Bagaimana Anda hendak mencapai kebahagiaan? Bersyukurlah bahwa para ilmuwan telah menemukan formulanya. Melalui berbagai studi di Kanada, Amerika Serikat, Inggris, dan negara-negara lain ditemukan bahwa berbuat baik pada orang lain pada skala tertentu yang dikehendaki, entah itu untuk satu orang saja atau bahkan ribuan orang, dapat menciptakan kebahagiaan diri sendiri. Sekarang, Anda tinggal memilih apa peran yang hendak Anda lakukan untuk mengubah dunia, dunia seseorang atau pun ribuan orang, dengan cara Anda yang khas, yang akan mengantarkan Anda pada kebahagiaan tersebut. Dan Anda tidak perlu ragu karena ini sangat ilmiah.
Muchlas Samani dalam bukunya “Semua ‘dihandle’Google, Apa Tugas Guru” menuliskan kekagumannya pada sosok Yudi Latif yang menurutnya cerdas, berpengetahuan, tekun, pantang menyerah, dan idealis. Yudi Latif ikut menyusun konsep Pendidikan Karakter yang dikomandani oleh Muchlas Samani. Ketika bertemu lagi pada 2013 katanya Yudi Latif sedang menyusun buku kisah orang-orang Indonesia yang berkarakter hebat. Menurut Yudi Latif banyak orang Indonesia yang dapat menjadi karakter teladan. Hanya saja tidak ada yang menulis atau menceritakan. Yang dimuat di Koran atau diberitakan di TV pada umumnya yang negatif. Para karakter teladan adalah orang-orang yang mendedikasikan kehidupan pribadinya untuk membangun dunia yang lebih baik dengan segala kemampuan yang dimilikinya. Mereka seringkali adalah para pahlawan pengubah dunia yang menapakkan kakinya di jalan sunyi di mana tak seorang pun bersedia untuk memasukinya.
Buku ke sembilan yang baru saja selesai saya baca berjudul “Jejak-Jejak Pengubah Dunia” karya Miles Roston, seorang penulis sekaligus sutradara film. Buku ini diterjemahkan dan diterbitkan oleh Penerbit Metagraf pada Januari 2012. Buku setebal 470 halaman ini sebenarnya sudah saya baca setengah lebih sebelumnya tapi baru saya selesaikan pagi ini. Buku ini mungkin memiliki semangat yang sama dengan buku yang akan ditulis oleh Yudi Latif. Buku ini bercerita tentang orang-orang dari seluruh dunia yang telah mengerahkan seluruh kecakapan dan kemampuan mereka untuk mengubah kehidupan orang-orang yang kurang beruntung di sekitar mereka. Buku ini menceritakan kisah-kisah nyata yang sangat inspiratif tentang orang-orang biasa, dan bahkan beberapa di antaranya adalah orang-orang yang sangat miskin dan menderita, yang akhirnya menjadi luar biasa. Mereka mengubah hidup mereka menjadi pelita yang menerangi kehidupan orang-orang di sekitar mereka dengan tujuan menciptakan kehidupan dan dunia yang lebih baik. Seperti kata Winston Churchill, “Kita hidup dari apa yang kita dapatkan, tapi kita menciptakan kehidupan dari apa yang kita berikan.”
Berikut ini adalah kisah beberapa dari mereka.
Siri hanyalah seorang guru kampung di Thailand. Tapi ia punya cita-cita. “Saat aku masih kecil aku tak pernah tahu bahwa aku menginginkan pengetahuan. Tapi aku tahu, aku melihat sepasang sepatu di halaman sebuah surat kabar dan aku ingin mengenakannya juga.” Ia kini menjadi seorang guru. Suatu hari ia melihat seorang muridnya yang selalu tampak sedih dan sulit berkonsentrasi. Ia memutuskan untuk mengetahui murid kecilnya ini lebih jauh dengan mendatangi rumahnya. Siri terkejut melihat bahwa muridnya ini tinggal bersama kakeknya yangmenderita skizofrenia sedangkan ibunya berada di rumah sakit. Mereka hampir tidak punya apa pun untuk di makan.
Siri menangis melihat hal ini dan ia bertekad untuk menolong murid kecilnya ini. Ia merasa melihat dirinya dulu. Tapi dulu ia punya cita-cita untuk punya sepatu sedangkan muridnya ini tak punya apa-apa untuk dimakan, apalagi masa depan.
Sejak itu ia mulai mengunjungi rumah murid-muridnya yang lain, utamanya yang memang bermasalah di sekolah. Kebanyakan mereka memang miskin dan menghadapi banyak kesulitan. Ia lalu mengajak guru-guru lain untuk melakukan hal yang sama, mengunjungi rumah-rumah siswa yang tampak membutuhkan bantuan dan pertolongan. Sepuluh tahun kemudian bersama suaminya ia mengorganisir 50 sekolah di wilayahnya mendirikan organisasi guru untuk melakukan hal yang sama. Dengan ini Siri bisa membantu ribuan anak melalui sumbangan pribadi dan masyarakat setempat berupa baju-baju bekas, makanan, atau uang. Siri mengabdikan hidupnya untuk menginspirasi banyak anak untuk meraih cita-cita mereka.
Michael berusia 12 tahun ketika bercerita pada teman-teman sekolahnya bagaimana Yesus disalib oleh bangsa Romawi atas permintaan para pemimpin Yahudi. Carol Rosen, satu dari teman Yahudinya berkata, “Michael, apakah kamu mengira kamilah yang menyebabkan Yesus disalib?”. Michael terhenyak tidak menduga akan ditanya demikian. “Tidak,” jawabnya, “Bukan kalian. Semua itu hanyalah apa yang diajarkan kepada kami selama ini.”
Tiba-tiba Michael sadar bahwa ceritanya tersebut telah membuat teman baiknya merasa tidak nyaman. Ia telah secara tidak langsung telah menuduh temannya sebagai orang yang bertanggung jawab atas disalibnya Yesus. Hal ini langsung memberikannya kesadaran tentang kebenaran yang lebih mendalam.
Michael Bassano akhirnya menjadi seorang pastur yg tinggal di Thailand merawat para penderita AIDS parah yang menganut Buddha. Ia telah kenyang melawan masalah-masalah narkoba, kecanduan alkohol, kekerasan, kemiskinan, dan turunan darinya. Ia adalah pahlawan bagi orang-orang yang dibantunya menyelesaikan masalah mereka. “Seperti Yesus, saya ingin mencintai semua orang tanpa perkecualian.” Tapi Pastur Michael memang sengaja memilih hidup dan berbakti pada orang-orang miskin, pengungsi, dan penderita HIV AIDS di rumah sakit kaum papa yang sedang sekarat di Thailand ketimbang melayani jemaat kaya di AS.
“Jika saya bisa keluar dari penjara ini, saya bertekad untuk melakukan sesuatu yang berarti bagi saya.” Tiba-tiba terlintas pikiran tsb di kepala Mustafa Akka, pimpinan geng Maroko di Belanda. Saat itu usianya baru 21 tahun dan ia sudah malang melintang di dunia kejahatan. Ia didakwa percobaan pembunuhan dan namanya memang selalu muncul pertama kali jika ada kerusuhan. Alkohol, narkoba, dan mariyuana adalah bagian hidupnya sehari-hari. Pacarnya juga sama gilanya dengannya. Ia tidak bisa menjalani kehidupan yang normal karena ia punya banyak catatan kriminal di kantor polisi. Keinginannya dulu utk menjadi pemain bola juga kandas karena kehidupannya yang buruk tsb.
Tiba-tiba ia melihat lintasan hidupnya yang menyedihkan dan terbersit keinginannya utk keluar mencari kehidupan yang berarti.
Tapi ia pimpinan geng…
Apa kata anak buahnya jika ia tiba-tiba sadar dan bertobat di usia semuda itu dengan reputasi yang telah ia bangun di dunia gangster? Sungguh tidak mudah.
Tapi ia telah bertekad dan tekad tersebut ia wujudkan sedikit demi sedikit dengan tantangan besar yang ia hadapi dari lingkungannya.
Mouse, demikian panggilannya, tinggal di perkampungan Maroko di mana tinggal 20 ribu orang tapi dicap buruk oleh pemerintah karena mungkin ada 50 pemuda brengsek yang suka mengacau dan bertindak kriminal dan tidak peduli hukum. Mustafa melihat bahwa ia mungkin bisa melakukan sesuatu. Mustafa berjanji utk menjadi teman bagi anak-anak brandal tsb. Ia mendirikan organisasi Ara Cora dan mengajari anak-anak muda utk bermain bola, hobinya selama ini. Di sini ia mengajarkan tentang pentingnya mentalitas setia kawan, disiplin, saling menghormati, dan memiliki mimpi. Dan ia melakukan perubahan di lingkungannya. Polisi masih selalu mencarinya jika ada masalah di lingkungannya tapi kali ini bukan karena ia dicurigai tapi karena ialah yang pertama kali diharapkan untuk bisa mengatasinya.
Mustafa kini mengadakan festival Ramadhan setiap tahun yang mempertunjukkan orkestra yang dimainkan bersama oleh masyarakat Arab dan Israel di atas panggung. Tak ada lagi permusuhan. Mustafa bahkan bekerja utk orang jompo di komunitasnya utk menemani mereka mengadakan perjalanan ke Auschwitz. Mereka bertemu dengan orang Yahudi yg selamat dari masa Holocaust dan pengunjung lain dari seluruh dunia. Ini membuat mata dan hati mereka melek.
Saat ditanya apa yang diperolehnya dari ini semua, Mouse menjawab, “Secara materi saya tidak mendapatkan apa-apa. Tapi secara emosional-Anda tahu apa yang saya dapatkan? Saat saya melihat seorang bocah laki-laki atau perempuan yang pernah saya tolong akhirnya mampu menjadi sosok terbaik dalam masyarakat, itulah bayaran yang sangat besar bagi saya.”. Mustafa telah mendapatkan kebahagiaannya di dunia ini.
Ada banyak tokoh yang diceritakan dalam buku ini yang kisah-kisahnya sangat menginspirasi. Mereka semua adalah orang-orang yang menyadari bahwa mereka memiliki kekuatan untuk mengubah situasi yang ada dengan membantu satu atau bahkan ribuan orang. Mereka menyadari bahwa meski yang mereka lakukan adalah sekedar setetes air di ember tapi tetesan air itu dibutuhkan untuk mulai mengisi ember. Jika kita tidak memulai langkah pertama maka kita tidak akan pernah melakukan perjalanan panjang.
Surabaya 3 Maret 2017
Salam
Satria Dharma
https://satriadharma.com