
Saya harus tetap berangkat ke KL. Kan sayang sekali kalau hanya karena paspor keliru terus saya batalkan untuk jalan-jalan ke LN bersama istri. Istri saya pasti tidak akan bisa menikmati travelingnya tanpa saya (I think… 😎). Saya juga ngapain balik ke Surabaya dan termangu-mangu di sudut kamar ditinggal istri. 😁 Jadi opsinya ya memang harus berangkat sendiri ke KL. Untuk itu ya paspor harus didatangkan dari Surabaya, dengan satu dan lain cara. 😎
Semula opsinya adalah mengirim pakai ekspedisi. Tapi setelah didiskusikan tetap tidak ada jaminan bahwa paspor akan tiba hari ini. Opsi yang lebih praktis adalah meminta anak saya Tara naik pesawat dari Surabaya ke Denpasar. Kalau bisa datang sore ini maka saya bisa terbang ke KL malam ini juga. Tentunya beli tiket baru (ternyata tiket DPS – KUL lebih murah ketimbang DPS – SUB). 😁
Alhamdulillah Tara dapat tiket siang nanti dengan harga dua kali lipat dari harga normal. Apbolbu (apa boleh buat)… Untungnya kok ATM-ku agak gemuk saat ini. So no problem. 😎 Yang penting paspor bisa tiba di DPS sore ini. Insya Allah Tara akan tiba di Denpasar sekitar jam 16:00. Tiket Air Asia baru saya ke KL sore ini adalah jam 19:00. Pas kan…?! 😁
Sebenarnya saya ingin agar Tara langsung balik saja ke Surabaya sore atau malam ini. Tapi harga tiket yang ada tiga kali lipat harga normal. Jian ra mufakat blas kalau ke Bali pas lagi musim liburan dioplos dengan lebaran ini. 🥺 Kalau mau travel via darat ya lumayan murah meski mereka juga menaikkan harganya di musim liburan seperti ini. Opsi lain baginya kalau tidak mau langsung balik ke Surabaya adalah menginap di rumah kost kakaknya yang kosong karena kakaknya sedang di Balikpapan. Ada Wasabi, kucing peliharaan kakaknya, yang menjadi daya tarik bagi Tara untuk tinggal. Terserah dia sajalah…
MANUSIA BERENCANA TUHAN MENENTUKAN.
Meski pun saya telah mengatur segalanya dengan sebaik mungkin tapi ternyata Tuhan jugalah yang menentukan … 🙏
Meski pun kita telah berusaha melakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan tapi Tuhan jugalah yang akan menentukan hasilnya…
Sesungguhnya Tuhan tidaklah menganiaya umatNya tapi manusialah yang menganiaya dirinya sendiri.
Man jadda wajada…. 😎
Tara yang semestinya berangkat jam 13:00 dari Surabaya (jam 14:00 WIT) ternyata baru take off jam 13:33. Terlambat setengah jam. (Terlambat setengah jam mah normal aja sih. 😎)
Saya ke bandara lebih awal dan menunggu Tara di pintu keluar. Wisatawan terus berdatangan dalam rombongan-rombongan besar. Seolah ada kesepakatan mereka selalu berfoto di depan tulisan besar “Bali” berwarna merah yang ikonik itu (kami juga gitu kok! Pokoknya begitu sampai langsung selfie dulu di depan tulisan tersebut).
Pukul 16:40 Tara belum keluar. Belum ada kabar juga apakah ia sudah tiba atau belum. Tentunya belum tiba karena berangkatnya kan terlambat setengah jam. Yok opo sih…! 🤭
Pukul 17:00 Tara belum juga muncul. Saya menelponnya dua kali tapi tidak terjawab. Apakah ia masih di atas langit selat Bali? Saya cek waktu yang dibutuhkan pesawat untuk terbang dari Surabaya ke Denpasar. Hanya 55 menit…! Ini sudah 90 menit kok belum sampai juga. What’s going on? 🥺
Manusia boleh berusaha sekuat tenaga tapi Tuhan juga yang menentukan. Kita hanya bisa pasrah menerima keputusan tersebut. 😔
Jam 17:15 Tara muncul. Alhamdulillah…! Saya segera meluncur ke keberangkatan internasional untuk check in. Saat ini saya sudah duduk dengan santai di Gate 6 B menunggu boarding bersama para penumpang lain. Insya Allah jam 22:00 pesawat saya akan tiba di Kuala Lumpur.
End of story. 😎
Bandara Internasional Ngurah Rai, 28 April 2023
Satria Dharma