Ketika saya sakit dan minta kesembuhan pada Tuhan, apakah Tuhan akan memberi saya kesembuhan? Tidak ada yang tahu. Saya juga tidak. Saya hanya berharap agar sembuh dan memohon pada Tuhan agar diberi kesembuhan. Tahu-tahu saya sudah sembuh dan saya menganggap kesembuhan itu datangnya dari Tuhan. Tapi saya tidak bisa membuktikan bahwa kesembuhan itu datangnya dari Tuhan.
Saya hanya MEYAKINI bahwa kesembuhan saya datangnya dari Tuhan. Tapi saya juga sadar bahwa Tuhan yang memberi kesembuhan adalah keyakinan yang tidak bisa saya buktikan. Dari mana saya bisa membuktikan bahwa kesembuhan saya itu dari Tuhan? Sekali lagi, itu hanya keyakinan saya yang tidak bisa saya buktikan.
Ada orang yang tidak percaya pada Tuhan dan tentu saja dia tidak berdoa minta kesembuhan kalau sakit. Tapi dia sembuh juga dari sakitnya. Tentu saja baginya kesembuhannya bukan berasal dari Tuhan. Kesembuhannya, menurutnya, berasal dari perginya penyakit dari tubuhnya dan pulihnya kesehatannya. Itu adalah pekerjaan metabolisme tubuhnya. Begitu saja…
Tak ada orang beriman yang bisa membuktikan bahwa kesembuhannya berasal dari Tuhan. Kita bisa meyakininya tapi tidak bisa membuktikannya.
Konsekuensi dari keyakinan bahwa kesembuhan itu dari Tuhan adalah maka kita harus meyakini bahwa Tuhan juga memberikan kesembuhan pada siapa saja, baik yang percaya padaNya atau pun yang tidak. Baik yang memohon sembuh atau tidak. Bagi yang percaya dia juga akan sembuh baik dia memohon kesembuhan atau pun tidak. Kesembuhan tidak bergantung pada doa atau permohonan kita untuk sembuh. Toh orang yang tidak percaya pada Tuhan juga sembuh dari penyakitnya. 😎
Jadi apa gunanya orang yang percaya pada Tuhan berdoa minta kesembuhan jika sebenarnya tidak ada bukti bahwa Tuhan memgabulkan permohonannya dan memberinya kesembuhan karenanya? Toh orang-orang yang tidak percaya pada Tuhan juga telah membuktikan bahwa tanpa percaya pada Tuhan dan tanpa meminta kesembuhan mereka juga sembuh. Posisinya sama. 😎
Bagi saya, yang percaya pada adanya Tuhan yang menguasai seluruh jiwa dan raga saya, gunanya berdoa adalah untuk MERASAKAN TAKDIR Tuhan pada saya. Baik sakit atau pun kesembuhan adalah takdir yang diberikannya pada saya. Tuhan ingin agar saya merasakan takdirNya dan menerimanya sebagai karunia dan keberkahan. Sakit dan kesembuhan adalah bentuk rahmat Tuhan pada saya. Perasaan semacam ini tentu saja tidak didapatkan oleh orang yang tidak percaya pada Tuhan. Bagi mereka itu mungkin hanya sekedar nature’s law yang bekerja pada diri mereka. Mereka tidak membutuhkan adanya perasaan semacam itu. Tidak jadi masalah. Saya yang membutuhkannya. 🙏
Apa gunanya berdoa adalah salah satu bentuk pertanyaan kritis saya pada diri saya yang mengaku percaya pada Tuhan dan meminta begitu banyak hal padaNya. Jadi saya menantang apa yang saya yakini dengan pemikiran-pemikiran seperti ini. Saya tantang otak saya untuk mencari jawabannya. Tentu saja tidak semua pertanyaan bisa saya jawab. Tapi itu tidak menghentikan pertanyaan kritis saya pada diri sendiri. Bahkan, setiap kali saya merasa mendapat jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut, semakin banyak muncul pertanyaan lain. 😁
Anehnya, semakin saya bertanya dan berpikir seperti ini semakin percaya saya pada Tuhan dan segala pengaruhNya pada hidup saya. Semakin tunduk dan bersujud saya padaNya.
Sebaliknya, orang yang tidak percaya pada Tuhan tidak pernah memikirkan hal semacam itu dan hal semacam itu tidak pernah masuk dalam pikirannya. Sangat logis… 😎
Tapi ada juga orang yang semula percaya pada adanya Tuhan kemudian setelah dia berpikir dengan kritis ia justru kehilangan keimanannya. Baginya semua itu tidak masuk akal karena tidak bisa dibuktikan. Kepercayaan pada adanya Tuhan itu tidak ada gunanya bagi mereka. Lebih banyak lagi orang yang kehilangan kepercayaan setelah kecewa melihat prilaku orang-orang yang mengaku beriman dan beragama yang ternyata justru bersikap buruk, negatif, dan semena-mena.
Orang yang kecewa dalam hidupnya memang mudah kehilangan kepercayaan pada apa pun atau siapa pun, termasuk pada Tuhan. Saya tidak pernah kecewa dengan hidup saya. Saya memilih bersyukur atas apa pun yang terjadi pada diri saya. 🙏
Garuda CGK – SUB, 1 Mei 2024
Satria Dharma