Adakah guru yang tidak bisa membaca? Ya, ada! Ia bahkan telah mengajar selama 17 tahun di Oceanside Unified School District. Oceanside adalah kota terbesar ketiga di San Diego County, California. Ya, ini di Amerika Serikat.
Bagaimana mungkin orang yang tidak bisa membaca jadi guru? Apakah ia punya ijazah college agar ia bisa diterima sebagai tenaga pengajar? Ya. Ia ternyata punya ijazah college. Lha kok bisa lulus kalau tidak bisa membaca? Ternyata ia punya strategi khusus agar bisa melewati setiap ujian dengan mencuri kopi ujian dan meminta temannya untuk mengerjakan tugas-tugasnya. “Saya tahu bagaimana membaca sistemnya dan tahu bagaimana membaca orang-orang.” Kata Corcoran, si guru buta huruf ini. Ia menyembunyikan kebutahurufannya ini kepada semua orang, kecuali pada istrinya! Justru istrinyalah yang membantunya selama itu dengan membantunya membaca dan menulis tugas-tugasnya.
Nasibnya berubah ketika ia mendengar bahwa ada program belajar membaca bagi orang tua di Carlsbad City Library. Ia memutuskan untuk mencoba program tersebut pada tahun 1986, meski ia sendiri ragu apakah ia mampu untuk belajar membaca setelah sekian lama membuta huruf.
“Sebagai orang dewasa yang buta huruf, kita biasanya mengira bahwa ada yang salah dengan otak kita dan kita memang tidak bisa belajar,” kata Corcoran.”Jadi kita menyerah begitu saja pada ketakutan akan kata-kata yang tertulis.”
Ia ingat bahwa ketika berbaring di ranjang ia berpikir untuk tidak kembali lagi ke kursus bacanya karena berpikir tentu tidak ada gunanya bagi dirinya.
“Saya ikut kursus karena kasihan pada perempuan berusia 65 th (gurunya yang bernama Eleanor Condit) yang berpikir bisa mengajari saya membaca.
Mereka berdua melakukan program tersebut di ruang pemadam kebakaran di sebelah perpustakaan. Petugas yang membukakan pintu adalah bekas murid Corcoran jadi Corcoran minta pada tutornya berpura-pura bahwa dirinyalah yang mengajar si wanita tua tersebut agar rahasianya tidak terbongkar.
Corcoran mengikuti program tersebut selama 13 bulan dan akhirnya berhasil menghapus status buta hurufnya.
“Ketika saya naik dari tingkat kelas dua ke tingkat kelas enam, saya berpikir saya akan mati dan masuk surga! Hal ini mendorong saya untuk terus belajar,” kata Corcoran
Ia kemudian melanjutkan belajar ke Lindamood Bell Learning Center selama 5 minggu dan mendapat 120 jam pembelajaran intensif. Pada akhir sesi kemampuan membacanya telah naik menjadi setara dengan tingkat Kelas 12.
Apa yang dilakukannya setelah bisa membaca? Ia menulis buku. Saat ini sudah dua bukunya yang diterbitkan.
Musim semi ini Corcoran yang telah berusia 70 tahun akan menerbitkan buku keduanya. “Bridge to Literacy: No Child or Adult Left Behind.” Buku ini mengajak semua pihak untuk memecahkan masalah kebutahurufan. “Sebagai anggota masyarakat kita tidak bisa menyerahkan hal ini sepenuhnya kepada guru.” Katanya.
Buku pertamanya, “The Teacher Who Couldn’t Read” bercerita tentang perjuangannya untuk melewati masa-masa sekolah mulai sekolah dasar, sekolah menengah, kemudian college dan pengalamannya sebagai guru yang buta huruf.
Tambahan :
- Fakta dari National Institute of Literacy
- Lebih dari 20% orang dewasa membaca pada atau dibawah tingkat kelas 5
- 43% dari orang yang memiliki tingkat melek huruf yang rendah hidup dalam kemelaratan
- Pekerja yang tidak punya ijazah sekolah menengah pendapatannya hanya $ 452/bulan
Balikpapan, 29 Januari 2008
Satria Dharma
Diambil dari :
High school teacher who couldn’t read shares his story as an advocate of education
http://www.signonsandiego.com/news/education/20080126-9999-lz1mc26author.html
Gambar diambil dari http://www.chatham-nj.org/coin/mas/first.htm