“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya…”
Kabar terbaru soal wabah Coronavirus sampai hari ini adalah:
– 46 kematian baru di Tiongkok sehingga jumlah korban menjadi 259.
– Sekitar 2.100 kasus baru dalam 24 jam terakhir, sehingga totalnya menjadi hampir 12.000 kasus menurut data Organisasi Kesehatan Dunia dan Cina. Sebagian besar kasus ada di China; sekitar 100 kasus telah dikonfirmasi di 21 negara lain.
– Berbagai negara telah melakukan upaya untuk menghentikan masuknya pendatang yang baru saja mengunjungi China ke negaranya dan hanya membolehkan warganya sendiri masuk.
– Warganegara yang baru saja datang dari Provinsi Hubei dan mau masuk kembali ke negaranya harus mengikuti prosedur isolasi selama dua minggu sebelum boleh kembali ke keluarganya.
– Hampir semua penerbangan dunia ke dan dari China dibatasi atau dihentikan sementara. Sekitar 10.000 penerbangan telah dihentikan sementara sejak merebaknya wabah ini.
– Beberapa negara mengevakuasi warganya dari Hubei. Korea Selatan, India, dan Bangladesh telah menerbangkan ratusan warga mereka pulang dari Wuhan, sementara Indonesia dan Turki juga telah mengirim pesawat ke sana untuk menjemput warganya. Senin, ini militer Rusia akan mulai mengevakuasi warga Rusia dari daerah yang terkena dampak di China.
– Para WNI yang dipulangkan dari Wuhan akan dikarantina di Pulau Natuna sebelum dikembalikan ke keluarga masing-masing (tapi rencana ini didemo dan ditolak oleh warga Natuna).
Pada intinya wabah virus ini masih dianggap belum bisa dikontrol dan kewaspadaan justru semakin ditingkatkan mengingat bahwa China (dan dunia) belum menemukan cara paling tepat untuk menghentikan semakin merebaknya virus ini. Manusia dengan segala pengetahuan, kecerdasan, dan teknologinya masih keteteran menghadapi mahluk tak kasat mata ini.
Bagaimana Anda menyikapi semua ini? Apakah ini membuat Anda semakin panik, cemas, takut, putus asa, apatis, marah, mengutuk ke sana kemari, menyebarkan sikap cemas dan takut Anda ke mana-mana, dan berbagai sikap negatif lain?
Saya rasa itu tidak ada gunanya. Untuk apa…?!
Sikap paling tepat adalah bersikap waspada dengan terus menjaga kesehatan pribadi dan keluarga dan tetap bertawakal pada Tuhan. Percayalah bahwa Tuhan tidak akan membebani seseorang dengan cobaan yang melebihi kemampuannya. Apa yang diturunkan oleh Tuhan di Wuhan ini bukan pertama kalinya dan mungkin juga bukan terakhir kalinya. Kalau Anda menganggap bahwa virus ini adalah hukuman bagi rakyat China maka Anda perlu tahu bahwa negara Arab Saudi, tempat kota paling suci bagi umat Islam berada, juga pernah kena wabah virus sejenis. Wabah virus corona di Wuhan, China bukan yang pertama kali terjadi di dunia. Wabah sebelumnya adalah Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus (SARS-CoV) tahun 2003 di Asia dan Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV) tahun 2012 silam di Arab Saudi. MERS-CoV diketahui pertama kali ditemukan pada 2012. MERS-CoV dilaporkan memiliki tingkat kematian lebih tinggi daripada SARS-CoV yakni sebesar 37 persen. Di Arab Saudi tercatat 22 orang meninggal dunia dari 44 kasus yang terjadi. Pada 2013, penyakit ini mewabah ke negara-negara di Eropa, seperti Inggris, Perancis, Jerman, dan Italia (dan meski pun warga Indonesia yang umroh ke Arab Saudi mencapai ratusan ribu tapi kita blahi slamet tidak ada yang terkena). WHO sempat mengeluarkan peringatan bahwa MERS-CoV dapat menjadi ancaman dunia. Jadi jika Anda bilang bahwa China kena hukuman Tuhan dengan Coronavirus maka Anda juga mesti menyatakan hal yang sama pada Arab Saudi. Sampeyan berani ngomong begitu…?! 😀
Sebaiknya jangan. Bukankah katanya cobaan dan penyakit merupakan tanda kecintaan Allah kepada hamba-Nya? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala jika mencintai suatu kaum, maka Dia akan memberi mereka cobaan.”(HR. Tirmidzi, shahih)
Coronavirus ini telah menjadi wabah berkali-kali di berbagai tempat. Lagipula wabah virus ini belum ada apa-apanya dibandingkan virus lain yang pernah menyerang dunia. Virus cacar umpamanya. Virus ini sebelum dibasmi oleh program vaksinasi yang dimulai dengan serius pada pertengahan 1960-an telah menewaskan sedikitnya 300 juta orang di abad ke-20. Bayangkan skala kematiannya yang mencapai jumlah ratusan juta di seluruh dunia ini.
Untuk diketahui, penyakit ini sudah ada sejak berabad-abad yang lalu dan telah terdeteksi dalam sampel jaringan yang diambil dari mumi-mumi Mesir kuno. Pada abad ke-18 sekitar 400.000 orang Eropa setiap tahunnya meninggal akibat penyakit ini. Banyak korbannya yang bisa bertahan tapi menjadi buta atau cacat.
Selain cacar, Flu Babi diperkirakan telah menewaskan sedikitnya 285.000 orang dan mungkin hingga 580.000 orang. Virus ini adalah varian dari H1N1, infeksi yang sama yang menyebabkan Flu Spanyol pada 1918 yang mengerikan. Sekedar informasi, sebanyak 20% orang di bumi terinfeksi virus ini. Saat itu, di AS ada 113.690 kasus terkonfirmasi dan lebih dari 3..000 kematian. Varian lain pada virus yang sama, seperti epidemi Flu Asia 1958 dan 1968, sebabkan jutaan kematian di seluruh dunia.
Jauh sebelumnya, Kematian Hitam (Black Death) yang melanda Asia dan Eropa pada 1340-an dan 1350-an juga salah satu pandemi paling ganas dalam sejarah manusia karena mengakibatkan kematian sekitar 75 hingga 200 juta orang. Sejarawan Norwegia Ole Benedictow memperkirakan bahwa jumlah kematian mungkin lebih besar. ” Kemungkinan bahwa Kematian Hitam menyapu sekitar 60 persen populasi Eropa. Diperkirakan populasi Eropa pada saat itu adalah sekitar 80 juta. Ini berarti bahwa sekitar 50 juta orang meninggal karena wabah Black Death.” katanya.
Penyakit yang baru? HIV/AIDS adalah salah satunya. AIDS pertama kali dilaporkan secara klinis pada 5 Juni 1981. Saat ini, sekitar 40 juta orang saat ini terinfeksi HIV dan 35 juta telah meninggal karena AIDS sejak virus itu diidentifikasi. Lebih dari satu dari empat kematian (28%) di Afrika Selatan dan Botswana pada 2017 disebabkan oleh HIV / AIDS. Di Indonesia saja ada 620.000 orang yang terkena penyakit ini. Lima provinsi dengan jumlah kasus HIV tertinggi yang menempati peringkat satu sampai lima adalah: DKI Jakarta (62.108), Jawa Timur (51.990), Jawa Barat (36.853), Papua (34.473), dan Jawa Tengah (30.257).
Virus yang sampai sekarang menghantui Indonesia adalah virus DBD (Demam Berdarah Dengue). Demam berdarah adalah penyakit yang selalu masuk 10 penyakit berbahaya di dunia, terutama di daerah tropis. Ditularkan oleh nyamuk, demam berdarah bisa terjadi pada 50 sampai 100 juta orang dalam setahun. Bahkan ada dua miliar orang yang tinggal di negara tropis terancam demam berdarah. Memasuki minggu pertama bulan Februari 2019, jumlah penderita demam berdarah terus meningkat.
Kementerian Kesehatan mencatat pada periode 1 Januari hingga 3 Februari 2019 penderita demam berdarah di Indonesia mencapai 16.692 dan 169 orang meninggal dunia. Tapi ini termasuk penurunan karena dibandingkan tahun 2016 lalu yang merupakan puncak kasus demam berdarah dengan total penderita 204.171 orang dengan korban 1.598 orang.
Jadi sebenarnya kita ini dikepung oleh berbagai wabah penyakit dan saking banyaknya kasus sampai kita sudah merasa biasa saja dan tidak merasa panik (kecuali kalau ada keluarga kita yang kena penyakit tersebut). Jadi Coronavirus Wuhan ini belum ada apa-apanya. Dunia gempar karena melihat betapa seriusnya Pemerintah China berupaya mengatasi virus ini sebelum benar-benar meledak lebih dahsyat. Seluruh dunia menonton dengan penuh perhatian bagaimana Pemerintah China mengeluarkan semua daya dan kemampuannya menghadapi virus baru ini.
Sebagai umat Islam kita harus percaya bahwa Tuhan tidak akan menurunkan suatu bencana tanpa ada hikmah di baliknya. Hikmahnya bagi saya pribadi adalah bahwa saya semakin sadar bahwa Tuhan bisa menguji manusia dengan segala kecanggihan ilmu pengetahuannya tersebut agar lebih meningkatkan pengetahuannya hanya dengan mengirimkan virus yang sungguh sangat kecil dan tak mampu terlihat oleh mata telanjang. “Nih virus baru. Coba gunakan semua pengetahuanmu yang telah Aku berikan untuk mengatasi akibat yang mungkin ditimbulkannya.” Mungkin begitu kata Tuhan pada manusia. “Baiklah…! Kami akan mengeluarkan semua daya dan upaya terbaik kami untuk menghadapi virus ini. Kami tidak akan pernah menyerah dan akan terus memberikan yang terbaik dari apa yang mampu kami lakukan untuk menghadapinya.” Mungkin begitu jawab manusia yang berilmu pengetahuan. 😊
Allah berfirman: “Dan Sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS 2: 155)
Ada diantara kita yang tak sanggup menghadapi ujian itu dan boleh jadi ada pula diantara kita yang tegar menghadapinya. Al-Qur’an mengajarkan kita untuk berdo’a: “Ya Tuhan kami, jangnlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya…”(QS 2: 286)
“Tiada seorang muslim yang ditimpa musibah lalu ia mengatakan apa yang diperintahkan Allah (yaitu): ‘Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun, wahai Allah, berilah aku pahala pada (musibah) yang menimpaku dan berilah ganti bagiku yang lebih baik darinya’; kecuali Allah memberikan kepadanya yang lebih baik darinya.” (HR. Muslim no.918)
Bagaimana kalau kita tidak terima dengan semua cobaan dari Tuhan ini? Dalam sebuah hadis qudsi Allah berkata: “Siapa yang tak rela menerima ketentuan-Ku, silahkan keluar dari bumi-Ku!”
Sampeyan apa siap dengan konsekuensi tersebut…?! 😀
Surabaya, 2 Februari 2020