Bisakah negara memaksakan syariat Islam kepada orang-orang mengaku beragama Islam? Bisakah para ulama menyuruh cambuk orang-orang yang tidak berpuasa atau yang tidak melaksanakan sholat Jum’at (seperti dalam undang-undang di Negeri Pahang, Malaysia)? Benarkah tindakan polisi syariat ISIS yang menyalib dan membunuh warga muslim yang ketahuan sengaja tidak berpuasa di Suriah sana?
Tentu saja TIDAK. Jangankan kita atau polisi syariah, sedangkan Nabi Muhammad (dan para nabi yang lain) pun TIDAK DIMINTA untuk menghukum mereka yang ingkar. Berulangkali Tuhan menyampakian pesan dan wanti-wantinya sbb :
Al- Maidah[5:92] Dan ta’atlah kamu kepada Allah dan ta’atlah kamu kepada Rasul-(Nya) dan berhati-hatilah. Jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kewajiban Rasul Kami, hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.
Al- An’am [6:48] Dan tidaklah Kami mengutus para rasul itu melainkan untuk memberikan kabar gembira dan memberi peringatan. Barangsiapa yang beriman dan mengadakan perbaikan474, maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.
Al-A’raaf [7:188] Katakanlah: “Aku tidak berkuasa menarik kemanfa’atan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman”.
Saba [34:28] Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.
TUGAS RASUL HANYA MENYAMPAIKAN BUKAN MENGHUKUM
Fathir [35:23] Kamu tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan.
Bagaimana kalau umat Islam itu banyak yang tidak menjalankan kewajibannya sebagai umat Islam? Bukankah mereka perlu diingatkan? Ya, diingatkan saja. BUKAN dihukum (atau dirampas dagangannya karena jualan makanan dan minuman di bulan Ramadan, umpamanya). Kalau mereka berdosa maka itu adalah dosa mereka sendiri. Kita tidak bertanggung jawab atas dosa-dosa mereka.
Al- An’am [6:69] Dan tidak ada pertanggungjawaban sedikitpun atas orang-orang yang bertakwa terhadap dosa mereka; akan tetapi (kewajiban mereka ialah) mengingatkan agar mereka bertakwa.
Kepada mereka yang membangkang dan memilih kesesatan, Nabi hanya diminta untuk mengatakan bahwa dirinya adalah PEMBERI PERINGATAN.
An-Naml [27:92] Dan supaya aku membacakan Al Quran (kepada manusia). Maka barangsiapa yang mendapat petunjuk maka sesungguhnya ia hanyalah mendapat petunjuk untuk (kebaikan) dirinya, dan barangsiapa yang sesat maka katakanlah: “Sesungguhnya aku (ini) tidak lain hanyalah salah seorang pemberi peringatan”.
Yaasiin [36:17] Dan kewajiban kami tidak lain hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas”.
Mengapa kok mereka dibiarkan dalam kesesatan. Bukankah umat Islam itu semestinya bertakwa semuanya?
Kembali diingatkan bahwa kewajiban rasul itu hanya berdakwah dengan terang dan jelas. Bukan menghukum dan menyiksa mereka yang membangkang. Dan itu sudah merupakan ketentuan Tuhan sejak umat terdahulu. Jadi bukan hal baru.
Al-Ankabuut [29:18] Dan jika kamu (orang kafir) mendustakan, maka umat yang sebelum kamu juga telah mendustakan. Dan kewajiban rasul itu, tidak lain hanyalah menyampaikan (agama Allah) dengan seterang-terangnya.”
Mengapa para rasul tidak diwajibkan untuk MEMAKSA umat manusia untuk beriman dan bertakwa?
Karena beriman atau tidak, sesat atau mendapat petunjuk, itu adalah hak prerogatif Tuhan semata. Jika Allah berkenan Ia bisa memberi bimbingan kepada siapa saja.
Ar-Ra’d (13:31) “….Sebenarnya segala urusan itu adalah kepunyaan Allah. Maka tidakkah orang-orang yang beriman itu mengetahui bahwa seandainya Allah menghendaki (semua manusia beriman), tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya….”
An-Nahl [16:93] Dan kalau Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu satu umat (saja), tetapi Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang telah kamu kerjakan.
Ass-Syuura [42:8] Dan kalau Allah menghendaki niscaya Allah menjadikan mereka satu umat (saja), tetapi Dia memasukkan orang-orang yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya. Dan orang-orang yang zalim tidak ada bagi mereka seorang pelindungpun dan tidak pula seorang penolong.
Al-An’am [6:39] Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami adalah pekak, bisu dan berada dalam gelap gulita. Barangsiapa yang dikehendaki Allah (kesesatannya), niscaya disesatkan-Nya. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah (untuk diberi-Nya petunjuk), niscaya Dia menjadikan-Nya berada di atas jalan yang lurus.
Yunus [10:100] Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.
Karena Tuhan sendiri yang TIDAK MENGINGINKANNYA. Jadi tolong para manusia yang jelas-jelas tidak diangkat menjadi rasul agar tidak kebablasan dengan memaksa manusia untuk beriman dan bertakwa. Semua itu adalah KEHENDAK ALLAH SEMATA.
Al- An’am [6:107] Dan kalau Allah menghendaki, niscaya mereka tidak memperkutukan(Nya). Dan Kami tidak menjadikan kamu pemelihara bagi mereka; dan kamu sekali-kali bukanlah pemelihara bagi mereka.
Jangankan kita, sedangkan nabi saja dilarang untuk memaksakan kebenaran yang ia bawa. Berulangkali ditegaskan bahwa para nabi bukanlah pemelihara atau yang bertanggungjawab atas kesesatan mereka. Sekali lagi, tidak boleh ada pemaksaan untuk beriman. Jadi tidak boleh ada pemaksaan untuk salat atau pun berpuasa, yang merupakan amal bagi mereka yang beriman semata.
Yunus [10:99] Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya ? [10:100] Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.
PERTANYAAN : Jika kebenaran itu hanya satu lantas mengapa diciptakanNya begitu banyak umat manusia dengan tuntunan yang berbeda-beda?
Itu juga KEHENDAK ALLAH. Tujuannya adalah agar kita berlomba-lomba dalam berbuat kebajikan. Saya ulangi lagi : BERLOMBA-LOMBA DALAM KEBAIKAN. Jadi bukan untuk saling mengejek keyakinan umat lain baik yang beragama mau pun yang tidak beragama, apalagi saling serang dan saling menyakiti.
Al-Maidah 5:48 “…..Untuk tiap-tiap umat diantara kamu422, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan.
Jika kita diwajibkan untuk berdakwah lantas bagaimana cara kita berdakwah atau menyampaikan kebenaran itu?
Nabi diminta untuk berlaku lemah lembut terhadap kaum kafir yang hendak diberinya petunjuk dan peringatan.
Ali Imran [3:159] Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah KAMU BERLAKU LEMAH LEMBUT terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu MAAFKANLAH MEREKA, MOHONKAN AMPUN bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
Nabi hanya tegas dan bahkan membunuh lawannya dalam perang. Bukan dalam kehidupan sehari-hari. Jika tidak diperangi atau bahkan tidak diberi ijin untuk memerangi kaum kafir maka tentulah Nabi tidak akan semena-mena mendatangi orang yang dianggap kafir atau membangkang pada ajaran agama.
Bahkan orang-orang beriman diminta untuk memafkan orang-orang yang kafir. Nanti biar Tuhan sendiri yang akan membalas perbuatan mereka pada hari akhir.
Al-Jatsiyah [45:14] Katakanlah kepada orang-orang yang beriman HENDAKLAH MEREKA MEMAAFKAN ORANG-ORANG YANG TIADA TAKUT HARI-HARI ALLAH karena Dia akan membalas suatu kaum sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.
Jangankan kepada masyarakat awam, sedangkan kepada Firauan yang telah jelas-jelas kekufuran dan kewenenang-wenangannya saja Nabi Musa dan Nabi Harun diminta untuk berlaku lemah lembut
Thaha [20:43] Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas; [20:44] maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut”.
Jadi sebetulnya ajaran siapa yang ditiru oleh kelompok-kelompok yang mengatasnamakan Islam lalu memaksakan kehendaknya dengan menggunakan kekerasan pada orang lain? Betulkah mereka menggunakan ajaran yang berasal dari Al-Qur’an?
Bukankah Nabi Muhammad yang kita anut itu dihadirkan dan diutus oleh Tuhan semata-mata untuk menjadi rahmat bagi sekalian alam?
Al-Anbiya [21:107] Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) RAHMAT BAGI SEMESTA ALAM.
Jadi mungkin kita perlu untuk merenungkan kembali apakah kita sebagai seorang muslim telah menjadi rahmat, berkah, dan manfaat bagi alam semesta ini atau jangan-jangan kita justru menjadi laknat karena sikap, tindak, dan prilaku kita yang kasar, arogan, sok benar sendiri, dan sewenang-wenang.
Wallahu alam bissawab.
Surabaya, 16 Juni 2021
Salam
Satria Dharma
https://satriadharma.com/