Apa yang akan kita tinggalkan sebagai ‘legacy’ atau warisan bagi keluarga dan, jika bisa, bagi bangsa ketika kita sudah tiada kelak?
Legacy adalah hal yg kita upayakan di dunia dan akan kita wariskan bagi orang-orang di belakang kita yang akan menjadikan hidup kita berharga untuk selamanya.
Kehidupan kita di dunia akan diukur oleh dua hal: apa yang kita capai dengan kehidupan kita dan apa yang kita capai dengan warisan (legacy) yang kita tinggalkan setelah kita tiada. Warisan atau legacy itu bisa berupa visi, pandangan, integritas, kemurahan hati, produk, program, dll. Jadi ‘legacy’ bukanlah sekadar harta kekayaan.
Legacy adalah soal menanam benih dalam kehidupan orang-orang yang akan memanen hasilnya selama bertahun-tahun di masa mendatang. Jadi legacy bukanlah apa yang kita upayakan dan nikmati saat ini.
Kita bisa meninggalkan warisan di belakang kita berupa: buku, jurnal, bangunan, sekolah, murid, penemuan, terobosan, penelitian, inovasi, nasihat yang bagus, pendidikan, perbuatan baik yang dikenang, jejaring, foto, dokumen, bisnis yang berhasil, perangkat lunak, film, musik, dll.
Jangan menunggu saat-saat menjelang ajal untuk memikirkan warisan yang akan kita tinggalkan. Mulailah merencanakannya sejak sekarang.
Apa yang hendak saya wariskan sebagai ‘legacy’ saya?
Saya sudah mencatat tiga ‘legacy’ yang akan saya tinggalkan di saat saya tiada nanti yang mudah-mudahan masih akan terus berjalan. Salah satu legacy yang saat ini sedang serius saya upayakan adalah agar anak-anak Indonesia lebih banyak membaca buku ketika saya meninggalkan dunia kelak. Menumbuhkan budaya literasi bangsa adalah mimpi dan visi besar saya selama ini. Itulah sebabnya saya sangat bersemangat berkeliling Indonesia untuk mempromosikan Gerakan Literasi Bangsa. Saat ini program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang saya gagas telah menjadi program nasional oleh Kemendikbud melalui Permendikbud 23/2015 di bawah Program Penumbuhan Budi Pekerti.
Dua legacy saya yang lain adalah yayasan pendidikan dan sekolah-sekolah yang saya ikut mendirikannya baik di Balikpapan, Samarinda, Bali, mau pun Bandung, dan organisasi profesi guru Ikatan Guru Indonesia (IGI) yang saya dirikan bersama beberapa rekan lain. Tapi saya akan cerita tentang ini kali lain saja. 😀
5 Desember 2016
Salam
Satria Dharma
https://satriadharma.com