Ketika saya menulis status di FB berjudul “Seandainya saya bupati..” rupanya pendapat saya menarik perhatian banyak orang dan muncul berbagai komentar yang positif.
Tapi ada satu komentar yang menarik dan berbunyi begini: “Opo berkenan tah sampean kami jadikan konsultan Disdik Grobogan. Kira2 aku kuat bayar gak ya, Cak.”
Yang berkomentar ini Mas Amin Hidayat, Kadisdik Kab. Grobogan. Apa yang saya tulis ini tampaknya menarik perhatiannya dan beliau merasa pandangan-pandangan saya menarik. Ia lalu menawari saya untuk menjadi konsultan pendidikan di Kab. Grobogan. Saya dan Mas Amin Hidayat sudah berteman dan bekerjasama sekitar empat tahunan. Beliau ini memang sangat peduli dengan program Gerakan Literasi Sekolah. Saya bahkan pernah diundang dua kali datang ke Purwodadi, Grobogan dalam rangka mengisi acara Deklarasi Grobogan sebagai Kabupaten Literasi pada tahun 2016 dan yang kedua mengisi acara yang digagas beliau pada 23-25 Februari 2018 yang bertema “Implementasi Gerakan Literasi Sekolah untuk Mewujudkan Grobogan sebagai Kabupaten Literasi “. Kegiatan ini dilaksanakan di Hotel Kyriad Grand Master atas kerjasama Dinas pendidikan Kabupaten Grobogan, Forum Silaturahim Sekolah Islam Grobogan (FOSSIG ) dan Forum Persaudaraan Muslim Grobogan (FPMG). Kegiatan workshop ini menghadirkan berbagai narasumber nasional dalam bidang Literasi, antara lain Dewi Utama Faizah dari Satgas GLS Kemdikbud RI, Dharma Sastra dari Tarakan, Ameliasari Kesuma dari Salatiga, BM Asti dan Kak Erwin NS Pambudi dari Grobogan, Handoko Widagdo, dari USAID yang saat ini melakukan program inovasi dan literasi di Kalimantan Utara, dan saya sendiri. Sila baca di pustakawanjogja.
Totalitas Mas Amin pada pengembangan literasi sekolah memang luar biasa. Tapi mengapa Mas Amin ini perlu seorang konsultan? Rupanya karena Kab. Grobogan memang benar-benar serius mau membenahi kemampuan literasi warga, utamanya siswanya. Kabupaten Grobogan sendiri memang sudah dicanangkan sebagai Kabupaten Literasi dan bahkan Bupatinya Ibu Sri Sumarni mendapatkan penghargaan sebagai tokoh Penggerak Literasi Nasional tahun 2019 di Balai Pertemuan Pemprov DKI Jakarta pada Sabtu (301/11) dari Media Guru.
Melihat keseriusan dari Mas Amin ini tidak bisa tidak maka saya harus berupaya membantu. Saya lalu menjawab,” Untuk Grobogan gratis sepenuhnya.” Maksud saya, untuk urusan literasi saya tidak perlu dibayar. Tidak mungkin saya akan menolak tawaran sebuah pekerjaan yang sangat saya sukai.
Tapi mungkin jawaban saya dianggap main-main sehingga dikomentari lagi, “Serius Cak. Ojo ngono Cak. Profesional Cak iki.”
Lalu saya jawab, “Saya malah dua rius. Januari saya datang ke Grobogan ya. Insya Allah. Nanti kita bicara serius dua rius.” 😀
Tawaran beliau ini tentu menarik perhatian saya karena salah satu profesi saya sebelum ini adalah sebagai konsultan pendidikan. Saya cukup lama membantu Sampoerna Foundation pada awal berdirinya bersama sute saya Ahmad Rizali. Sekarang Sampoerna Foundation sudah melesat dengan berbagai programnya dan bahkan dengan sekolahnya Sampoerna University. Selain di SF saya juga pernah membantu di Provisi Education. Di Balikpapan saya mengerjakan proyek Peta Pendidikan Kota Balikpapan. Di Surabaya saya menggagas Surabaya Kota Literasi dan di Kemendikbud pada zaman Anies Baswedan saya menggagas Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Saya juga cukup lama menjadi Konsultan SMAN 5 Surabaya. Jadi saya punya pengalaman cukup lumayan sebagai konsultan pendidikan.
Selain itu, saya juga butuh tantangan baru. Saya sudah pernah jadi Ketua Komite Sekolah, Ketua Dewan Pendidikan Kota Balikpapan, pengurus MUI, jadi Wali Murid, jadi guru, jadi orang tua dan suami yang baik, dll. 😎 Jadi kalau saya bisa membantu sebuah daerah sebagai konsultan pendidikan tentunya akan menarik.
Jadi begitulah…
Saya terima tawaran beliau dan janji untuk datang pada tgl 3 dan 4 Januari ini.
Sebelumnya saya langsung menghubungi sobat saya Mas Handoko Widagdo. Beliau adalah Manager Program INOVASI untuk Kaltara dan kebetulan adalah orang Grobogan yang sekarang tinggal di Solo. Sebelumnya beliau bekerja di USAID dan telah malang melintang di berbagai negara dan propinsi di bidang pertanian dan pendidikan. Begitu saya ajak untuk menjadi konsultan probono di Grobogan beliau langsung antusias. Tentu saja jika kita bisa membantu daerah asal sendiri dengan pengetahuan dan pengalaman yang kita miliki merupakan sebuah kesempatan yang sangat baik. Mas Handoko bahkan langsung menghubungi Tanoto Foundation agar bisa mendapatkan bantuan pelatihan TOT bagi guru Grobogan. Tanoto Foundation ternyata langsung sepakat asal ada dana pendamping dari Pemkab. Grobogan. Kami lalu sepakat untuk datang bersama-sama ke Purwodadi menemui Pak Amin Hidayat.
Saya berangkat dari Surabaya sehari sebelumnya dan menginap di rumah Mas Handoko.. Sebelumnya saya diajak untuk melihat Museum Fosil Sangiran di Kali Jambe, Sragen, yang sekarang sudah sangat bagus dan semestinya menjadi tujuan wisata dan edukasi bagi setiap siswa. Esoknya kami berangkat ke Purwodadi.
Jum’at, 3 Januari.
Jarak dari Solo ke Purwodadi, ibukota Kab. Grobogan, adalah sekitar 2 -2,5 jam perjalanan darat. Jalanannya cukup melelahkan karena bergelombang dan lebarnya pas-pasan bagi kendaraan dua arah. Kalau di depan kami ada truk yang berjalan lambat maka kami harus berupaya untuk mendahuluinya dengan lumayan sulit. 😊
Setelah bertemu dengan Mas Amin Hidayat kami lalu diajak menemui Pak Sumarsono, Sekda Kab. Grobogan. Setelah menjelaskan maksud dan keinginan kami beliau langsung sepakat dan bersedia mendukung apa pun rencana kami. Sungguh luar biasa beliau ini. Begitu responsif dan sangat terbuka. Rasanya sungguh gembira bertemu dengan para pejabat yang responsif seperti beliau ini. Beliau bahkan bilang bahwa kami tidak perlu merepotkan Bupati untuk hal-hal teknis. Jalan saja dan nanti kalau ada hal-hal yang urgen dan strategis baru melapor ke Bupati. Ini menunjukkan bahwa beliau bukan orang yang birokratis tapi benar-benar paham pada prosedur. 👍😊
Siangnya kami mengumpulkan sejumlah kepala sekolah untuk menyampaikan pengalaman Pak Handoko mengembangkan program literasi dasar di Kaltara. Selama hampir dua jam Pak Handoko melakukan presentasi dan tanya jawab dengan sekitar 50-an kepala sekolah.
Ada banyak informasi penting yang disampaikan pada acara ini tapi yang penting adalah menanamkan kesadaran bahwa jika kita gagal membuat anak memiliki ketrampilan membaca pada SD kelas bawah (1-3) maka selamanya anak akan kesulitan mengejar pada kelas atas (4-6). Pada SD kelas bawah anak diajar untuk membaca atau anak belajar membaca. Pada kelas atas anak mulai menggunakan kemampuan membacanya untuk belajar. Jadi mereka membaca untuk belajar. Ada kesadaran bahwa para guru harus fokus pada penuntasan kemampuan membaca yang disyaratkan agar siswa bisa memahami pembelajaran bidang lain di kelas atas. Kegagalan untuk menyiapkan kemampuan membaca siswa di jenjang kelas bawah akan sangat mempengaruhi kemampuan anak untuk belajar lebih lanjut.
Mas Handoko langsung kembali siang itu dan saya menginap untuk agenda besok pagi.
Sabtu, 4 Januari 2020
Pagi ini adalah sesi saya untuk bicara pada para pengawas, korwil, dan penilik sekolah. Jumlah mereka ada sekitar 100 orang lebih. Ini adalah inti dari kedatangan saya hari ini, yaitu membangun Tim Satgas Literasi Kab. Grobogan. Jadi para pengawas, korwil, dan penilik ini nantinya akan menjadi supervisor atau manajer program GLS di sekolah binaannya masing-masing. Tugas mereka adalah: Merancang, Melaksanakan, Memonitor, dan Mengevaluasi pelaksanaan program GLS di sekolah binaan masing-masing. Setiap pengawas tampaknya akan mendapat sekolah binaan sekitar 10 sekolah yang akan mereka bina program GLS-nya. Nantinya mereka akan menyusun program masing-masing di bawah Ketua Tim Satgas Literasi Kab. Grobogan, Dr. Wahono, yang merupakan Sekertaris Kadisdik. Setelah presentasi dan diskusi selama dua jam lebih semua peserta tampak antusias dan yakin bisa melaksanakan program ini dengan sebaik-baiknya.
Saya sungguh lega bahwa upaya untuk membentuk Tim Satgas Literasi Kab. Grobogan ini berjalan dengan lancar dan disambut dengan antusias oleh para pengawas dan penilik. 😊
What’s next…?!
I’ll keep you informed. 🙏😊
Surabaya, 5 Januari 2020
Foto dokumentasi