April 26, 2024

0 thoughts on “BAHASA INGGRIS: IRONI DOSEN UNMUL DAN KUALITAS PENDIDIKAN KITA

  1. I feel sad about them (us?). We need individuals (like you Pak Satria) to act upon this matter. Forget about the government! The men (and women) behind the desk do not care about this.

  2. You think that you need but we don’t need. Ok, say what can you do change in your city or country if you thingking about 80 percent not litarate and line poor (a like your lecturer, maybe), an english spoken or literate your city ? I think you’ll following your heart, of course you think the same me, I’m sure it is.
    Regards for Mr Critical, Not comments for think without think empty. Thingking for yours educator. See you last time

  3. Pak satria, issuenya ada di pendidikan. Sekarang mutu pendidikan kita sangat merosot, tidak cuma di pendidikan bahasa, tapi di semua bidang. Dulu jaman belanda, kita belajar bahasa belanda 3 tahun, dan orang2 kita yang berpendidikan sampai dengan level SMP saja sudah bisa berbahasa belanda. tapi jaman sekarang, belajar bahasa Inggris dari kecil sampai SMA, bahkan Universitas, tetap saja gak mudeng nonton film di bioskop.
    Kalo saya duga sih adanya kemerosotan sumber daya di bidang pendidikan. Jaman dulu banyak lulusan terbaik yang menjadi guru, karena guru menawarkan prestise baik kehormatan maupun gaji. Tapi sekarang semua lulusan terbaik ingin menjadi dokter, insinyur, mungkin nanti lama2 anggota dpr, which is good. Saya tidak menentang ini karena saya sendiri lulusan teknik, tapi guru mestinya mendapat penghargaan lebih layak sehingga dapat menjaring sdm dg kualitas yang baik pula. Karena kalo sdm guru baik, sdm yang lain-lain juga ikut baik, bukan?

  4. Hi Pak Satria,
    It’s sad to know, as you wrote, that our English doesn’t show any good progress at all. I admit that your argument bout the lack of supporting media in our country also leads to the lack of our english skills. Well, If I may say. The govt should do something. We should do something bout it too. Let’s start from ourselves . Start from the smallest thing. And start it now. don’t you think so, Sir?

  5. In Malaysia English is as a second language, in Indonesia it’s a foreign one. I think it’s not wise if compared with Malaysia. Any way, I completely agree that there’s something wrong with our English teaching and learning management. It’s our responsibilty to fix it.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *