Ide-ide seringkali datang berkelebat di kepala saya seperti kilatan-kilatan cahaya begitu saja tanpa saya undang. Ide-ide bisa datang kapan saja ia mau. Bisa saja ia datang ketika saya membaca buku, bertemu seseorang, melihat iklan, menonton berita, nyetir mobil, menikmati wajah istri saya yang cantik, ya kapan saja ia mau… Ia tidak memberi kabar lebih dahulu kalau mau datang. Beberapa diantaranya akan terasa seperti petir menyambar dan membuat saya langsung berdiri dari posisi duduk atau berbaring saya. Ide itu benar-benar membuat saya tersentak dan saya harus berjalan hilir mudik utk menenangkan diri utk sementara. Tapi setelah itu saya akan mengalami demam karena terobsesi utk mewujudkannya. I must do it… I must do it…
Eureka Academia yg disampaikan Mas Eko adalah salah satu obsesi itu. Tapi saya tidak akan bicara tentang Eureka Academia saat ini. Biar itu menjadi obsesinya Mas Eko. Hahaha…!
Pagi ini saya terkena serangan ide lagi. Serangan ide pagi ini muncul setelah membaca buku kiriman Mas Mushthafa, guru Pesantren Annuqayah Guluk-guluk, Madura. Bukunya tipis saja dan berjudul “10 Bulan Pengalaman Eropa”. Seperti judulnya, buku ini bercerita tentang pengalaman Mas Mushthafa ketika menempuh studi tentang Filsafat Terapan di Eropa. (Saya sendiri belum pernah ke Eropa dan berharap akan segera ke sana bersama istri saya). Tulisan dan kisahnya begitu indah sehingga membuat saya berpikir alangkah hebatnya jika setiap siswa di Madura bisa menikmati kisahnya…! Alangkah hebatnya…! Dan saya pun sontak diserang oleh ide…! Hanthiiiik….! Dan saya langsung meletakkan buku itu dan berjalan hilir mudik kena serangan.
Saya sudah lama diserang ide tentang membaca sehingga muncul ‘Gerakan Indonesia Membaca’ yg sampai sekarang masih timbul tenggelam entah kapan bisa menjadi sebuah gerakan nasional. Saya sendiri sering merasa heran mengapa saya kok GR seolah bisa melakukan hal-hal atau gerakan-gerakan yang skalanya nasional. Padahal siapalah sayaini… Lha wong cuma pensiunan guru gak duwe gawean aja kok ya rumongso biso melakukan sebuah gerakan yang berskala nasional…! Tapi ide di kepala saya itu mana mau tahu soal saya hanya pensiunan guru. Ide di kepala saya itu maunya POKOKNYA saya harus melakukannya, no matter what…! Itu yang disebut sebagai TEROBSESI. Kita terobsesi oleh ide-ide yang muncul di kepala kita dan kita akan mengerahkan semua kapasitas diri kita untuk mewujudkannya. Tiba-tiba saja kita merasa bisa melakukan ide-ide yang datang tersebut.
Karena ide-ide itu kebanyakan juga tidak realistis (tapi minta direalisasikan) maka seringkali saya mengalami jalan buntu untuk melanjutkannya. Coba pikir bagaimana caranya mewujudkan sebuah gerakan berskala nasional untuk mendorong SEMUA sekolah di Indonesia untuk MEWAJIBKAN siswanya membaca setiap hari (atau minimal tiga kali seminggulah) ..?! You got an idea…?! Saya pikir-pikir ide ini saya ini agak nglamak. Dipikirnya saya ini Mendikbud apa kok punya keinginan muluk-muluk seperti itu? Lha wong Mendikbud aja gak punya ide seperti itu lho…! Tapi ide di kepala saya ini benar-benar persistent, alias ngotot. Pokoke harus jalan. Bukankah saya seringkali ‘sesumbar’ bahwa‘there is a will, there is a way’, sopo sing nduwe karep mesti entuk dalan…?! Jadi berjalanlah saya dengan ide-ide ini …..sampai sekarang! Please, jangan tanya sampai dimanaprogress-nya. Paling-paling akan saya jawab, “Yaaah…! Masih tetap saya jalankan dan ada kemajuan sedikit.” Tapi kalau ditanya apa kemajuannya maka saya tidak akan menjawabnya. J
Lalu apa ‘serangan ide’ pagi ini…?!
Setelah membaca bukunya Gus Mushthafa yang sarjana filsafat Eropa itu saya lalu berpikir alangkah hebatnya kalau orang-orang Madura bisa mengenal salah seorang warganya yang hebat dan membanggakan ini minimal melalui tulisan-tulisannya. Tentu saja banyak orang-orang hebat yang berasal dari Madura tapi Gus Mushthafa ini adalah mutiara terpendam yang perlu ditonjolkan agar dapat dinikmati oleh banyak orang. To hide a beauty is almost a crime. J
Lalu apa yang berkelebat di kepala saya? Yaitu agar bisa mencetak buku kecil Gus Mushthafa ini dan kemudian membagi-bagikannya ke SEBANYAK-BANYAKNYA sekolah di Pulau Garam Madura…! Berapa banyak sekolah di Madura? Mana saya tahu…?! Ide-ide saya ini tidak tahu dan tidak mau tahu soal detil. Itu urusan belakang. Pokoknya jalankan saja dulu. Otak saya langsung berkeliaran mencari cara bagaimana cara untuk mewujudkannya. Dan orang pertama yang mau saya tabrak untuk mewujudkan ide ini adalah Cak Nanang…! Wakakak…! Saya selalu yakin bahwa Cak Nanang selalu ‘hooh’ kalau diajak melakukan hal-hal ‘nyleneh’ seperti ini. Lha wong sepedaan sepanjang Pulau Garam saja dilakoni sama beliau kok. Kurang edhan opo…?! J
Jadi melalui tulisan ini saya mau minta ijin sama Gus Mushthafa untuk mencetak ulang buku tersebut dalam format yang mungkin lebih sederhana agar bisa lebih murah dan kemudian akan kita bagikan ke semua sekolah di Madura, gratis tentu saja. Harapan saya adalah agar lebih banyak anak-anak Madura yang terinspirasi dan suatu saat bisa mengikuti jejak Gus Mushthafa mendapatkan beasiswa untuk studi ke Eropa.
Erooopaaah….! Ayem kamiiing…! (Bahasa Maduranya apa ya…?!)
Surabaya, 22 Nopember 2012
Salam
Satria Dharma
https://satriadharma.com