
Karakteristik kedua dari Sembilan Karakteristik Sekolah Berprestasi Unggul adalah : High Standards and Expectations for All Students. Kita harus menetapkan standar dan ekspektasi yang tinggi dari setiap kinerja siswa. Kita tidak boleh menetapkan standar dan ekspektasi yang rendah karena hal ini akan membuat siswa menjadi bosan dan tidak tertantang. Mereka harus dilecut untuk selalu melakukan YANG TERBAIK DALAM SETIAP PEKERJAAN MEREKA. Tanpa adanya standar dan ekspektasi yang tinggi maka mereka akan kehilangan semangat dan gairah dalam belajar dan bekerja.
Apalagi kalau mereka adalah siswa-siswa dengan potensi luar biasa seperti siswa SMAN 5 Surabaya ini…!
Mereka adalah siswa-siswa terbaik dari seluruh penjuru kota Surabaya yang telah melalui seleksi baik itu seleksi hasil nilai UN dan juga hasil seleksi tes masuk yang diselenggarakan sekolah.
Seberapa baguskah sebenarnya input siswa di SMAN 5 Surabaya ini?
Sekedar ilustrasi, saat ini Surabaya sedang ‘inflasi’ nilai tertinggi dalam Ujian Nasional sehingga ada ribuan lulusan SMP yang mengantongi nilai rata-rata 9,5 ke atas! Dari data yang diperoleh dari media ternyata siswa yang memiliki nilai NEM diatas 38 (atau rata-rata 9,5) adalah sebanyak 3244 siswa padahal kursi untuk siswa di sekolah SMA RSBI hanyalah sebanyak 1632…! Jadi hanya separo dari mereka yang memiliki nilai rata-rata 9,5 yang bisa masuk.
Jadi kira-kira berapa nilai rata-rata siswa yang masuk ke SMAN 5 Surabaya?
Tentu saja ‘inflasi’ angka nyaris sempurna ini membuat terkejut semua pihak. Baktiono, anggota komisi D DPRD Surabaya meragukan, bahwa nilai UN yang didapat oleh siswa tahun ini, benar-benar murni hasil kerja kerasnya. Baktiono menilai, bahwa sekolah berlomba-lomba untuk mendongkrak nilai siswa didiknya guna mendongkrak kualitas sekolah tersebut. “Sekolah dan wali murid akan menghalalkan segala cara untuk bisa memperoleh nilai NEM yang tinggi untuk kepentingan penerimaan siswa baru, terbukti belakangan terjadi kebocoran yang menyebarnya dalam hitungan detik,” ujar Baktiono.
Lebih lanjut, Baktiono menerangkan, bahwa sejak awal DPRD Surabaya tidak menyetujui nilai UN dijadikan sebagai dasar untuk masuk sekolah yang dituju. DPRD Surabayamenilai, bahwa dengan sistem tes langsung dianggap dapat meminimalisir kecurangan. “Sejak awal saya tidak setuju dengan NUN, karena sangat rawan kecurangan. Menurut saya cara tes sangat masuk akal dan dapat meminimalisir kecurangan,” imbuhnya. Peningkatan yang sangat tajam ini ternyata bukan malah menjadikan pendidikan di Surabayadianggap berhasil dan maju, karena ternyata menimbulkan komentar yang miring. Sejumlah kalangan menilai bahwa hasil nilai rata-rata yang didapat siswa di Surabaya adalah hasil pemetaan oleh sejumlah oknum yang berkepentingan dan nilai UN terkesan diobral. Kompetisi untuk mendapatkan nilai UN telah menyebabkan mewabahnya ketidakjujuran untuk memperolehnya.
Fenomena inflasi nilai nyaris sempurna ini, akan berdampak pada terlemparnya siswa bernilai baik ke sekolah swasta. Jumlah siswa di Surabaya yang harusnya bisa mendapatkan kesempatan untuk masuk ke sekolah-sekolah negeri dengan nilai NEM 40 – 36,1 sebanyak 16.293 siswa, tetapi jumlah bangku yang tersedia di seluruh sekolah negeri di Surabaya sebanyak 16.055 kursi dengan rincian SMA sebanyak 6739, SMK sebanyak 7684, SMA RSBI sebanyak 1632. Sehingga terdapat 238 siswa dengan nilai rata-rata 9 yang harus terlempar ke sekolah swasta. Persaingan nilai akan semakin ketat dalam penerimaan siswa baru (PSB) SMU Negeri kota Surabaya.http://www.harianbhirawa.co.id/utama/48221-ratusan-siswa-unggul-tak-bisa-tertampung-sekolah
Untungnya untuk masuk ke SMAN 5 Surabaya bukan hanya nilai Ujian Nasional yang menjadi patokan tapi juga hasil tes. Dengan tes masuk maka akan dapat dilihat konsistensi dari perolehan nilai siswa. Para lulusan SMP yang sebelumnya mungkin memperoleh bocoran soal dan jawaban UN sehingga bisa memperoleh nilai nyaris sempurna mungkin akan tidak bisa berkutik jika harus menghadapi tes masuk yang dikelola dengan lebih ketat oleh SMAN 5 Sby. Sekolah-sekolah RSBI tentunya tidak ingin memperoleh siswa dengan hasil nilai UN yang nyaris sempurna tapi sebenarnya merupakan hasil curang dan bukan hasil murni dari siswa.
Jumlah siswa yang akan diterima di SMAN 5 adalah sekitar 300-an siswa dan mereka tentulah lulusan-lulusan terbaik yang telah melalui seleksi yang ketat baik dari nilai UN mau pun dari hasil tes. Dan tentunya mereka adalah siswa-siswa dengan nilai UN nyaris sempurna semua. Tentu saja nilai UN bukanlah alat ukur yang realiable seperti yang telah disampaikan oleh Baktiono. Tapi dengan adanya hasil tes masuk maka besar kemungkinan bahwa mereka yang berhasil masuk ke SMAN 5 Surabaya adalah benar-benarsiswa terbaik di bidang akademik.
Dengan input siswa seperti ini maka jelas kita bisa menetapkan High Standards and Expectations.
Adalah sebuah kerugian jika siswa-siswa berkualitas unggul seperti mereka tidak diberi sasaran, standar dan target pecapaian yang tinggi sesuai dengan kapasitas mereka. Ibaratnya, apa gunanya membeli mobil dengan cc besar tapi hanya digunakan pada kecepatan rendah terus? Siswa dengan kapasitas dan potensi besar tersebut harus dipacu agar mencapai ‘the best and the highest standar they can achieve’.
Salah satu contoh standar dan ekspektasi tinggi yang akan kami terapkan pada mereka adalah target untuk lulus Test of English Proficiency semacam TOEFL dengan nilai minimal 475.
Jadi setiap siswa SMAN 5 Surabaya haruslah sudah lulus TEP TOEFL Standard dengan nilai minimal 475. Jika mereka belum lulus standar tersebut maka mereka belum dianggap lulus dari SMAN 5 Surabaya dan harus mengulang tesnya sampai lulus.
Sulitkah mencapai nilai minimal 475 tersebut? Tentu saja. Bahkan saat ini aturan harus lulus tes TOEFL juga diberlakukan di berbagai perguruan tinggi, umpamanya ITS dengan nilai minimal 500. Jadi sarjana lulusan ITS belum boleh menerima ijasahnya jika belum lolos dari tes TOEFL tersebut. Dan ternyata banyak sekali mahasiswa ITS yang harus ujian berkali-kali dalam TOEFL baru bisa lolos. Jadi kalau standar nilai 475 untuk siswa SMA adalah cukup tinggi. Angka 475 ini memang sengaja kami tetapkan lebih tinggi dari ekspektasi bagi siswa sekolah SMA RSBI lainnya tapi lebih rendah dari perti macam ITS.
Tapi saya yakin sekali bahwa siswa SMAN 5 Surabaya akan bisa melewati standar itu. Lagipula kami sudah mempersiapkan beberapa program untuk mempersiapkan mereka untuk melewati standar tersebut. Salah satunya adalah dengan mengadakan kerjasama dengan UNESA Language Center untuk melatih para siswa untuk memiliki ketrampilan berbahasa Inggris dengan baik. Sungguh kebetulan bahwa Direktur UNESA Language Center, Dr. Oikurema Purwati, adalah alumni SMAN 5 Surabaya sehingga membantu sekolah tersebut adalah sama dengan membalas jasa kepada almamaternya.
Untuk mencapai target sebagai ‘the best school in Indonesia’ SMAN 5 sudah merencanakan untuk mengadakan kerjasama dengan beberapa PTN dan PTS yang ada diSurabaya untuk membantunya mencapai target-target yang akan ditetapkan. Adalah juga kebetulan bahwa Rektor ITS, Prof Dr. Ir. Tri Yogi Yuwono, DEA, adalah salah seorang orang tua siswa SMAN 5 Sby. Ketika bertemu di acara Komite Kelas beberapa waktu yang lalu di sekolah dengan senang hati beliau menjanjikan untuk membantu SMAN 5 Sby apa saja yang bisa dilakukan oleh ITS untuk itu. ITS jelas memiliki banyak pakar di bidang MIPA sehingga dengan mudah bisa memberikan pelatihan bagi para guru yang membutuhkannya.
Entah memang mendapat restu dari Tuhan YME tapi semua urusan dengan SMAN 5 sangat lancar. Semuga presentasi yang saya paparkan diterima dengan sangat baik dan semua bersedia untuk membantu sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Ketika saya mencoba untuk menghubungi UNAIR melalui Purek I-nya, Prof Dr. Achmad Syahrani, yang kebetulan seorang teman mengajar puluhan tahun yang lalu hanya via SMS ternyata juga mendapat sambutan yang baik. Beliau yang masih di Kuala Lumpur saat itu seketika menjawab SMS saya dan bersedia menerima kami di kantornya di Universitas Airlangga.
Begitu juga ketika saya mengirim SMS untuk bertamu ke UNESA ke Rektornya, Prof Dr. Muchlas Samani, yang saat itu masih di Jakarta SMS saya juga langsung dibalas dan beliau bersedia menerima kami di kantornya pada hari Senin juga. Jadi pada hari Senin kemarin kami bertamu langsung pada tiga PTN terkemuka di Surabaya, ITS, UNESA dan UNAIR pada hari yang sama! Sungguh ini merupakan sebuah kesempatan dan kebetulan yang langka dan patut kami syukuri.
Jadi strategi kami untuk melakukan elemen keempat dari Sembilan Karakteristik Sekolah Berprestasi Unggul yaitu High levels of Collaboration & Communication salah satunya adalah dengan mengajak beberapa perguruan tinggi sekaligus untuk membantu SMAN 5 Surabaya dalam mencapai targetnya sebagai ‘the best school in Indonesia’.Tentunya banyak hal yang bisa kami lakukan dengan bekerjasama dan mendapat bantuan dari PTN-PTN terkemuka tersebut. Kami berencana untuk mengajak mereka melakukan MOU untuk membantu SMAN 5 Sby mencapai tujuan dan target-targetnya. Dari ITS kami paling tidak berharap bisa mendapat bantuan untuk pelatihan-pelatihan di bidang MIPA baik bagi guru SMAN 5 Sby mau pun bagi siswanya. Dari UNESA kami berharap mendapat bantuan dari Language Centernya, dan dari UNAIR kami berharap bisa membantu menjadikan perpustakaan sekolah SMAN 5 Sby menjadi perrpustakaan terbaik di Indonesia. Ini sebenarnya adalah tantangan juga bagi mereka apakah mereka bisa menjadikan SMAN 5 sebagai ‘the best school in Indonesia’.
Sekian dulu dan sampai bertemu pada episode berikutnya….
Surabaya, 26 Juni 2012
Salam
Satria Dharma
https://satriadharma.com
apakah benar rekomendasi dari luar kota akan dikurangi nilai unas sebanyak 2 ?
saya sekolah sd dan smp di krian, sidoarjo. namun KK saya masih surabaya dikarenakan ayah ibu saya bekerja di surabaya dan saya lahir di surabaya, apa benar dikurangi 2 dari nilai UNAS ?
terimakasih atas jawabannya,, sekiaan