Pandemi Covid 19 ini benar-benar membuat kita kehilangan kesempatan untuk travelling ke luar negeri. Padahal saya dan istri sudah berniat untuk bepergian ke LN paling tidak dua tahun sekali meski tidak perlu jauh-jauh. Mumpung badan masih sehat, istri masih cantik, duit pensiun masih sisa, pekerjaan sudah gak punya, momongan yo ra duwe, umur masih sewidak punjul, dan semangat travelling masih menggebu-gebu. 😁
Terakhir kami travelling adalah ke Balkan dengan teman-teman alumni Kedokteran Undip pada Oktober 2019 . Oh, bukan. Saya mah alumni IKIP Surabaya. Saya cuma diajak teman dokter alumni Undip yang sudah punya jadwal travelling rutin. Ya saya senang sekali kalau bisa bepergian dengan teman-teman satu grup begini. Lha biasanya kami ikut travel bersama dengan orang-orang baru yang baru kami kenal setelah ketemu di bandara Soetta. 😁
Rencananya setelah dari Balkan kami akan travelling lagi pada 2020 dan pilihan tujuannya sudah ditawarkan. Kami sudah milih-milih tapi ternyata booom…pandemi datang dan travelling abroad jadi tidak mungkin. Kami jelas ngaplo selama dua tahun ini. Jelas kami ngempet bersabar menunggu selesainya pandemi agar bisa jalan ke LN lagi. Itu kalau kami masih diberi kesempatan oleh Tuhan lho…! 😁
Tapi ternyata tak seorang pun yang bisa meramalkan kapan pandemi ini akan selesai. Jadi apakah kami akan terus menerus ngumpet di rumah? Ngapain ya? Toh berbagai tips and tricks untuk menghindari Covid sudah kami ketahui. Vaksin ya sudah lengkap dua kali. Saya juga sudah pernah kena alias status saya adalah penyihir, eh! penyintas. Protokol kesehatan tetap kami lakukan seperti sudah di luar kepala. Yang jelas situasi di negara kita semakin membaik dan Surabaya sudah masuk level 2 PPKM.
Jadi sambil menunggu waktu keadaan benar-benar memungkinkan maka saya dan istri merencanakan untuk mengadakan travelling ndek-ndekan alias dalam negeri saja. Lagipula travelling ini bukan mendatangi tempat-tempat rekreasi yang ramai melainkan sekedar berkelana dari satu kota ke kota lain. Kami sudah pernah melakukan Trans Jawa dengan program Satu Hari Satu Kota (SAHASATA).
Sila baca perjalanan kami di Wisata Sehari Satu Kota. Kami lalu merencanakan untuk mengadakan Trans Sulawesi Tour. Jadi kami akan mengadakan tur mulai dari Makassar, Sulsel lalu naik ke Toraja, naik lagi ke Tentena (Sulteng), Ampana, Palu, Poso, Mautong, Gorontalo, Kotamobagu, dan berakhir di Manado. Dari Manado kami akan balik ke Surabaya. Perjalanan insya Allah sekitar 12 hari.
Untuk perjalanan ini kami akan menyewa mobil karena saya dan istri akan ditemani oleh dua anak laki-laki saya. Saya sudah dapat rekomendasi sewa mobil untuk 12 hari dengan harga 700 ribu/hari dengan sopir. Mobilnya katanya Innova Reborn. Bensin tanggungan kami, makan dan hotel sopir juga tanggungan kami. Nanti dari Manado sopirnya akan pulang sendiri ke Makassar dan minta biaya bensinnya kami tanggung. No problem. Semoga saja dapat sopir yang menyenangkan dan benar-benar tahu jalan. Susah juga kalau sopirnya sama awamnya dengan kami. 😁
Berikut ini adalah itinerary sementara yang kami buat.
HARI 1 : Mendarat di Makassar dan menginap semalam di Whiz Prime Sudirman. Mendatangi keluarga yang ada di Makassar dan memuaskan kerinduan untuk makan ikan bakar. Makan ikan bakar di Makassar is a must. Can not miss it. 😁
HARI 2 : Berangkat ke Toraja lewat Pare-Pare. Jarak Makassar – Toraja 314,9 km (7 jam 19 menit). Perkiraan tiba jam 4 atau 5 sore. Menginap di Sahid TORAJA. Berhenti di Pare-pare untuk bertemu keluarganya Ais.
HARI 3 : Exploring Toraja : LEMO (kuburan khas Toraja), KETE’ KESU (rumah adat Toraja), LONDA (gua alam), BORI (megalit), RANTE PAO (pasar tradisional).
HARI 4 : Menuju TENTENA melewati Taman Nasional Puncak Kattun dan PALOPO. Lalu ke Massamba, Wotu, dan Mangkutana. Perkiraan sore hari sekitar jam 5 tiba di TENTENA Sulawesi Tengah. Check in hotel untuk bermalam. Jarak MAKALE – TENTENA 8 jam 45 menit (323 km). It would be a long and tiring trip. 😎
HARI 5 : Menuju AMPANA melalui danau POSO. Jarak TENTENA – AMPANA = 4 jam 16 menit (lewat POSO). Jarak Tentena – POSO = 1 jam 22 menit (58,4 km). Menginap di AMPANA (optional)
HARI 6 : Pagi hari berangkat menuju PALU. Jarak AMPANA – PALU = 8 jam 4 menit. Menginap di PALU. Perkiraan tiba di Palu jam 5 sore.
HARI 7 : Menuju MAUTONG. Jarak PALU – MAUTONG = 214 km (sekitar 5 jam perjalanan). Menginap di Mautong. Perkiraan tiba di Mautong pukul 2 siang.
HARI 8 : MAUTONG – GORONTALO. Jarak Moutong ke Gorontalo 204 km (sekitar 4 – 5 jam perjalanan) Sore hari tiba di
Gorontalo. Check in Hotel. Exploring Gorontalo at night.
HARI 9 : Menjelajahi Gorontalo untuk melihat sisa Bangunan Belanda serta pusat kerajinan sulam.
HARI 10 : Meninggalkan GORONTALO menuju KOTAMOBAGU. Jarak 238,7km (5 jam 42 menit). mengunjungi Benteng Otanaha.
HARI 11 : Meninggalkan KOTAMOBAGU ke MANADO. Jarak 180,9 km (3 jam 54 menit)
HARI 12 : Exploring MANADO. Menikmati kuliner Manado tentunya
HARI 13 : Pulang ke Surabaya dari MANADO
Bagaimana dengan persyaratan untuk terbang dari Surabaya ke Makassar saat ini? Ternyata lebih repot ketimbang sebelum PPKM. Sebelumnya cukup pakai Antigen Test tapi sekarang selain harus sudah vaksin sekali dan juga harus pakai PCR test. Untungnya tes PCR sudah turun biayanya menjadi 475 ribu di RS Mitra Keluarga Pondok Candra. 😁
Saat ini kami sudah dalam perjalanan ke Toraja dan pagi ini cuaca sangat cerah. Well surely have a wonderful trip. 🙏😁
Maros, 12 September 2021
Satria Dharma