
Komplek perumahan saya terletak dekat sebuah SMAN. Setiap pagi kalau saya olahraga pagi saya akan berpapasan dengan para siswa yang berdatangan masuk sekolah. Banyak juga di antara mereka yang naik sepeda motor. Beberapa di antara mereka yang datang dari sisi jalan tertentu tidak mau berputar mengikuti arus lalu lintas yang sudah ditetapkan. Mereka memilih melawan arus karena memang lebih dekat. Hal ini tentu saja melanggar aturan lalu lintas dan bisa membuat lalu lintas menjadi padat dan tidak lancar. Yang saya heran adalah bahwa meski pun ada guru yang memang ditugaskan untuk piket dan menjaga di pintu masuk sekolah tapi para siswa pelanggar lalu lintas ini dibiarkan saja. Sekolah seperti tidak peduli dengan pelanggaran semacam itu. Saya selalu merasa risih melihat para siswa dengan seragam sekolahnya melanggar aturan lalu lintas dengan mengendarai motor melawan arus seperti itu. Apalagi itu justru dilakukannya di depan sekolah mereka. Kok bisa ya…?! 🤔
Beberapa hari yang lalu saya sudah tidak tahan. Saya datangi dua orang guru piketnya. Setelah saya perkenalkan diri saya lalu bertanya apakah mereka tidak melihat bahwa siswa sekolah mereka telah melanggar aturan lalu lintas dengan melawan arus ketika masuk sekolah. Guru yang lebih tua menjawab bahwa masyarakat memang SELALU melawan arus karena ingin mengambil jalur yang lebih pendek jika ingin menyeberang jalan. Jadi perbuatan melawan arus itu sudah menjadi kebiasaan warga di situ. Tentu saja saya tahu itu karena saya tinggal di situ. Saya lalu menjawab, “Saya tidak tanya soal warga yang melawan arus. Saya tanya soal siswa Anda. Apakah sekolah akan membiarkan siswanya melanggar lalu lintas hanya karena prilaku buruk itu telah menjadi kebiasaan warga di sini?” Guru piket tersebut terdiam. Saya lalu meneruskan dan mengatakan bahwa sekolah adalah tempat guru mendidik siswanya agar menjadi warga yang patuh terhadap hukum, termasuk aturan lalu lintas. Jika sekolah ternyata abai dan tidak peduli pada pelanggaran hukum yang dilakukan oleh siswa mereka di depan mata mereka lantas apa fungsi sekolah? Sebetulnya mereka bisa melakukan hal sederhana jika memang peduli pada pendidikan siswa mereka. Salah seorang guru piket bisa berdiri di ujung jalan dan jika ada siswa mereka yang mau ambil jalur melawan arus maka ia bisa menyuruh mereka berbalik dan berputar mengikuti arus jalan yang benar. Sangat sederhana. 😊
Guru piket tersebut kemudian menjawab bahwa hal tersebut perlu didiskusikan dulu di sekolah agar aturan untuk tidak melawan arus bisa disosialisasikan pada siswa. Dengan demikian akan ada kesepakatan secara menyeluruh di sekolah. “Ya. Tolong sampaikan hal ini kepada Kepala Sekolah.” Kata saya. Saya senang bahwa dia berjanji untuk mendiskusikannya di tingkat manajemen sekolah. Dan saya berharap bahwa ia benar-benar akan membawa masalah ini dalam diskusi tingkat sekolah dan ada solusi yang tepat dan nyata di lapangan. 🙏
Sikap permisif kita dalam melihat pelanggaran-pelanggaran kecil adalah bahaya. Kita membiarkan diri kita untuk menolerir pelanggaran kecil yang nantinya pasti akan merembet menjadi lebih besar. Semakin lama kita akan semakin permisif dan akhirnya kita juga akan melakukan pelanggaran aturan ini dan itu yang semakin lama akan semakin besar. Dan masyarakat menjadi kacau karena semua melakukan pelanggaran atas hukum yang berlaku dan tidak ada lagi yang peduli. Pelanggaran hukum akan menjadi hal yang biasa dan wajar di mata semua orang. Akhirnya kita akan menjadi apatis atas penegakan hukum karena ternyata semua menganggap bahwa pelanggaran-pelanggaran hukum adalah hal biasa dan hukum tidak perlu ditegakkan.
Bagaimana jika ternyata guru piket tersebut diam-diam saja dan sekolah akhirnya juga tidak melakukan tindakan apa pun pada masalah ini? 🤔
Saya punya dua cara jika ternyata tidak ada perubahan pada masalah ini. Pertama saya bisa maju ke Kepala Sekolahnya dan minta beliau yang turun tangan untuk menyelesaikan masalah ini. Kedua, saya bisa ke Polsek Rungkut dan minta Kapolseknya menurunkan seorang polisi mendatangi sekolah dan berbicara pada kaseknya.
Yang mana menurut Anda lebih baik…?! 😁
Surabaya, 18 November 2022
Satria Dharma