
Day 2
Kadang-kadang saya jengkel dengan protokol untuk naik pesawat yang rumit dan harus dicek berkali-kali di bandara. Tapi di bandara New Delhi jauh lebih njlimet dan merepotkan. Ada tiga pos yang harus kita lewati mulai dari masuk bandara, check-in, dan masuk ke ruang tunggu. Semuanya njlimet dan tidak praktis. Masuk bandara harus ada foto untuk face recognition lalu diperiksa lagi oleh petugas sekuriti di meja lain apakah sudah tampak di komputernya atau belum. Untuk check-in harus ambil baggage tag dulu baru antri baggage drop. Semuanya lama dan lambat. Masuk ke ruang tunggu periksa barang bawaan dan tubuh. Bahkan dompet harus masuk X-ray dan tubuh discan bolak-balik dari atas sampai bawah. Pokoknya kayak mau masuk White House. 😁
Yang lebih menjengkelkan adalah orang India ini tidak tertib. Kayak orang Indonesia jaman sebelum ada Petrus. 😁 Jadi mereka dengan seenaknya sendiri menyerobot antrian. Saya beberapa kali mau diserobot sama mereka. Tentu saja tidak semudah itu, Ferguso, eh! Suresh Kumar. Kucolek dia dan kusuruh mundur tentu saja. Over my dead body, Vijay. 😁
Penerbangan kami ke Srinagar terbagi dalam dua penerbangan. Empat ikut Vistara dan yang empat ikut Air India. Entah kenapa demikian. Tapi kami mendarat di Srinagar hampir bersamaan waktunya. Penerbangannya sekitar 1,5 jam.
Srinagar yang memiliki julukan “Heaven on Earth” adalah kota yang berada di wilayah Jammu dan Kashmir, India. Sebetulnya nggak seberapa ‘heaven’ sih. Banyak daerah di Indonesia yang lebih ‘heaven like’. 😁 Lha Wong waktu saya bilang, “So this is heaven on earth and I’m in heaven now…?!” pada tour guidenya dia cuma ketawa aja. “Supposedly…” jawabnya.
Daerah ini merupakan wilayah terbesar kedua di negara bagian integral dari pariwisata dan rekreasi di Kashmir Obyek wisata di kota ini salah satunya adalah Dal Lake. Danau Dal adalah sebuah danau yang berada di kota Srinagar. danau Dal dijuluki sebagai Jewel in the Crown of Kashmir atau Srinagar Jewel. Sejak zaman Kekaisaran Islam Mughal hingga kolonial Inggris, Kashmir dijadikan ibukota selama musim panas.
Kami mendarat di Srinagar, ibukota Kashmir ini, dan langsung dijemput oleh tour guide bernama Naseer yang ganteng. Kami langsung berangkat ke Sonamarg pakai minibus. Kami berhenti untuk makan siang dulu di Samyana Restaurant Dal Lake. Menunya sangat enak. Fish Tikkanya enak harganya 435 rupee atau sekitar Rp. 81.000,- Chicken Afghani setengah ekor 400 rupee atau sekitar Rp. 75.000,- dan juga sangat enak.
Sayangnya rencana untuk Shikara Ride Tour selama 1 jam di Dal Lake untuk menikmati keindahan danau Dal tidak kesampaian karena kami harus sampai di Sonamarg paling lambat jam 16:30. Jalanan akan ditutup untuk para yatries, yaitu para yatra yang akan memasuki Sonamarg dengan rombongan besarnya. Yatra itu rombongan perjalanan ‘haji’ umat Hindu dalam jumlah besar. Perjalanan menuju Sonamarg sekitar 2.5 jam kalau tidak macet. Padahal jalanan sungguh ruwet dan banyak barikade yang dipasang oleh tentara India. Oh, ya! Ada ribuan tentara India yang berjaga-jaga di sepanjang perjalanan menuju ke Sonamarg. Setiap 50 meter ada tentara membawa senjata laras panjang. Kalau di negara kita suasana begini pasti mencekam. Tapi di Kashmir ini penduduk benar-benar cuek bebek dan tidak ada tampak rasa takut atau tegang sama sekali. Mungkin sudah terbiasa dengan situasi konflik antara India dan Pakistan yang mereka alami berpuluh tahun.
Jam 5 sore kami tiba di Sonamarg, check in di hotel Glacier Heights sekalian makan malam. Tapi saya sedang kehilangan nafsu makan karena masih kenyang. Tadi kami sempat keluar untuk mencoba ngopi di warung bersama warga lokal. Ternyata kopi dan snack kelapanya enak dan sangat murah pula.
Sonamarg merupakan salah satu tempat terbaik untuk menginap pada saat akhir musim semi atau selama musim panas di Kahsmir. Pemandangan di Sonamarg sungguh WOW…! Lihat saja foto-foto kami. 🙏😁
Sonamarg, 21 Juli 2023
Satria Dharma