Maret 29, 2024

0 thoughts on “MENCETAK GURU BERKUALITAS: TANTANGAN DUNIA PENDIDIKAN

  1. Salam mas Satria,

    Dewasa memang apa yang di paparkan mas Satria lebih mendekati kebenaran, akan tetapi negara kita memang sembrono kalu boleh saya bilang , kenapa demikian? anggran yang 20% di APBN aj masih seret turunnya, turunnya juga banyak proses yang harus dilalui, sehingga banyak tikus pula yang menggerogoti, meski budaya brantas KKN mulai meng-GEMA, budaya KKN masih erat dan lekat di pelihara oleh yang menyuarakannya. weleh…weleh…..

    Guru memang harus di perhatikan, Ada aksi pasti ada Reaksi, Alhamdulillah sekarang mulai di sadari hal itu oleh PEmerintah dengan adanya proses Sertifikasi guru (meski masih banyak proses yang tersendat2) dan GAji guru juga mulai di naikkan.

    Akan tetapi, proses pendampingan yang berkesinambungan pada guru dan menjadikan Point of intrest pada Kerja PRofesi guru, menurut saya pribadi masih sangat efektif untuk mendapatkan Guru yang berkualitas. Sehingga dapat mencetak lulusan pendidikan Indonesia Yang Unggul dan kompetitif. Semoga..!

    Bravo Pendidikan Indonesia…!!!

    Salam
    Santos-Unesa 2005
    *mohon bimbingannya, baru belajar menulis..>>

  2. Terimakasih, infonya tentang pendidikan yang berkualitas. Setuju sekali pendapat Pa Satria. Memang seharusnya seperti itu. Mungkin pemerintah kebingunan dari mana mulainya..? untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Ternyata program sertifikasi guru yang diambil. Padahal program tersebut ga yakin akan berhasil menaikan kualitas, persoalannya karena kinerja para guru yang kurang baik. Diberi berapapun tunjangan, kalau tidak ada komitmen dari guru yang bersangkutan untuk meningkatkan komptensinya, sampai kapanpun dunia pendidikan kita akan terpuruk. Semoga tidak…
    Wassalam
    Tien K.

  3. salam mas satria..
    bagaimanapun gambaran pendidikan di negara kita memang mengecewakan. tidak tahu pihak mana yang bersalah dan sebaiknya kita tidak saling menyalahkan. mungkin yang harus kita perbaiki adalah bagaimana agar siswa-siswa berprestasi lebih memilih fakultas pendidikan seperti di finlandia.. bagaimana caranya ?? menimbulkan kesadaran anak-anak bangsa tentang arti penting dunia pendidikan? jauh lebih penting dari pada sekedar nongkrong di jalan n hura2. akan adakah siswa pintar yang lebih rela memilih fakultas pendidikan dari pada kedokteran ?

  4. Pak, q setuju dg pemikiran Bp.
    saya umur 23 th, bru 2 th ni saja mengajar di SD, dgn status guru Wiyata Bhakti dan honor seadanya. Bagai buah simalakama pendidikan di Indonesia, maju tak mau, mundur pun selalu…
    Dgn SDM yang ada, di SD sekitar 80% adalah guru2 “senior”. Mereka kebanyakan lulusan SPG, dan D2. Kadang pemerintah terlalu muluk2 ttg sistem pendidikan kita, tp para guru ya tetap bgtu2 saja dalam KBM, tidak ada peningkatan kualitas sama sekali.. Setuju nda pak???
    Apalagi “guru baru” seperti saya yang ingin menjadi “baru guru” …. honor tiap bulan hanya 200 rb (tahun 1 :100rb, th ke 2: 200rb)
    Sungguh penghargaan yang menempatkan guru pada nilai yang terendah… SAya ingin maju…saya ingin membuat tapi…Dengan income 200rb…
    Tunggulah KeHancuran Negara Ini!!!!

  5. Jangan menyerah, Mas Jatmiko. Saya juga mulai mengajar dengan gaji cuma 17 rb/bln. hanya cukup untuk makan sehari-hari dan tidak bisa nyambi kemana-mana. Tapi hidup itu menyediakan banyak sekali kejutan. 🙂
    Jadi jangan menyerah. Doa saya untuk Anda.
    Salam
    Satria

  6. Wah senang bisa berkenalan dg bapak via internet..terus terang baru hari ini saya buka web bapak..dan setelah buka dan baca-baca tulisan bapak (termasuk profil) saya jadi berkesimpulan bahwa bapak seorang yg sangat peduli thd pendidikan kita…Saya berharap dan berdoa semoga Allah SWT memberi bapak kesehatan dan umur panjang shg bapak bisa berbuat banyak untuk memperbaiki dunia pendidikan kita..amin
    Mungkin segini dulu perkenalannya..oya saya juga punya proyek pendidikan yg kami beri nama Sekolah Alam Nurul Islam di Yogyakarta..mungkin bapak bisa lihat di web sekolah alam nurul islam…Insya Allah kami pengen banyak belajar ke bapak..

  7. Tahun 1987an ada program pendidikan D3 untuk guru FMIPA di UI dan ITB. Kalau dibandingkan dengan mahasiswa IKIP mungkin inputnya lebih baik, karena ada kebanggaan menjadi mahasiswa UI/ITB. Saya sempat kuliah di program ini tapi tidak selesai seblum pindah ke fakultas sastra tahun berikutnya. Teman-teman yang menyelsaikan program ini wajib mengajar ke daerah selama 4 tahun. Saat ini rata-rata mereka telah menyelsaikan S1 bahkan S2 dan menjadi guru-guru terbaik di SMA_SMAn negeri/ swasta. Salah satu teman saya, Venentia Matella, adalah salah satu guru kimia yang pinter ilmu dan teaching methodnya di SMA Santa Ursula Lap. Banteng. Kalau saya bandingkan dia dengan guru kimia lain yang saya kenal,teman-teman saya mantann program khusus ini terlihat lebih berkualitas dan lebih berdedikasi. Kenapa ya? Sekarang program ini sudah almarhum, digantikan dengan program komersil kimia terapan D3, bukan untuk mememnuhi kebetuhun guru tapi pabrik kimia.

  8. eneral – Uppss
    Dua Remaja Terancam 38 Tahun Penjara Karena Ubah Hasil Ujian

    Submitted by : Admin Date : June 22, 2008

    CALIFORNIA – Dua remaja California terancam hukuman 38 tahun penjara karena berhasil mencuri username dan password komputer sekolah untuk mengubah hasil ujian milik mereka.

    Omar Khan dan Tanvir Singh, yang saat ini masih berusia 18 tahun, menghadapi tuntutan berlapis karena membobol kantor guru sekolah Rancho Santa Margarita. Mereka membobol komputer administrasi di sekolah tersebut dan mengubah nilai hasil ujian mereka dari D dan C menjadi A.

    Dilansir melalui PC World, Kamis (19/6/2008), Khan telah ditangkap dua hari setelah kejadian tersebut sedangkan Singh diharapkan dapat menyerahkan diri saat sidang berlangsung.

    Pasal berlapis yang dikenai pengadilan atas tindakan kejahatan yang dilakukan keduanya cukup banyak. Pertama mereka memasuki kantor tanpa ijin, mencuri username dan password komputer sekolah, mencuri lembar ujian sebelum dilaksanakan, dan mengubah nilai ujian mereka serta 12 orang siswa lainnya.

    Tidak hanya itu, Khan juga terjerat hukuman karena menyusupi komputer sekolah dengan spyware sehingga mereka dapat mengakses pusat database sekolah secara jarak jauh sewaktu-waktu.

    Jika terbukti bersalah, Khan akan dijatuhi hukuman 38 tahun penjara sedangkan Singh hanya mendapatkan sanksi 3 tahun penjara saja karena hanya terlibat aksi membobol sekolah dan mencuri lembar ujian bahasa Inggris.

    Sumber : okezone

  9. TERIAK 5 September, 2008
    Posted by Arifin in Hikmah, Pendidikan.
    trackback

    Ini cerita tentang salah satu kebiasaan yang ditemui pada penduduk yang tinggal di sekitar kepulauan Solomon, yang letaknya di Pasifik Selatan. Nah, penduduk primitif yang tinggal di sana punya sebuah kebiasaan yang menarik yakni meneriaki pohon. Untuk apa ? Kebisaan ini ternyata mereka lakukan apabila terdapat pohon dengan akar-akar yang sangat kuat dan sulit untuk dipotong dengan kapak.

    Inilah yang mereka lalukan, jadi tujuannya supaya pohon itu mati. Caranya adalah, beberapa penduduk yang lebih kuat dan berani akan memanjat hingga ke atas pohon itu.

    Lalu, ketika sampai di atas pohon itu bersama dengan penduduk yang ada di bawah pohon, mereka akan berteriak sekuat-kuatnya kepada pohon itu. Mereka lakukan teriakan berjam-jam, selama kurang lebih empat puluh hari. Dan, apa yang terjadi sungguh menakjubkan. Pohon yang diteriaki itu perlahan-lahan daunnya akan mulai mengering. Setelah itu dahan-dahannya juga akan mulai rontok dan perlahan-lahan pohon itu akan mati dan mudah ditumbangkan.

    Kalau kita perhatikan apa yang dilakukan oleh penduduk primitif ini sungguhlah aneh. Namun kita bisa belajar satu hal dari mereka. Mereka telah membuktikan bahwa teriakan-teriakan yang dilakukan terhadap mahkluk hidup tertentu seperti pohon akan menyebabkan benda tersebut kehilangan rohnya.

    Akibatnya, dalam waktu panjang, makhluk hidup itu akan mati. Nah, sekarang, apakah yang bisa kita pelajari dari kebiasaan penduduk primitif di kepulauan Solomon ini ? O, sangat berharga sekali! Yang jelas, ingatlah baik-baik bahwa setiap kali Anda berteriak kepada mahkluk hidup tertentu maka berarti Anda sedang mematikan rohnya.

    Pernahkah Anda berteriak pada anak Anda?

    – Ayo cepat..!

    – Dasar lelet..!

    – Bego banget sih..! Begitu aja nggak bisa dikerjain..?

    – Jangan main-main disini..!

    – Berisik.. !

    Atau, mungkin Anda pun berteriak balik kepada pasangan hidup Anda karena Anda merasa sakit hati?

    – Saya nyesal kawin dengan orang seperti kamu, tau nggak..!

    – Bego banget sih jadi bini nggak bisa apa-apa.. !

    – Aduuuuh, perempuan kampungan banget sih..!?

    – Dasar laki gak punya nyali, ngapain lu jadi suami, nggak becus..!

    Atau, bisa seorang guru berteriak pada anak didiknya :

    – Stupid,

    – soal mudah begitu aja nggak bisa..!.

    – Kapan kamu mulai akan jadi pinter..?

    Atau seorang atasan berteriak pada bawahannya saat merasa kesal:

    – Eh tau nggak..? Karyawan kayak kamu tuh kalo pergi aku kagak bakal nyesel..!

    Ada banyak yang bisa gantiin kamu..!

    – Sial..! Kerja gini nggak becus..? Ngapain gue gaji elu..?

    Ingatlah..! Setiap kali Anda berteriak pada seseorang karena merasa jengkel, marah, terhina, terluka ingatlah dengan apa yang diajarkan oleh penduduk kepulauan Solomon ini. Mereka mengajari kita bahwa setiap kali kita mulai berteriak, kita mulai mematikan roh pada orang yang kita teriaki. Kita juga mematikan roh yang mempertautkan hubungan kita. Teriakan-teriakan, yang kita keluarkan karena emosi-emosi kita, perlahan-lahan pada akhirnya akan membunuh roh yang telah melekatkan hubungan kita.

    Jadi, ketika masih ada kesempatan untuk berbicara baik-baik, cobalah untuk mendiskusikan mengenai apa yang Anda harapkan. Coba kita perhatikan dalam kehidupan kita sehari-hari.

    Teriakan, hanya kita berikan tatkala kita bicara dengan orang yang jauh jaraknya, bukan ?

    Nah, tahukah Anda mengapa orang yang marah dan emosional, mengunakan teriakan-teriakan padahal jarak mereka hanya beberapa belas centimeter.

    Mudah menjelaskannya. Pada realitanya, meskipun secara fisik mereka dekat tapi sebenarnya hati mereka begitu jauh. Itulah sebabnya mereka harus saling berteriak!

    Selain itu, dengan berteriak, tanpa sadar mereka pun mulai berusaha melukai serta mematikan roh orang yang dimarahi kerena perasaan-perasaan dendam, benci atau kemarahan yang dimiliki. Kita berteriak karena kita ingin melukai, kita ingin membalas.

    Jadi mulai sekarang ingatlah selalu. Jika kita tetap ingin roh pada orang yang kita sayangi tetap tumbuh, berkembang dan tidak mati, janganlah menggunakan teriakan-teriakan. Tapi, sebaliknya apabila Anda ingin segera membunuh roh orang lain ataupun roh hubungan Anda, selalulah berteriak. Hanya ada 2 kemungkinan balasan yang Anda akan terima. Anda akan semakin dijauhi. Ataupun Anda akan mendapatkan teriakan balik, sebagai balasannya

    Saatnya sekarang, kita coba ciptakan kehidupan yang damai, tanpa harus berteriak-teriak untuk mencapai tujuan kita.

    Mereka yang bekerja hanya dengan otak tanpa menggunakan hati nurani mereka, maka ia akan mendapat teman-teman kerja yang mati hatinya.

  10. Ketemu lagi Pak Satria…
    ne mau cerita dikit pak. Pekerjaan sbg guru, tampaknya bukan menjadi hal yang prinsipil bagi beberapa teman2 saya. Guru adalah “di gugu dan di tiru. Di daerah saya Cilacap, banyak teman2 saya yang memalsukan masa Wiyata Bhakti mereka untuk mendapat “kesra” ataupun tunjangan yang lain. Pada akhirnya kami yang apa adanya hanya bisa melihat teman2 menikmati kecurangan mereka. Aaaaah kenapa ya Pak, orang yang jujur malah ndak mujur…
    Itu kenyataan pak..
    Minta pendapt Bapak nggih, Matur Nuwun.

  11. Mas Jatmiko,
    Jangan ikut-ikutan mereka yang tergiur dengan uang yang tidak seberapa tapi telah menghancurkan krdibilitas mereka seumur hidup. Sungguh tidak sepadan Mas! Kalau Sampeyan umat beragama tentunya tahu bahwa setiap perbuatan akan mendapatkan balasannya sendiri. Perbuatan tersebut akan mendapatkan balasan kelak di akhirat. Jangan anggap enteng, Mas!
    Selamat berjuang dan bersabar dalam perjuangan.
    Salam
    Satria

  12. Aslmkm Pak Satria…. Setelah membaca web anda, sy mengatakan bahwa anda memang salah satu seorang satria pendidikan ok.., Sy usia 27th. lulusan S1 Pertanian & baru mengajar di SDIT selama 1 smester. Disini sy baru sadar ttg pentingnya guru dlm pembangunan suatu negara/bangsa.komitmen yg tinggi tlah sy tanam dlm diri utk memperjuangkan pendidikan. akan ttp melihat real yg ada yaitu pendidikan mahal, upah guru minim & dukungan pemerintah msh setengah2 sy jd berfikir panjang, mungkin di negeri ini 100 thn kedepan barulah pendidikan kita bs maju dan bersaing. melihat profil anda sy tergugah utk mendalami & belajar dr anda ttg membangun sistem pendidikan yg kuat. sy ingin kenal dgn anda lbh dkt jika itu memungkinkan, Trims.. Wasslmkm…

  13. Mas Satria, apa sih artinya ‘guru yang berpengalaman”? Apakah ‘pengalaman’ diukur dari jumlah jam mengajra dan rentang tahun mengajar? Saya menemukan banyak guru-guru yang begitu bangga karena sudah mengajar selama lebih dari sepuluh tahun dan memandang rendah guru-guru junior yang baru lulus kemaren sore.Padahal kalau saya amati, guru-guru muda ini lebih pintar, lebih greget, lebih mau belajar hal-hal baru misalnya IT, lebih canggih pendekatannya pada siswa/i. Tetapi sekolah menggaji mereka jauh lebih rendah, belum bisa disertifikasi karena dianggap jam terbangnya belum kelihatan. Padahal guru-guru muda ini nyaris isi kepalanya dipenuhi oleh bagaimana membuat materi pengajaran saya besok lebih menarik buat murid-murid, tadi metode penyampaian materi saya sudah tepat sasaran belum ya, dimana saya bisa dapet materi pengajajaran yang lebih menarik? Teman saya seorang guru junior pernah menabrak motor karena ketika menyetir pikirannya sibuk merangkai-rangkai lirik dan nada lagu untuk mengajarkan conditional type 1,2, and 3.

    Kalau saya berkumpul dengan guru-guru senior, omongannya biasanya, “Sudah cek ke BRI, sudah cari belum?” Itulah insentif akreditasi. Topiknya nggak jauh-jauh dari situ. Tetapi kalau ngumpul dengan yang muda-muda, tema perbincangannya seputar penemuan situs yang paling asyik buat cari bahan ngajar. Kok beda ya?

    Saya usul, kalau menilai kinerja guru jangan dihitung dari berapa lamanya, tetapi seberapa produktifnya. Sebelum jadi guru saya kerja di swasta. Di sana kita dihargai bukan karena seniroitas tapi karena output kerja. Kapan sekolah kita bisa begitu?

    Saya pesimis kenaikan gaji guru akan meningkatkan kinerja mereka. Dan saya juga pesimis guru-guru muda yang idealis lama-lama kehilangan etos kerja karena berada dalam lingkungan yang tidak memahami komitmen pekerjaan.

    Saya sebenarnya ingin berhenti pesimis. Tapi setiap saya membaca isi di situs Bapak, tak terhindarkan pesimis saya kambuh lagi.

  14. Dear Lilis,
    Dunia boleh kiamat besok tapi kita jangan berhenti menanam hari ini. 🙂 Itu adalah ‘wisdom’ yang saya baca dan terapkan pada diri saya. Banyak guru yang berkualitas buruk tapi jangan sampai kita terpengaruh olehnya. Kita harus menjadi teladan bagi kebaikan di sekitar kita. Semakin besar tantangan di sekitar kita semakin keras pula upaya kita untuk memperbaikinya. You’re right bahwa lamanya mengajar seorang guru belum tentu membuatnya menjadi guru yang lebih baik ketimbang yang baru. Sama juga dengan menyatakan bahwa tuanya usia tidak berarti menunjukkan semakin bijaknya seseorang.
    Kita mesti bersyukur bahwa ‘we’re not part of the problems’ tapi ‘part of the solutions’ meski hanya bagian yang sangat kecil dalam sistem.
    Menurut saya, kamu perlu turut langsung dalam upaya mencetak guru berkualitas tersebut dengan terus berusaha untuk berbagi ilmu dengan orang-orang yang memiliki keperdulian yang sama dengan kita. Sudahkah kamu ikut KLUB GURU INDONESIA (KGI)? Itu forum yang kita bentuk untuk mengajak sebanyak mungkin guru Indonesia untuk menjadi guru yang berkualitas. Kami sangat membutuhkan guru-guru sepertimu untuk saling berbagi dan bertumbuh.
    There’s no room for pessimism.
    Doa saya untukmu, Lilis!
    Salam
    Satria

  15. Dalam Dunia Pendidikan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat penting dalam Menuju Kehidupan yang lebih baik melalui Software dan Kreatifitas. Kini anda akan dituntun untuk mempelajari tentang kecanggihan teknologi komputer dimana Anda akan merasakan belajar secara Cepat & Mudah untuk menguasai materi tersebut. Siapa pun Anda Guru, Dosen, Mahasiswa, Siswa, Civil, Programmer,Desain, sekalipun Anak-anak. Anda Pasti Bisa.
    Kunjungi website kami : http://www.bamboomedia.net
    email : ayu@bamboomedia.net

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *