
Ceramah Sadhguru yang disampaikan oleh Mas Budi Santosa Purwokartiko kemarin sangat menarik (kalau Anda mau memikirkannya). 😁
Dia punya pertanyaan retorikal yang juga menarik untuk kita renungkan. “Jika Anda sungguh yakin Anda akan ke surga kenapa tidak pergi sekarang juga? ”
Lha ngapain hidup di dunia yang penuh penderitaan ini jika Anda yakin akan masuk surga? 😁
Kalau menurut Mas Budi. “Kalau benar ada kehidupan yang lebih indah selain di sini dan sekarang, mestinya orang2 yang percaya itu cepat2 ke sana. Kalau sakit tidak perlu berobat agar segera bisa menikmati alam impian itu.”. Sangar…! 😁
Masalahnya adalah tak seorang pun di antara kita yang yakin bahwa kita akan masuk surga. Berharap sih Iya. Tapi yakin mah nggak. Itu sebabnya tidak ada yang buru-buru pingin masuk surga. 😁
Sebaliknya, orang yang putus asa dalam hidup dan merasa tak mampu menanggung penderitaan justru yang tidak segan mengakhiri hidupnya. Bukan karena mereka yakin akan masuk surga tapi justru ingin mengakhiri ‘neraka’ dunia yang mereka alami saat ini. Jadi manusia justru pergi meninggalkan dunia karena sudah tidak tahan menerima ‘neraka’ di dunia. Mereka PERCAYA bahwa cara untuk menghindari neraka di dunia adalah dengan mengakhiri hidup mereka. Tapi sungguh tidak berprikemanusiaan jika kita meminta seseorang mengakhiri hidupnya hanya karena ia menderita di dunia. 🥴
Jadi pertanyaan Sadhguru itu hanya pertanyaan retorikal karena ia tahu tak ada orang yang akan menjawab bahwa ia yakin akan masuk surga. 😁
Menurut Mas Budi, “Kita banyak yang percaya dalam alam bawah sadar bahwa hidup sesungguhnya adalah nanti bukan sekarang. Itu yang membuat kita tidak secara utuh dan sepenuhnya menjalani hidup di dunia ini.”.
Pertanyaannya adalah apakah benar bahwa orang yang percaya bahwa ada kehidupan lain kelak setelah kita mati akan membuatnya tidak secara utuh dan sepenuhnya menjalani hidup ini? Silakan Anda jawab. 😁
Sebagai orang yang yakin akan adanya hari akhir kelak, saya bisa sampaikan bahwa itu tidak demikian. Saya, dan mungkin juga milyaran manusia yang percaya adanya surga dan neraka kelak, tetap menjalani hidup secara utuh dan sepenuhnya. Meski pun yakin ada kehidupan lain setelah ini tapi itu tidak membuat kita harus menyia-nyiakan hidup kita. Justru sebaliknya, karena kita yakin akan adanya kehidupan lain kelak maka kita menggunakan hidup kita saat ini sebaik-baiknya agar kita bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik kelak, yaitu surga. Begitu juga orang-orang lain yang mengimani adanya hari akhir. 🙏
Jadi kalau saya ditanya kenapa tidak segera berangkat saja ke akhirat sekarang maka akan saya jawab, “Karena saya masih diberi amanah dan tanggung jawab yang harus saya kerjakan di dunia ini. Pada saatnya nanti saya pasti akan berangkat juga ke alam dan kehidupan lain yang dijanjikan tersebut. Adalah tugas saya untuk memanfaatkan kehidupan saya sekarang sebaik-baiknya untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik kelak.” 🙏
Ini sama dengan orang yang sedang bekerja keras berpeluh membanting tulang dan ditanya mengapa ia tidak pulang saja ke rumah. Bukankah ia punya rumah yang teduh dan nyaman sambil menikmati hari bersama istri tercinta. Ia tentu akan menjawab, “Saya akan pulang ke rumah saya dan menikmati kopi hangat dan gorengan setelah saya menyelesaikan tugas saya ini. Ada waktu bekerja dan ada waktu menikmati hasil kerja. Sekarang saya sedang bekerja dan baru akan pulang setelah selesai nanti.”
Seperti stanza terakhir dalam puisi Robert Frost, “Stopping by Woods on a Snowy Evening“:
The woods are lovely, dark, and deep
But I have promises to keep
And miles to go before I sleep
And miles to go before I sleep.
(Tambahan komentar dari Pratiwi Retnaningdyah).
Madigondo, 6 Augustus 2023
Satria Dharma