Pertengkaran masalah pilpres di salah satu WAG yang saya ikuti semakin tajam. Mereka saling kirim berita dan video yang saling menjelekkan calon lawan meski berpotensi bohong dan fitnah tanpa mau tabayun lebih dahulu. Pokoknya serang…! 😎
Akhirnya saya terpaksa jadi khotib sebelum Jum’at. 😁
Dear all teman-teman sesama pensiunan
Apakah Anda tidak benar-benar mengimani pernyataan Tuhan bahwa menyebarkan berita bohong adalah dosa besar? Surah Al Hujurat ayat 6, menyatakan āHai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaan yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.ā Dalam Islam, menyebarkan berita bohong akan menyebabkan kita termasuk orang-orang yang bangkrut di akhirat. Banyak orang yang banyak amal, rajin salat, puasa Senin Kamis, zakat dan sedekah berlimpah. Tetapi ketika dihitung di akhirat, pahalanya itu diambil oleh orang yang dicaci dan difitnahnya. Kalau pahalanya sudah habis, dosa orang yang difitnah itu diberikan kepada dia. Benar-benar bangkrut dia. 🥴
Mungkin kita sering mendapat postingan dari teman dan kenalan via WA, BBM, facebook, Instagram, twitter, dan lain sebagainya terkait berbagai informasi. Diantara informasi tersebut terkadang ada informasi yang tidak akurat bahkan informasi tersebut adalah informasi bohong (berita hoax). Maka sebagai orang yang menerima informasi semacam itu, hendaknya kita berhati-hati dan bijak untuk menyikapinya. Berhati-hatilah dengan rasa benci atau antipati yang ada dalam hati kita terhadap seseorang atau sebuah kelompok karena rasa benci dan antipati yang ada dalam hati kita akan mendorong kita untuk cenderung mengiyakan atau membenarkan apa pun berita buruk tentang orang atau kelompok yang tidak kita sukai atau kita benci. Akhirnya kita tanpa peduli dengan benar atau tidaknya berita buruk tersebut langsung kita sebarkan agar banyak orang juga timbul rasa benci atau antipatinya pada orang tersebut juga. Kita seolah tidak peduli benar atau tidaknya berita tersebut karena kita ingin agar berita buruk itu segera tersebar seluas-luasnya.
Apa yang harus kita lakukan ketika menerima informasi atau berita hoax? Hal yang pertama perlu kita lakukan jangan buru-buru menyebarkan atau memposting ulang informasi yang kita terima kepada orang lain. Baca dan cek terlebih dahulu kebenaran dari berita yang kita terima atau TABAYYUN. Karena jika kita langsung menceritakannya kepada orang lain atau memposting ulang berita tersebut dan ternyata itu adalah berita bohong atau hoax maka kita sudah langsung dicatat oleh malaikat sebagai penyebar berita bohong dan mendapat dosa besar. Sebagai umat beragama apalagi di usia tua seperti sekarang ini semestinya KITA MENGHINDARI perbuatan-perbuatan dosa, apalagi yang berkategori dosa besar seperti menyebarkan berita bohong dan fitnah. Sudah tua kok malah semakin sering menyebarkan berita bohong dan hoax. 🥺
Kalau dengan ajaran agama tidak mempan coba pertimbangkan ini. Berdasarkan hukum pidana pelaku penyebar berita bohong, meski hanya iseng, diancam dengan denda Rp 1 miliar. Jika tak mampu bayar, maka bisa masuk penjara dengan ancaman enam tahun wajib dijalani. Pelakunya bisa dijerat Pasal 28 Ayat 1 dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Pada pasal tersebut diuraikan, setiap orang sengaja dan atau tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan, ancamannya pidana maksimal enam tahun dan denda maksimal Rp 1 miliar. Pesan hoax bisa dilaporkan pidana karena sudah masuk dalam delik hukum.
Jadi coba pikir baik-baikā¦ 🙏
Apa sebenarnya manfaat bagi diri kita jika kita menyebarkan sebuah berita yang mungkin kita anggap sebagai berita yang menguntungkan bagi capres dan cawapres yang kita dukung JIKA KONSEKUENSINYA adalah justru kita mendapatkan dosa besar atau resiko masuk penjara karena ternyata itu berita bohong dan fitnah karena kita tidak mau tabayyun? Sungguh nekat sekali kita ini melakukan hal semacam itu dengan resiko yang begitu besar.
Kecuali jika kita memang tidak peduli dengan dosa, tidak peduli dengan ajaran agama, tidak peduli akibat buruk dari perbuatan jahat kita, tidak peduli dengan nama baik kita dan keluarga kita, tidak peduli apakah nanti masuk penjara, dlsb. Ya apa boleh buat. 🥺
Surabaya, 5 Januari 2024
Satria Dharma