Pagi-pagi sekali Gus Mek sudah dikelilingi oleh santrinya yang ingin tahu lebih lanjut tentang HTI. Kali ini menjawab argumen dari HTI yang disampaikan oleh para santri.
“Gus Mek, kalau HTI ditolak bukankah itu hal yang wajar saja. Bukankah Rasulullah sendiri ditolak oleh orang Quraisy dakwahnya dan bahkan mau dibunuh. Jadi kalau HT ditolak maka bukankah itu juga menunjukkan bahwa sebenarnya perjuangan HT itu sama dengan perjuangan Rasulullah? .”
“Mikiro sithik, Le. Sudah takdirnya bahwa semua nabi itu ditolak dakwah dan perjuangannya oleh umatnya. Jadi bukan hanya Nabi Muhammad yang ditolak dakwahnya. Bahkan ada nabi yang terbunuh karenanya. Lha kalau penolakan HT di tanah airnya sendiri mau disamakan dengan Rasulullah mbok ya mikir bahwa Rasulullah itu ditolak oleh kaum kafir sedangkan ideologi HT yang dicetuskan oleh Taqiyuddin An-Nabhani itu justru ditolak oleh warga yang sesama umat Islam. Bayangkan sebuah partai politik berazaskan Islam tapi ditolak oleh negara yang berazaskan Islam juga…! Jadi ini negara Islam menolak partai politik Islam. Lha kalau kamu pakai alasan itu sebagai hujah mengapa HT itu ditolak maka sebenarnya HT itu sama dengan PKI karena PKI itu juga ditolak oleh masyarakat dan bangsanya sendiri. Apakah dengan alasan tersebut maka itu menjadikan perjuangan PKI sejajar dengan perjuangan Nabi mendakwahkan Islam? ”
“Bukankah HTI itu memperjuangkan agama berdasarkan Alquran dan Sunnah? Mengapa ditentang? Bukankah itu berarti menentang perjuangan agama Islam?”
“Itulah manipulatifnya orang HT. Mereka selalu menyatakan bahwa diri mereka memperjuangkan agama Islam dengan bersumber dari Alquran dan Hadist. Jadi kalau ada yang menentang mereka maka mereka menuding penentangnya menentang Islam yang berdasarkan Alquran dan Hadist. Ini cerdik tapi sangat manipulatif dan berbahaya. Mereka tidak segan membohongi umat Islam demi kepentingan perjuangan politik mereka. Ingat bahwa HT itu partai politik dan bukan entitas agama Islam. Sedangkan ajaran Islam itu justru meliputi segala dimensi kehidupan. Lha wong HT sendiri menyatakan bahwa mereka adalah partai politik kok mau disamakan dengan ajaran agama Islam yang begitu luas. Itu namanya kurang ajar karena dengan sengaja dan terstruktur mengecilkan arti agama Islam dan mengidentikkan dirinya dengan agama Islam. Coba mikiro sithik… Apakah kalau ada yang menentang partai politik berazaskan Islam seperti PKS dan PKB lantas disebut sebagai melawan Islam? Tidak pernah kan? Itu karena PKS dan PKB tidak manipulatif. Mereka juga menegakkan syariah dan ajaran Islam tapi tidak pernah mengidentikkan perjuangan partai mereka sama dengan perjuangan Nabi Muhammad menegakkan Islam. Itu keterlaluan kurang ajarnya. Orang HTI itu menghembus-hembuskan bahwa menentang HTI atau ‘Partai Pembebasan Indonesia’ adalah menentang perjuangan Islam. Itulah bahayanya HTI. Mereka sangat manipulatif. Pahami ya, Le. Semua partai politik, meski pun berazaskan Islam, itu tujuannya adalah untuk merebut dan memperoleh kekuasaan. Jadi bukan untuk menegakkan kebenaran atau menjadikan Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin seperti yang mungkin kamu dengar dari kampanye-kampanye.”
“Lha kalau sama-sama partai Islam mengapa HTI mau dibrangus sama pemerintah sedangkan PKS dan PKB tidak?”
“Ini pertanyaan yang bagus. Tapi mestinya pertanyaannya adalah mengapa partai yang bertujuan baik untuk membebaskan Palestina dari Israel berdasarkan ajaran Islam ini kok justru dibrangus di negara asalnya sendiri dan juga dibrangus di banyak negara lain, termasuk negara-negara Islam. Padahal 21 negara tersebut tidak janjian dan tidak ada persekongkolan untuk bersama-sama melarang HT. Sebuah negara melarang sebuah organisasi itu tidak main-main lho! Pasti sudah dengan pertimbangan yang sangat cermat dan sudah dimusyawarahkan dengan para ulama di negara masing-masing. Berarti ada yang salah dengan partai politik ini kan? Sama dengan PKI yang akhirnya dibubarkan oleh Indonesia karena partai politik ini membahayakan bangsa dan negara Indonesia. Jadi HT Itu dibubarkan dan dilarang di berbagai negara karena partai ini sangat manipulatif dan membahayakan keamanan negara-negara tersebut. Seperti virus kalau tidak ditangkal maka akan menyebar dan akan sangat berbahaya. Apakah partai ini dianggap membahayakan karena membawa-bawa ajaran Islam? Tentu saja tidak lha wong partai-partai Islam lain dibolehkan, apalagi di negara-negara Islam yang tentunya pemerintahnya berdasarkan ajaran Islam. Apakah PKS dan PKB dianggap berbahaya dan perlu dibrangus karena membawa-bawa ajaran agama Islam? Tentu tidak karena mereka adalah partai Islam yang justru bertujuan untuk menegakkan persatuan bangsa dan negara Republik Indonesia dengan ajaran Islam. Sedangkan HTI itu tujuannya mau mengganti dasar negara kita menjadi kekhilafahan yang gak jelas itu. Jadi tujuannya memang mempengaruhi umat Islam untuk tidak puas dan tidak bersyukur akan berdirinya bangsa dan negara Indonesia dan berupaya untuk mengubahnya menjadi sebuah kekhalifahan yang ilusif itu. Lha kalau setiap hari kerjaannya menjelek-jelekkan pemerintah, bangsa dan negara Indonesia dan menipu umat Islam dengan mengatakan kalau tidak ikut perjuangan mereka berarti ikut perjuangan thagut dan menentang ajaran Islam kan berbahaya sekali. Itulah sebabnya maka partai politik berbahaya ini ditolak oleh negara-negara Islam sendiri dan bahkan di negara asalnya. Jadi negara-negara tersebut tentu tidak ngawur ketika memutuskan bahwa partai politik ini perlu dibrangus.
“Tapi kok katanya banyak ya ulama, cendekiawan, militer, dll yang percaya pada HTI? Mosok sih mereka tidak tahu? Jangan-jangan Gus Mek yang belum paham apa itu HTI.” Kata seorang santri agak nglamak.
“Soal percaya itu memang sulit. Lha wong sekolah sampai sarjana aja masih ada yang percaya bahwa bumi itu datar dan ngotot Muhammad Ali petinju top itu sebenarnya orang Indonesia. Lha nek wis percaya dengan derajat seperti itu maka apa pun penjelasannya akan ditolak. Ini artinya sudah di-brainwashed.
“Gus, katanya kalau mau mengritik HTI kita harus belajar ngaji dulu sama mereka setahun atau dua tahun. Katanya gak fair kalau mengritik tapi belum pernah ngaji Islam sama mereka.”
“Ngaji Islam sama partai politik…?! Lha mbok pikir HTI itu punya pesantren tah…?! Sekolah satu biji pun tidak punya mereka itu karena mereka memang bukan organisasi keagamaan macam NU dan Muhammadiyah yang punya ribuan sekolah. PKS itu lebih mending karena punya sekolah. Tapi HTI puluhan tahun di Indonesia itu tidak pernah punya sekolah. Mereka sendiri menyatakan diri mereka sebagai kelompok partai politik, bukan kelompok yang berdasarkan kerohanian, bukan lembaga ilmiah, bukan lembaga pendidikan (akademis) dan bukan pula lembaga sosial. Lha kamu disuruh ngaji sama siapa? Kalau ngaji tentang Islam ya mengajilah pada ulama-ulama yang mengajarkan agama di pesantren atau perguruan tinggi dan bukan pada partai politik. Disuruh mengaji sama mereka itu artinya kamu akan diindoktrinasi melawan thagut yang dalam hal ini adalah pemerintah Indonesia, jadi kamu akan disuruh demo melawan pemerintah dan negaramu sendiri seperti di negara-negara lain.”
“Lha kok berbahaya gitu, ya Gus?” seru para santri mendengar penjelasan Gus Mek.
“Pikir baik-baik, Le…. Kalau tidak berbahaya kan tidak mungkin 21 negara di dunia melarang partai politik ini. Itu sebabnya kalian harus banyak membaca dengan kritis dan bukan sekedar menerima saja informasi. Sudah, sekian dulu. Mana ya kopiku tadi?” kata Gus Mek menutup diskusi.
Surabaya, 17 Mei 2017
Salam
Satria Dharma
https://satriadharma.com