
Seperti yg dikuatirkan oleh emak dan guru privatnya, ternyata Yufi teledor dan kurang teliti dalam mengerjakan soal UNAS Matematikanya kemarin. Akibatnya ia membuat kesalahan pada sekitar empat nomor di ujian Matematikanya. Tapi jika benar demikian maka ia masih bisa mendapat nilai 90 utk Matematika. Dan itu masih memenuhi targetnya. Targetnya memang mendapat rata-rata sembilan dalam UNAS ini. Meski pun demikian Yufi sangat menyesali kecerobohannya sehingga soal yg semestinya bisa ia kerjakan dengan benar akhirnya salah.
Pertarungannya tinggal hari ini pada bidang studi IPA. IPA terdiri atas Fisika, Kimia, dan Biologi. Dari ketiga bidang studi tersebut Yufi paling cemas pada Biologi. Untuk Fisika dan Kimia ia merasa yakin bisa mengerjakan dengan baik tapi untuk Biologi ia masih merasa gamang. Itu sebabnya ketika belajar semalam ia hanya fokus ke Biologi.
Tante Lena yg jadi guru privatnya juga yakin bahwa Yufi siap menghadapi ujiannya. Bahkan katanya Yufi tidak membutuhkannya utk memahami pelajaran tapi sekedar utk menemaninya belajar.
Pagi ini Yufi akan menghadapi ujian terakhirnya dan tentu saja kami sebagai orang tuanya berharap agar ia bisa mengerjakan soal ujiannya dengan sebaik-baiknya tanpa harus dikotori oleh kecurangan, baik dari dirinya mau pun dari gurunya. Lho…?! Apakah guru juga ikut curang…?!
Halah…! Kok berlagak tidak tahu kayak orang baru keluar dari hutan aja…! Sekarang aja di hutan kita bisa dapat sambungan internet lho…! 😀
Berita tentang kecurangan UNAS berdatangan dari mana-mana dan sebenarnya kita bisa mencarinya sendiri. Anak sulung saya yg di SMA saja dengan entengnya bercerita bahwa ia dengan mulusnya memperoleh kunci jawaban lintas kota berkat BB yg tetap diperkenankan masuk ke kantong siswa dan kemurahhatian para pengawas utk tidak melakukan tugasnya sebaik-baiknya sebagai pengawas. Benar-benar lintas kota karena jawabannya berdatangan dari Samarinda dan Bontang juga katanya. “Tapi aku gak pakai kunci itu kok, Ma.” katanya menenangkan hati emaknya. “Aku cocokkan dengan jawabanku sendiri dan aku lebih yakin dengan jawabanku sendiri.”
“Embel ah…” kataku dalam hati. Lha wong Matematikanya ancur lebur gitu kok. Tentu dia akan memanfaatkan semua kesempatan utk bisa memperoleh nilai bagus dalam Matematika. Kata-katanya masih terngiang-ngiang di telingaku, “Sepandai-pandainya orang Diknas, masih pandai siswalah, Pak!” ketika kutanyakan bagaimana menyiasati paket soal yg berbeda. Oh, my God…!
He was cool when saying this.
Jangankan anak-anak lha wong kita aja yg sudah haji dan umroh bolak-balik kalau ada kesempatan utk ngembat ya ngembat juga.
Berikut ini contoh ttg kecurangan terstruktur yg datang dari Palembang.
“Sejumlah siswa SMP yang baru saja menyelesaikan UN hari ke-2, Selasa (24/4/2012), mengaku dapat mengerjakan UN dengan mudah karena telah dibekali empat paket jawaban dari gurunya, sebelum UN berlangsung. Siswa dianjurkan untuk tidak sembarangan membuang jawaban setelah pelaksanaan UN.
“Kami dapat menyelesaikan UN dengan mudah, bahkan lebih mudah dari try out karena kami sudah memliliki empat paket kunci jawaban yang diberikan guru sebelum UN. Sepertinya para pengawas di kelas tidak terlalu memperhatikan kami,” ujar salah satu siswa saat diwawancarai setelah pulang ujian.” Selengkapnya di http://sindikasi.inilah.com/read/detail/1854462/guru-bagikan-4-paket-jawaban-un
Dari berita ini kita bisa membaca betapa UNAS ini dicurangi habis-habisan oleh guru yg langsung memberikan jawaban kepada siswanya.
Seorang guru di Surabaya juga menceritakan bahwa ia menemukan kertas berisi kunci jawaban ujian matematika di bawah meja siswa setelah ujian usai. Ia menanggapi tulisan saya sebelumnya tentang UNAS YG MOKONG DAN NDABLEK sbb :
“Dan akhirnya saya punya bukti nyata dari Unas yg mokong dan ndablek itu yaitu kerpekan jawaban soal Matematika ada yg tertinggal di bawah meja. Wow…soal tipe A, B, C. D dan E ada semua. Tinggal pilih. Makanya para siswa anteng semua karena ternyata masing-masing sudah memegang kunci. Pantas saja kurang dari setengah jam soal matematika yg bikin mumet itu dilahap dengan enteng oleh para murid tsb. Bahkan hebatnya, kertas buram yg seharusnya untuk oret-oretan menghitung ditinggal dalam kondisi bersih. Anak-anak Indonesia memang hebat, mengerjakan soal matematika tanpa menghitung sama sekali.
Bravo sistem pendidikan Indonesia!”
Tentu ia mengucapkan ‘bravo’ tersebut dengan sinis dan jengkel.
Tapi saya yakin bahwa di SMPIT Istiqamah di mana Yufi bersekolah tidak akan ada guru yg akan bersekongkol dengan siswanya utk mencurangi ujian. Sekolah ini bawa-bawa nama agama dan mendeklarasikan diri sebagai sekolah yg berbasiskan agama Islam. Soal hafalan ayat dan surah Al-Qur’an jangan tanya deh. Fasih…! Selama ini saya juga tidak pernah mendengar ada kecurangan di sekolah ini. Jadi saya sungguh berharap agar benar-benar tidak ada kecurangan di sekolah ini agar saya bisa bilang bahwa at least paling tidak di sekolah anak saya si Tengah ujian berlangsung dengan jujur. Masih ada kejujuran di sekolah kita. Biarlah sekolah-sekolah lain berlomba utk pinter-pinteran mengakali UNAS tapi janganlah sekolah berbasis agama juga ikut nyemplung ke sumur kenistaan. Sungguh ora ilok.
Meski saya yakin anak saya akan memperoleh nilai yang baik dalam UNAS ini, dan itu karena ia dan sekolahnya memang berupaya keras utk mencapainya. Tapi saya juga yakin nilainya akan dipecundangi oleh anak-anak dari sekolah lain yg sukses mengakali UNAS secara terstruktur meski secara akademik mereka jauh dibawahnya.
Life is never fair, I understand. Tapi jika kita membiar-biarkan sistem UNAS yg sesat ini menjadikan anak-anak kita terbiasa, dan bahkan bangga, berlaku curang, maka menurut saya kita ini sudah benar-benar sakit.
Surabaya, 26 April 2012
Salam
Satria Dharma
https://satriadharma.com
Ini cerita lain dari isteri saya…wakakak!! Sori aku tertawa duulu sebelum memaparkannya.
Menurutnya, UN di Jakarta dicurangi habis-habisan ibarat Mike Tyson menghajar lawan-lawannya dengan KO.
Kunci jawaban beredar bukan cuma sebiji. Arus informasi, yang begitu masif dan mudah, membuat kunci jawaban lintas sekolah, lintas guru, lintas dinas, lintas kepsek, seperti air bah. Benar-benar bejibun. “Oorang gilaaa!!” Pekikku.
Kunci jawaban dipastikan benar. Benar bukan berarti 100%. Strateginya, yg penting bisa lulus. Kalau nilai rapor sudah didongkrak, nilai UN tinggal diatur. Hanthiiikkk…kayak remote control aja..!!
Kata isteriku, ada siswa (maaf) gobloknya minta ampun. Karena merasa gak “goblok” itulah, ia berburu kunci jawaban. Saking mudahnya, akhirnya dia dapat kunci jawaban banyak sekali. “Dia dapat lima paket kunci jawaban,” kata isteriku.
Memang setiap kunci diatur tidak sama. Sebagian lainnya sama. entah kenapa, siswa ini binngung sendiri. Mana yg akan dipakai. Saking binguungnya, dia nggak pake semua dan diisi ngawur…hahaha…!!
setelah terbahak, saya jadi sedih. Sangat sedih. Beginikah kondisi pendidikan kita saat ini, bahkan ketika kita semua ingin bangkit dan menjadikan peradaban baru Indonesia.
Tentu hanya para pecundang yang selalu mengutuki keadaan. Bangkit mengisi dan memperbaiki, memberi manfaat, dan merebut hak rakyat untuk cerdas dan jujur!! Nyalakan lilin di mana saja dan terangi semua ruang yang gelap. Saatnya bergerak!!
Habe
asisten rumah tangga saya baru bercerita kemarin, pagi2 sebelum uan (atau unas? saya bingung dengan istilah sekarang) guru smp nya mengumpulkan murid2 dan memberikan kunci jawaban. murid diminta tidak memberitahukan ke orang lain karena murid akan tidak lulus dan guru diberhentikan. jadi dua2nya rugi.
kalau dari smp saja sudah diracun kayak gini, pantaslah generasi masa depan makin jauh dari yang namanya jujur
wew
setiap tahun kita bicarakan ini tapi perbaikannya belum juga datang. langkah apa yang mesti kita lakukan untuk mengatasi sulitnya menyadarkan banyak pihak tentang esensi kata pendidikan itu sendiri. kita belajar di sekolah dan bahkan dipimpin oleh orang-orang yang katanya faham tentang makna sejati pendidikan, nyatanya kita malah sibuk berjibaku dengan hal-hal yang berbau kebohongan, kebahagiaan yang semu, menguras pikiran dan tenaga hanya untuk hal-hal yang justeru menjadi musuh pendidikann yaitu “pembodohan”….
sd rancaloa bandung, jalan cipamokolan bandung, muridnya bawa hp, pengawasnya dikongkalikongin,. pas ujian guru meng sms kunci jawaban, makanya anak-anak tukang maen, males, gblok super goblok, jagi bohong, tidak jujur …nemnya fantastiiiiik
mari kita yang masih disayangi Tuhan , sama-sama berdoa memohonkan azab dunia dan kahirat bagi semua yang terlibat dalam kecurangan, sebab nilai ujian SD dan SMP dipakai buat bersaing masuk smp dan sma…….
selamat bagi sekolah favorit, kalian diserbu para benih koruptor dan penjahat yang jagi tipu namun otaknya kosong, selamat kalian diserbu benih-benih ahli bohong