Seorang teman bule pernah bertanya pada saya, “Are you muslim?”. “Yes,”jawab saya spontan. “Are you Sunni or Syiah?”tanyanya lebih lanjut. Saya kaget dan tidak menduga akan mendapat pertanyaan seperti itu. “Whaat…?! I’m just muslim, neither Sunni nor Syiah,” jawab saya. Bagi saya dulu yang naif seorang muslim ya muslim dan tidak perlu dikategorikan Sunni atau Syiah. Tentu saja saya salah. Teman bule saya itu ternyata lebih tahu banyak tentang sejarah Islam ketimbang saya. Kalau kamu mengaku muslim maka itu tidak cukup. Kamu harus masuk salah satu kategori, entah Sunni, Syiah, Ahmadiah, atau apa lagi gitu. Itu ‘world class category’. Kalau di Indonesia pengkategoriannya lebih beragam . Kamu boleh pilih NU, Muhammadiyah, Persis, NW, FPI, DDI, HTI, dan banyak lagi. Tapi yang ini bukan madzhab tapi organisasi massa atau jamaah. Jadi secara internasional kita itu masuk dalam kategori madzhab besar, yaitu Sunni, dan setelah itu baru ditanya organisasi Islamnya mau masuk mana, NU, Muhammadiyah, Nahdlatul Wathan, FPI, atau apa. Kalau tidak ikut salah satunya berarti Anda ‘Muslim Ronin’. Tapi tolong jangan cari istilah ini di kamus.
Pertanyaan, “Are you Sunni or Syiah?” sebenarnya pertanyaan yang gawat surawat. Soalnya dua madzhab ini tidak akur dan bahkan terjadi peperangan antar madzhab ini sejak dulu sampai sekarang. Jika Anda tinggal di negara-negara muslim yang sedang berperang karena perbedaan madzhab Sunni dan Syiah maka pertanyaan tersebut bisa menentukan nasibmu dan bahkan hidup dan matimu. Suriah yang makmur dan indah sekarang hancur berantakan karena perang yang didasarkan pada perbedaan madzhab ini.
Bagaimana dengan di Indonesia? Sebetulnya sama saja walau pun tidak segawat di negara-negara Islam Timur Tengah khususnya. Hampir seluruh umat Islam di Indonesia itu pengikut Sunni dan hampir tidak pernah kita temui penganut Syiah di antara kita sehingga sebenarnya tidak ada rivalitas antara kedua madzhab tersebut di Indonesia. Tapi toh permusuhan kepada Syiah juga terus dihembus-hembuskan dan Syiah juga dianggap sebagai ‘musuh Islam’. Sekedar dipahami, banyak umat Islam Indonesia yang tidak mengakui Syiah sebagai umat Islam. Bagi mereka Syiah itu bukan Islam dan hanya mereka yang Islam. Mereka mungkin merasa punya sertifikat “Islam Asli” yang ditandatangani oleh Nabi Muhammad sedangkan yang Syiah kata mereka hanya ditandatangani oleh Ali bin Abi Thalib. Entahlah, persoalan permusuhan antar Islam ini memang sudah berlangsung belasan abad dan sampai sekarang masih juga belum akan reda. Di Indonesia pun dituduh Syiah itu berat konsekuensinya. Anies Baswedan dulu pernah dituduh Syiah karena ikut Jokowi. Sekarang ia dipeluk oleh kelompok yang pernah menuduhnya tersebut . Tentu saja stigmanya kemudian dilaundry sehingga ia terbebas dari tuduhan tersebut. Anies kinclong lagi.
Lalu apa hubungannya dengan judul di atas? Tentu saja Ahok bukan Syiah. Muslim saja bukan. Jadi tidak mungkin Syiah kan? Hanya yang muslim yang bakal dituduh Syiah. Sebenarnya saya pakai nama Ahok hanya untuk memancing perhatian Anda membaca artikel saya ini. Saya tahu bahwa Anda antara suka atau benci sama Ahok. Dan biasanya kalau kita suka atau benci maka kita tertarik untuk membacanya. Tentu saja Anda boleh mengelak sambil berkomentar “Move on, dong…!!!” Saya akan pura-pura tidak tahu saja.
Ingat baik-baik… Hanya seorang muslim yang bisa dituduh Syiah. Got that…?! Jadi kalau dipikir-pikir sebenarnya deep in our mind kita masih menganggap Syiah itu muslim. Iya sih, muslim tapi Syiah. Tapi masih muslim kan…?! Hmmm… bukan juga sih. Mereka itu Syiah, bukan muslim. Lho, gimana sih? Ya, begitulah. Jangan coba-coba untuk menalarnya karena ini memang tidak pakai nalar. Kalau pakai nalar maka persoalan Sunni dan Syiah ini tentunya tidak akan berlarut-larut sampai belasan abad.
Kemarin saya Jum’atan di Masjid Al-Falah, masjid kesayangan saya dulu. Sekarang masjid ini semakin miring ke kanan dan membuat saya jadi merasa asing. Di masjid tersebut saya temui pamflet Tabligh Akbar yang diselenggarakan oleh masjid tersebut minggu depan. Yang membuat saya trenyuh dan pengen nangis adalah tabligh tersebut diisi oleh pembicara bernama Dr. Haikal Hasan, Ketua Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS) DKI Jakarta. Judulnya? MUSUH-MUSUH ISLAM….! Ya, Allah…! Umat Islam, utamanya jamaah Al-Falah yang moderat dan keren dulu itu sekarang kok diajari bermusuhan dengan umat Islam Syiah toh…! Senengane kok gegeran ae sih awakmu iku? Wis tuwek kok yo sik ganas sih? Apakah umat Islam itu tidak bisa bikin tema yang agak damai seperti : TEMAN-TEMAN ISLAM, Keindahan Ajaran Islam Menurut Umat Lain, Menuju Rekonsiliasi Umat Islam Dunia, Mari Persatukan Umat Islam Sedunia, Iqra’: Misteri di Balik Perintah Tuhan 14 Abad yang lalu, atau apa kek! (judul terakhir itu pesan sponsor. Itu judul yang selalu saya tawarkan pada presentasi literasi saya di mana-mana. Kalau mau saya bersedia untuk diundang ke mana saja. Harga pertemanan, eh! gratis full. Sumprit…!)
Kapan hari saya membuat sebuah tulisan tentang Syiah. Siapa tahu Anda masih tertarik untuk membaca lebih lanjut tentang persyiahan di Indonesia. Tapi tolong jangan baperan kalau baca status atau artikel saya. Take your breath deeply and exhale slowly. Just relax and feel happy. Kalau kamu kena stroke saya tidak mau dituduh sebagai penyebabnya, apalagi dituduh Syiah karenanya. Cukup Anies saja.
Surabaya, 25 April 2017
https://satriadharma.com2013/07/16/syiah-oh-syiah/
Salam
Satria Dharma
https://satriadharma.com