Tanpa banyak diketahui oleh masyarakat ternyata Perdana Mentri New Zealand John Key ternyata sedang berkunjung ke Indonesia selama tiga hari ini. Ada pun misinya adalah untuk mempererat hubungan kenegaraan antara New Zealand dan Indonesia. Agenda utamanya adalah mempererat kerjasama sektor peternakan, energi dan pendidikan.
Di bidang pendidikan New Zealand, yang dihuni oleh lebih banyak biri-biri ketimbang manusia itu, ingin sekali dapat menerima lebih banyak lagi mahasiswa dari Indonesia. Karena dari sisi biaya hidup dan biaya sekolahnya jauh lebih murah. Padahal menurut John Key kualitas pendidikan di Selandia Baru tidak kalah dengan pendidikan di Australia. Saat ini di Selandia Baru hanya terdapat 700 orang mahasiswa Indonesia yang belajar sedangkan yang ke ke Australia berjumlah sekitar 17.000 orang.
Terkait pemanfaatan energi terbarukan, Indonesia dan New Zealand telah menjalin kerja sama di bidang energi geothermal senilai 10,5 juta dollar New Zealand (sekitar Rp 80 miliar) untuk 5 tahun ke depan. Diperkirakan Indonesia memiliki 40 persen cadangan energi panas bumi dunia, sementara Selandia Baru memiliki keunggulan teknologi
Tapi saya tidak akan bercerita tentang hal tersebut. Ada hal yang lebih menarik bagi saya secara kemanusiaan. Sebuah berita dari New Zealand tentang kunjungan PM John Key yang tidak muncul di berita kita tapi muncul di halaman depan Koran New Zealand adalah tentang seorang warganya yang bernama Simon Donaldson, 26 tahun, yang menderita leukodystrophy dan terpaksa dirantai oleh ibunya, orang Indonesia, yang tinggal di Surabaya. Apa hubungannya…?!
Rupanya Simon Donaldson ini adalah anak dari perkawinan antara David Donaldson, seorang pebisnis warga New Zealand, dengan ibu yang berwarga Indonesia. Mereka bercerai dua puluh tahun yang lalu dan Simon tinggal dengan ibunya di Surabaya delapan tahun terakhir ini. Sedangkan ayahnya bersama saudara-saudaranya menetap di New Zealand.
Ternyata di Surabaya Simon ini menderita leukodystrophy, penyakit yang menyerang kemampuan motorik dan juga menyebabkan amnesia, sehingga kadang-kadang bertindak tanpa kontrol . Ibunya sendiri menganggap Simon ini terkena guna-guna. Dan karena dianggap bisa membahayakan dirinya dan orang lain maka Simon ini dirantai di tempat tidurnya. Hal inilah yang menyebabkan ayah dan saudaranya di New Zealand merasa sedih dan ingin membawa Simon kembali ke New Zealand untuk mendapatkan perawatan. Jika berada di New Zealand Simon tentu akan bisa mendapatkan perawatan yang lebih baik. Ringaksnya mereka ingin agar Simon bisa dibawa ke New Zealand agar bisa dirawat dan disembuhkan.
Tapi nampaknya si ibu bersikeras untuk menjaga anaknya dan tidak membolehkannya untuk dibawa ke New Zealand dan akhirnya kasus ini sampai ke PM John Key. Sebagai perdana mentri maka nasib rakyatnya di luar negeri tentulah menjadi urusannya juga sehingga ketika ia ke Indonesia maka kasus ini dilontarkan. Masyarakat New Zealand ingin agar kasus Simon ini dibicarakan dengan Presiden Indonesia. Haah…?! Sampai segitunya…?!
Apa jawaban John Key ketika ditanyakan soal Simon ini?
“The young man’s obviously in need of help, the embassy here’s been working jointly with the family and the authorities to try and provide that support and help,” Mr Key said.
“He is a New Zealand citizen so he, technically and legally, is able to come back to New Zealand and get medical support, and I was with the ambassador when he raised the issue with the Indonesian Government on Sunday.”
“We are working on the issue but like all these consular issues, they’re very complex. I don’t think it’s necessary to raise it with the President. Really he’s at a different level,” Mr Key said.
“What’s important is those that can actually push this case through and give the support to this young man that he actually needs are at a different level and that was raised with those ministers on Sunday.”
Sebagai seorang Kiwi (warga NZ) Simon jelas butuh bantuan dan kedutaan NZ jelas akan mengusahakan yang terbaik yang bisa dilakukan untuk membantunya agar bisa kembali ke NZ. Tapi tentu saja hal ini tidak perlu dibicarakan sampai ke Presiden Indonesia. Level pembicaraannya tentu berbeda. Tapi pemerintah New Zealand tentu saja akan melakukan berbagai upaya untuk membawa Simon berobat ke New Zealand.
Apa yang menarik dari kasus ini adalah bahwa warga dan pemerintah New Zealand begitu perduli pada nasib seorang warganya dan mereka akan melakukan segala hal yang bisa dilakukan agar bisa membantunya. Ya Tuhan…! Sementara itu puluhan TKW kita dipenggal, digantung, disetrika, dan terlunta-lunta di negara lain dan ketika kita tahu hanya bisa beristigfar, teriak-teriak sebentar, dan setelah itu lupa.
Manusia jenis apakah orang-orang New Zealand itu sehingga mereka begitu perduli pada nasib seorang warganya yang dirantai di kasurnya karena dikuatirkan mengamuk…?! Begitu haluskah hati dan perasaan mereka sehingga untuk memperjuangkan satu warganya ini mereka bahkan mendesak agar hal ini dibicarakan di tingkatan diplomasi paling tinggi, antara Perdana Mentri dan Presiden…?! Oh..alangkah mulianya hati orang-orang New Zealand itu…!
Tak salah rupanya hasil penelitian tentang negara paling Islami di dunia yang menempatkan New Zealand sebagai Negara paling islami di dunia di antara 208 negara di dunia (dengan menempatkan Indonesia di urutan ke 140).
Sebuah penelitian sosial bertema ”How Islamic are Islamic Countries” menobatkan Selandia Baru berada di urutan pertama negara yang paling Islami di antara 208 negara, diikuti Luksemburg di urutan kedua. Sementara Indonesia yang mayoritas penduduknya Muslim menempati urutan ke-140. Penelitian Scheherazade S Rehman dan Hossein Askari dari The George Washington University ini dipublikasikan dalam Global Economy Journal (Berkeley Electronic Press, 2010).
Saya heran ketika pertama kali mengetahui hasil penelitian ini dan bertanya-tanya bagaimana mungkin negeri Kiwi ini bisa menjadi negara paling islami di dunia. Tentu saja hasil penelitian ini didigugat, dihujat, dan dipertanyakan banyak umat islam lain yang merasa ‘terhina’ karena kalah ‘islami’ dengan warga negara Kiwi tersebut.
Tapi setelah mengetahui kasus tentang Simon Donaldson ini maka sekarang saya tahu mengapa mereka bisa menduduki peringkat pertama dalam urusan ‘paling islami’ ini. Jika warga sebuah negara benar-benar perduli pada nasib warganya yang lain sampai pada titik se’ekstrim’ itu maka tidak bisa tidak maka tentulah warga negara tersebut telah memiliki jiwa yang benar-benar islami.
Saya jadi teringat dengan sebuah partai politik transnasional yang selama ini selalu gembar-gembor ‘mengurusi umat’ padahal yang mereka kerjakan hanya berdemo, menghujat dan mencaci maki pemerintah. Alangkah jauhnya itu dengan apa yang dilakukan oleh warga NZ yang benar-benar turun dan melakukan upaya mengurusi saudaranya yang terlantar meski pun itu jauhnya hampir 8000 kilometer. Sungguh sikap yang begitu islami di mata saya.
Doa saya yang paling dalam hari ini saya panjatkan agar warga New Zealand suatu kali benar-benar akan mengenal Islam sebagai sebuah ajaran agama dan mereka berbondong-bondong memeluk Islam karena sebenarnya mereka telah berjiwa paling ‘islami’. Amin….!
Balikpapan, 18 April 2012
Rujukan :
http://nasional.kompas.com/read/2012/04/16/20031031/Besok.Presiden.Yudhoyono.Terima.PM.Selandia.Baru
http://www.nzherald.co.nz/nz/news/article.cfm?c_id=1&objectid=10799542
http://dibagi.blogspot.com/2011/11/negara-paling-islami-sedunia.html
Salam
Satria Dharma
https://satriadharma.com
saya sangat menghargai semua apa yang di tulis disini namun satu hal yang mau saya sarankan agar para penulis alangkah lebih terhormatnya kalau hal ini di cek kebenarannya apakah sudah sesuai dengan kenyataan yang ada.trimakasih.
memang lebih baik mendengar dari kedua belah pihak. Berita itu hanya berita sepihak yg sengaja di blow up utk mengalihkan issue.
Cek dulu kebenarannya dan permasalahannya. Itu jauh lebih terhormat.
Simon pulang ke NZ hari ini…! 😀