suaminya ketika ia mandi atau ketika keluar kamar. Ia menemukan SMS suaminya ke wanita tsb dengan kalimat “Hai Cantik, ketemuan yok.”
Tentu saja Oxy meradang membaca itu.
Sebelum itu Oxy memang sdh curiga dengan perubahan sikap suaminya (seperti yg pernah saya sampaikan, katanya). Ketika ia menyampaikan sinyal kecurigaannya suaminya mengelak mengakui bhw ada hubungan khusus antara dirinya dg staf baru itu. Suaminya bahkan mengoloknya cemburu berlebihan. Ia memang sudah merasakan adanya tanda-tanda yg mencurigakan tapi jika disampaikan pada suaminya cuma ditepis bahwa tidak ada apa-apa dan cuma urusan kantor. Tapi memang ada perubahan yg mencolok pada suaminya dan ia merasakannya. Suaminya jadi suka dandan berlebihan dan lebih sering belanja pakaian dan sepatu. Penampilannya menjadi lebih dandy. Parfumnya juga bertambah dan semakin menyengat. Kata Oxy. Tapi katanya itu demi klien. Dan Oxy tidak bisa berbuat apa-apa.
Yang lebih mencolok lagi adalah kebiasaan suaminya utk SMS-an dan chatting via HP sampai malam hari ketika Oxy sudah jatuh tertidur. Ketika diingatkan suaminya utk tidak chatting sampai malam ia selalu mengelak dan bilang ada pekerjaan yg perlu diberesi via HP dan juga cuma ngobrol dg teman-teman biasanya. Oxy rupanya mengamati hal ini karena ia sering terbangun malam-malam dan menemukan suaminya masih asyik dg HP-nya sampai larut malam. Sejak itu Oxy berupaya utk mengetahui dengan siapa suaminya berhubungan setiap malam. Karena curiga Oxy akhirnya diam-diam memeriksa HP suaminya ketika suaminya mandi atau keluar kamar.
Nampaknya suaminya cukup cerdik dan selalu menghapus semua percakapan antara dirinya dengan si perempuan. Tapi sepandai-pandainya tupai melompat… Beberapa kali Oxy menemukan SMS yg belum sempat dihapus atau bahkan belum sempat dibaca karena suaminya sdg berada di luar kamar. SMS itu antara suaminya dan stafnya. Dan SMS itu jelas bukan ‘office matters’.
Hati Oxy terbakar tapi SMS mesra itu belum merupakan bukti bahwa mereka telah berselingkuh.
Suatu malam Oxy yg biasa tidur sore dipeluk suaminya sampai tertidur. Tapi ketika suaminya mengira Oxy telah tertidur ia lalu melepaskan pelukannya pelan-pelan dan mulai meraih HP-nya utk chatting lagi. Oxy yakin benar bahwa suaminya menghubungi perempuan tersebut tersebut karena hampir setiap malam mereka memang berhubungan via SMS meski di kantor juga mereka bertemu. Oxy tahu bahwa percakapan khusus mereka itu ‘more than office work’.
Akhirnya malam itu Oxy tidak bisa lagi menahan diri. Ia bangun dan merampas HP suaminya. Di situlah ia menemukan kalimat ajakan rendezvous suaminya dg kalimat mesra “Hai Cantik, ketemuan yok!” meski chat sebelumnya sudah sempat dihapus oleh suami Oxy. Malam itu jadi malam neraka bagi mereka dan Oxy mendesak suaminya utk mengakui semua hubungannya atau ia akan meninggalkannya.
Suami Oxy bersumpah-sumpah bahwa hubungan mereka hanya sekedar saling curhat dan saling memuji satu sama lain. Katanya si perempuan memang simpati dan mengagumi suami Oxy karena kesabaran dan kesantunannya. Tidak lebih. Tapi SMS ajakan utk ketemuan dg bunyi “Hai Cantik, ketemuan yok!” itu jelas bukanlah percakapan urusan kantor. Dan Oxy mendesak suaminya utk mengaku.
Suami Oxy akhirnya mengaku bersalah karena menaruh juga simpati pada stafnya tersebut. Ia juga mengaku bersalah karena berupaya membuat stafnya tersebut juga tertarik padanya. Tapi hubungan khusus ini baru berjalan tiga minggu belakangan ini. Ia memohon maaf yg sungguh-sungguh pada Oxy dan berjanji utk menghentikan hubungan tersebut. Ia sangat mencintai istrinya dan sadar bahwa Oxy sangat terluka karena kepercayaannya pada dirinya telah ia nodai.
Meski demikian ia menjelaskan bahwa itu bukanlah perasaan cinta bahkan sayang pada stafnya tersebut. Menurutnya mungkin itu hanya simpatik karena mereka bisa saling cocok dan saling percaya untuk curhat. Panggilan ‘Cantik’ itu hanya utk keakraban saja. Suaminya juga mengaku bahwa mereka benar-benar pergi berduaan hanya dua kali utk menemui klien. Office matters, katanya. Hanya belakangan hari terakhir suaminya sering cerita curhat sekedar menceritakan masa lalunya pada si staf. Suaminya suka curhat sambil menggoda “Ibu cantik, lagi ngapain…?!” Hanya spt itu, KATANYA.
Saya berupaya utk tidak menyela kisah Oxy. Biasanya kisah begini hanya saya dengar dari gosip dan dari orang lain. Tapi ini dari yg mengalami sendiri.
“So…how’s everything going now?” tanyaku sekedar menimpali kisahnya.
“Ya, udah. Sekarang udah beres.” jawab Oxy enteng. “Kan suami udah minta maaf dan hubungan mereka udah nggak diterusin.”
“Apa mereka masih bertemu di kantor?” tanyaku naif.
“Lha iyalah. Kan mereka se kantor dan ceweknya staf suamiku. Tapi kayaknya mereka udah bener-bener putus dan cuma hubungan kerja aja kok.” Oxy meyakinkanku.
“Kamu benar-benar yakin bahwa suamimu benar-benar sdh tidak main api lagi dg stafnya? What makes you so sure?” tanyaku usil. Tapi setelah itu saya langsung menyesal telah bertanya.
“What can I do except trying to trust him again?” Jawabnya dengan bertanya.
Saya salut. Sungguh tidak mudah untuk bersikap besar hati seperti Oxy. Banyak pasangan selingkuh yg keluarganya berantakan karena pasangan yg dikhianati tidak bisa menerima pengkhianatan pasangannya. Bagi mereka lebih baik berpisah ketimbang meneruskan hubungan yg sudah hancur.
“Can you still love him as before?” tanyaku semakin usil.
“Kalau cinta mah tidak berubah, Om. Aku ini sangat mencintai suamiku dan sangat mempercayainya. Demikian juga suamiku pada aku sehingga aku dulu berpikir bahwa suamiku tidak mungkin akan pernah berselingkuh dg siapa pun. Kayaknya gak mungkin deh dia berselingkuh. Tapi kini aku belajar….”
“Maksudmu…?! tanyaku.
“Tak ada orang yg kebal dg virus selingkuh.” Jawabnya sambil tersenyum kecut.
“Whaaaaat…..?!” Seruku sambil tergelak.
“Ya, Om juga bisa kena virus tersebut jika terpapar cukup lama dan Om membiarkan diri Om terpapar virus tersebut. Sekarang aku belajar bahwa kita semua bisa terkena virus selingkuh sehingga kita mesti berhati-hati. Itu bisa dimulai bila ada teman yg mulai curhat pada kita tentang keluarganya atau pasangannya. Jika curhat ini kita tanggapi maka itu adalah tanda-tanda bahaya. Kita bisa bersimpati pada masalah yang dihadapinya. Kita bisa jatuh kasihan padanya. Banyak perselingkuhan yg terjadi karena dimulai dengan kasihan. Kasihan adalah rasa kasih yg diberi tambahan ‘an’. Dan rasa kasih itu bisa tumbuh menjadi virus perselingkuhan jika memang kita biarkan atau kita pupuk.” Oxy bicara dengan lancar dan bahkan seolah tanpa berkedip.
“Selain itu, Om, kita perlu berhati-hati dengan pujian dan ungkapan kekaguman dari teman kantor lawan jenis. Itu adalah awal dari pernyataan simpati yg akan berkembang ke hal yg lebih serius. Kita bisa sangat menikmati ungkapan pujian dan kekaguman yg dilontarkan kepada kita dan kita juga akan membalas dengan sama. Simpati yg dipupuk sedikit demi sedikit akhirnya akan semakin membius. Perselingkuhan memang dimulai dg hal-hal kecil semacam itu dan jika kita biarkan maka ia akan mampu membius dan menjerat kita. Kita akan dibius tanpa sadar bhw kita telah terperosok di dalamnya.” lanjut Oxy seolah menasehatiku.
“So, you’re an expert in love affair management now, Oxy.” kataku meledeknya. “Thanks for sharing. I really appreciate it. Tapi kalau boleh tahu, mengapa kamu menceritakan ini semua pada Om? Bukannya kamu malu kalau ada orang yg tahu masalah kalian?”
“Kan baru upaya perselingkuhan, Om. Tak ada yg tahu kasus ini. Kami sepakat utk berdamai.” katanya. “Lagipula aku tahu Om suka nulis.” lanjutnya. “Aku ingin Om nulis agar orang tahu bahwa perselingkuhan atau pun percobaan perselingkuhan adalah disaster atau bencana dalam kehidupan rumah tangga. Setiap pasangan harus berupaya utk menghindarinya. Itu seperti narkoba. Jangan coba-coba untuk mencicipinya sedikit pun. Begitu mencoba sedikit maka kita akan ketagihan.” jawabnya.
“Tapi suamimu kan gak sampai berselingkuh. Cuma saling kagum dan cinta platonik barangkali.” sahutku sambil berdiri utk memanggil waiter meminta bill. Percakaan ini sungguh membuatku tertarik tapi saya masih ada acara lain.
“Ya. Tapi seperti orang yang pernah mecoba narkoba, itu pun sudah cukup memberikan kerusakan yg luar biasa pada kepercayaanku padanya. Dulu aku percaya seratus persen padanya tapi kini entah tinggal berapa persen. Aku memang masih mencintainya seratus persen tapi kepercayaanku padanya sudah tergerus. Para suami mesti menyadari itu.” serunya sambil berdiri bersiap-siap utk meninggalkan tempat juga.
“Jadi kamu memaafkan suamimu tapi tidak bisa melupakan pengkhianatannya, begitu?” tanyaku.
“Aku terus berusaha dan selalu minta pada Tuhan agar aku bisa melupakan pengkhianatannya, Om. Tapi sampai saat ini aku masih sering tiba-tiba teringat peristiwa tsb dan hati aku masih juga sakit. Aku merasa sedih bahwa aku belum bisa melupakannya.” jawab Oxy. “Ok, Om, terima kasih sudah mau mendengarkanku. Doakan agar aku bisa berdamai dg hatiku dengan segera. Aku tidak ingin hidup dengan sisa kemarahan yg kusembunyikan seperti ini.”
“Sure, Oxy. I will pray for both of you.” Sahutku bersungguh-sungguh.
Saya menyalaminya dan kami berpisah. Seharian penuh saya termangu-mangu memikirkan nasehat Oxy tersebut. Adakah virus selingkuh juga pada diriku…?!
Surabaya, 5 Juni 2013
Salam
Satria Dharma
https://satriadharma.com
lucu saat membaca bag ini,mengenai perilaku para pria:
“Ketika ia menyampaikan sinyal kecurigaannya suaminya mengelak mengakui bhw ada hubungan khusus antara dirinya dg staf baru itu. Suaminya bahkan mengoloknya cemburu berlebihan. Ia memang sudah merasakan adanya tanda-tanda yg mencurigakan tapi jika disampaikan pada suaminya cuma ditepis bahwa tidak ada apa-apa dan cuma urusan kantor.”
masih saja mengelak dan mengelak pada fakta yg terjadi.. tanpa sadar, sbnarny mereka (para pria) sudah berselingkuh, dgn cara membohongi istrinya.. dan itu menyakitkan..
lanjut pada bag ini:
“Hati Oxy terbakar tapi SMS mesra itu belum merupakan bukti bahwa mereka telah berselingkuh.”
disini, dan di banyak kasus seringkali wanita menahan diri untuk tidak meledak (sangat marah sekaligus sangat sedih) kpd suami hnya untuk menemukan kapan saat yg tepat agar suami tidak mengelak lagi bahkan memutar balikkan fakta.. betapa tegarnya wanita.. bahkan masih mau menerima kembali suaminya.
terima kasih telah sharing pak.. smg bs mjd plajaran dlm hidup.
mungkin maaf bisa ku beri, tapi sakit di hati yang sulit pergi… 🙂
Mnrt saya, tidak ada yang namanya virus selingkuh. Kalo sampe suami atau istri selingkuh, itu tandanya, hubungan / komunikasi mereka dengan partner rumah tangganya tidak beres. Selama suami / istri tidak bisa menjadi yang nomor satu bagi pasangan masing2, maka kualitas hubungan suami istri patut dipertanyakan. Sekali lagi, tidak ada yang namanya virus selingkuh!
mba Oxy-nya hebat,, g ngekang suami setelahnya (enggak minta suaminya mecat si Staff) dan tetap percaya.. 🙂 alasannya *Cinta* hahaha. ternyata urusan Rumah Tangga itu gampang… bukan sekedar bagaimana melayani suami.. =)) yayaya..
selingkuh itu kan penyakit? ya trgntung orang nya ja?