
Saya sedang membaca buku “ Berbagi Kebaikan” dan tiba pada artikel ke 24 dengan judul “ Terbaca dan Diestafetkan”.
Begini paragraph awalnya.
“Aku menjadi ketua kelompok pemuda di gerejaku selama beberapa tahun. Salah satu kegiatan yang disukai oleh anak-anak disebut malam ARK (Act of Random Kindness). Beberapa kali dalam setahun, pada Minggu malam, kami bergerak di masyarakat untuk berbuat kebaikan kepada orang lain.”
Saya berhenti dan berpikir. Ini adalah kegiatan remaja gereja, entah di mana kemungkinan besar di Amerika, untuk melakukan kebaikan secara acak kepada orang-orang yang tidak dikenal. Jadi para remaja gereja memang dilatih untuk berpikir dan bertindak melakukan kebaikan apa yang menurut mereka mungkin bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Saya tidak tahu dan tidak bisa membandingkannya dengan kegiatan remaja masjid karena sudah lama saya tidak berkegiatan di masjid selain salat di sana. Tapi saya juga belum pernah membaca hal semacam ini dilakukan di sebuah masjid entah di mana.
Apa saja yang dilakukan oleh remaja gereja ini? Mereka dipecah menjadi kelompok-kelompok kecil dan bertebaran untuk melakukan kebaikan apa pun yang diperlukan oleh masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Ada yang membagikan makanan pada orang miskin, membagikan sarung tangan hangat di musim dingin, mendatangi rumah jompo dan membantu serta mengobrol dengan penghuninya yang sudah lama tidak didatangi keluarganya, dan ada juga yang sederhana tapi mungkin tidak pernah kita pikirkan. Sebagian di antara mereka membuat poster berisi ucapan terima kasih pada kantor polisi, pemadam kebakaran, dll dan menyampaikannya untuk menguatkan moril mereka. Ada juga ide untuk membuat ucapan-ucapan dan pesan positif yang ditulis di kertas Post-It. Tulisan sederhana itu kemudian mereka tempelkan di kaca-kaca mobil yang diparkir di rumah sakit agar terbaca oleh pengendaranya yang mungkin kecapekan karena menunggui keluarganya yang sakit. Mereka berharap bahwa ucapan dan pesan tersebut akan menghibur mereka. Pesan-pesannya adalah :’ Tuhan menyayangimu dan keluargamu’, ‘Tetaplah tersenyum’, ‘Kami mendoakan Anda’, ‘Semoga Anda menikmati hari ini’, dan semacamnya. Sesuatu yang mungkin tidak terpikirkan oleh kita.
Apakah pekerjaan remeh dan ‘lalar gawe’ tersebut bermanfaat? Mungkin bukan itu tujuan utamanya. Tujuan utamanya adalah mengajari para remaja jama’ah untuk berpikir dan bertindak aktif dan langsung untuk membantu masyarakat lingkungan sekitar dengan apa yang mereka bisa lakukan. Jadi bukan sekedar menjejali mereka dengan ayat-ayat suci tanpa pernah mempraktekkan pesan inti dari ayat suci tersebut dalam praktek nyata. Memahami isi dari pesan ayat suci itu penting tapi tanpa mengamalkan atau mempraktekkannya maka itu hanya menjadi kata indah tanpa makna alias nggedabrus. Kita tidak boleh berhenti hanya pada memahami tapi tidak mempraktekkannya. Dalam Alqur’an Surat As-Shaff ayat 3 disebutkan bahwa Tuhan benci pada orang yang hanya bisa bicara tapi tidak melakukan apa yang ia sampaikan itu. “Kabura maqtan ‘indallāhi an taqụlụ mā lā taf’alụn.” Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. Jadi ada peringatan keras dari Tuhan bagi orang yang suka nggedabrus tapi tidak nglakoni apa yang ia sebar-sebarkan dengan kata-katanya.
Dalam kisah pada buku tersebut ternyata ada seseorang yang bercerita bahwa pada suatu hari ia sangat lelah dan tertekan karena masalah berat yang ia hadapi. Pada saat ia hendak mengambil uang di ATM ternyata ia menemukan pesan sederhana berupa kertas Post-It di bilik ATM tersebut yang berbunyi “Tuhan menyayangimu. Nikmatilah hari ini.” Pesan sederhana tersebut ternyata sangat mengena untuknya. Seketika ia merasa mendapatkan kekuatan fisik dan mental untuk menghadapi harinya yang berat itu. Ia keluar dari ATM dengan perasaan segar dan bahagia.
Kita memang tidak pernah tahu apa pengaruh perkataan baik mau pun buruk yang kita sebarkan. Mungkin saja kata-kata kita bisa menghunjam pada seseorang yang tidak kita kenal dan tidak kita ketahui. Mungkin saja kata-kata kita akan memberi semangat, keyakinan, dan kepercayaan diri pada seseorang yang tidak kita kenal. Begitu juga sebaliknya. 🙏
Surabaya, 29 November 2022
Satria Dharma
Well,..altruism adalah milik semua homosapiens..