“Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang di bumi seluruhnya. Tetapi apakah kamu (hendak) memaksa manusia agar mereka menjadi orang-orang yang beriman?” (Yunus 10: 99)
Saya hampir saja bersyukur bahwa mutu berpuasa umat Islam Indonesia semakin membaik dengan hilangnya kebiasaan untuk membuat spanduk “Hormatilah orang yang berpuasa” yang dipasang di mana-mana. Dulu memang begitu. Begitu ramadhan masuk maka spanduk bertuliskan “Hormatilah orang yang berpuasa” akan bertebaran di mana-mana seolah Ramadhan adalah bulan untuk menghormati orang yang berpuasa. Orang berpuasa HARUS DIHORMATI. Siap graaak…! 😁
Bagi saya spanduk tersebut justru merupakan ‘penghinaan’ bagi orang berpuasa. Spanduk itu seolah mau mengatakan bahwa kami orang yang berpuasa ini sangat menginginkan penghormatan dari orang yang tidak berpuasa sehingga kami harus mengingatkan mereka. Awas kalau kalian tidak menghormati…! Sudah lapar, haus, dan lelah begini kok tidak dihormati. Gimana sih…! Ayo pasang spanduk…! 😎
Bagaimana caranya untuk menghormati kami yang sedang berpuasa dan sedang soleh ini? Salah satunya ya jangan membuka warung di siang hari, apalagi sejak pagi. Itu namanya menantang keimanan kami. Kami tidak bisa dibegitukan. Jadi kalau ada warung yang buka pagi atau siang hari ya kami grebeklah, coy…! Kami akan melarang tindakan yang tidak menghormati orang beriman yang sedang berpuasa seperti kami ini. Jangan mengusik keimanan kami ini. Kalau mau buka warung ya sore hari saja agar tidak terlalu mengganggu keimanan. Dan itulah yang terjadi di beberapa daerah. Kami, para orang-orang beriman ini, melarang dan tidak akan segan-segan menggrebeg warung atau pun resto yang buka siang hari.
Itu dulu…. 😎
Sekarang saya tidak melihat lagi adanya spanduk penghormatan pada orang berpuasa. Mungkin kami sudah merasa cukup dihormati dan kami sudah agak longgar dengan warung yang mau buka siang atau pagi hari. Kecuali di Ciawi…. Santri di Ciawi saya baca menggrebeg KFC yang buka siang hari. Dan saya kok merasa sedih ya… 😔
Kalau di Surabaya tidak ada santri yang lalar gawe mau menggrebek warung atau pun resto yang buka 24 jam sekali pun. Di Surabaya kami punya prinsip “Poso karepmu, gak poso karepmu. Warung tutup karepmu, buka yo karepmu.” Tidak ada yang mau usil dengan warung atau resto yang buka. Tidak ada yang mau usil siapa yang puasa dan siapa yang tidak. Sak karepmu…!
Tapi kalau ada bagi-bagi nasi kotak gratis aku kabarono, rek…! 😁
Sila buka tulisan saya tentang hal ini 11 tahun yang lalu.
HORMATILAH ORANG YANG (TIDAK) BERPUASA
Surabaya, 25 Maret 2024
Satria Dharma