Ketika kita menyatakan ingin merdeka maka sebenarnya ada dua hal yang harus dijawab. Anda ingin merdeka dari sesuatu atau ingin merdeka untuk mendapatkan atau mencapai sesuatu? 🤔 Dalam hidup ini sebenarnya kita selalu berjuang untuk merdeka. Kita ingin merdeka atau lepas dari sesuatu yang tidak kita inginkan atau kita ingin merdeka agar dapat mencapai sesuatu yang kita harapkan.
Sebagai contoh adalah Kurikulum Merdeka yang baru-baru ini ditetapkan sebagai kurikulum nasional oleh Kemendikbudristekdikti. Sebetulnya apa kemerdekaan yang dimaksud oleh kurikulum ini? Coba kita lihat.
“Kurikulum Merdeka dirancang sebagai bagian dari upaya Kemendikbudristek untuk mengatasi krisis belajar yang telah lama kita hadapi, dan menjadi semakin parah karena pandemi. Krisis ini ditandai oleh rendahnya hasil belajar peserta didik, bahkan dalam hal yang mendasar seperti literasi membaca. Krisis belajar juga ditandai oleh ketimpangan kualitas belajar yang lebar antar wilayah dan antar kelompok sosial-ekonomi.” Penjelasan ini bisa kita lihat pada Kata Pengantar dokumen Kajian Akademik Kurikulum untuk Pemulihan Pembelajaran
Jadi ada beberapa hal yang ingin dicapai oleh kurikulum ini, yaitu merdeka dari atau ingin melepaskan diri dari krisis belajar akibat pandemi. Krisis ini bisa dilihat dari rendahnya literasi membaca siswa dan timpangnya kualitas belajar antar wilayah di seluruh Indonesia. Sebetulnya krisis rendahnya hasil belajar siswa bukan hanya gara-gara pandemi tapi memang sudah sejak lama pendidikan dasar kita tidak kita perhatikan dengan serius, Jadi ini sebenarnya adalah krisis akut yang tidak pernah kita kita tangani dengan benar-benar serius sehingga semakin parah situasinya.
Bagaimana cara yang ditempuh Kemendikbudristekdikti agar dapat keluar dari krisis tersebut dengan Kurikulum Merdekanya? Begini kira-kira
“Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.”
“Tujuan kurikulum merdeka yang pertama, yaitu menciptakan pendidikan yang menyenangkan bagi peserta didik dan guru. Kurikulum ini menekankan pendidikan Indonesia pada pengembangan aspek keterampilan dan karakter sesuai dengan nilai-nilai bangsa Indonesia.”
“Kurikulum Merdeka berupaya memberikan layanan pendidikan yang berpihak pada siswa. Untuk itu, dalam setiap aktivitasnya kurikulum berupaya memberikan ruang kepada guru untuk berefleksi melalui berbagai hal agar kurikulum sesuai dengan kebutuhan siswa.”
Dari pernyataan ini maka kita bisa melihat bahwa para perancang kurikulum ini melihat bahwa kurikulum sebelumnya sudah tidak memadai lagi untuk dijadikan sebagai dasar dalam memajukan mutu pendidikan nasional. Mengapa? Karena dianggap tidak atau kurang menciptakan pendidikan yang menyenangkan bagi peserta didik dan guru sehingga pemahaman konten siswa menjadi tidak optimal dan tidak menguatkan kompetensi mereka.
Jadi singkatnya adalah bahwa Kurikulum Merdeka ini ingin merdeka dari krisis belajar dan timpangnya kualitas belajar dengan cara menciptakan pendidikan yang memiliki pembelajaran intrakurikuler yang beragam dengan metoda belajar yang menyenangkan bagi siswa dan guru. Dengan penerapan Kurikulum Merdeka ini Kemendikbud ingin mengembangkan Soft Skills dan Karakter, memberikan metoda pembelajaran yang fleksibel dengan fokus pada materi yang esensial.
Jadi apa yang dituju dengan Kurikulum Merdeka tersebut? Apa yang hendak dituju dengan kemerdekaan tersebut? Tentu saja yang ingin dituju adalah sesuai dengan Tujuan Pendidikan Nasional yang berbunyi : Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan memiliki budi pekerti yang luhur.
Artikel ini tentu saja sangat sederhana dan tidak memadai untuk menjelaskan tentang apa itu Kurikulum Merdeka yang telah dijelaskan dengan begitu panjang lebar oleh Kemendikbudristekdikti. 😁 Saya menulis ini sekedar untuk melatih otak saya pagi ini untuk membaca dan menulis. Kalau tidak saya latih otak saya akan semakin lemot nantinya. 😎
Surabaya, 16 Maret 2023
Satria Dharma