Salah satu godaan besar dalam hidup, menurut saya, adalah keinginan untuk terus berada di zone nyaman dan takut untuk memulai sesuatu yang baru. Ini menghalangi kita untuk berkembang. Zona nyaman mematikan kreatifitas dan daya juang kita.
Dulu saya pernah bekerja di perusahaan multinasional. Hidup saya mapan, pekerjaan enteng, liburannya panjang, gaji besar, fasilitas lengkap (ada dua kolam renang, lapangan bowling, squash, boat untuk mancing di laut, dan lapangan golf 18 holes, just to mention a few facilities there), segala kebutuhan dan kenyamanan hidup karyawan dipenuhi oleh perusahaan. Rasanya itulah kehidupan yang ingin dicapai oleh setiap orang. Tapi setelah menjalaninya selama enam tahun saya merasa bosan. Saya merasa kapasitas diri saya tidak terpakai sepenuhnya. Saya masih muda dan ada keinginan dalam diri untuk mencari tantangan baru dalam hidup. Saya merasa seperti mobil dobel gardan yang hanya dipakai di jalanan beraspal. Emang kelihatan keren tapi kehilangan fungsinya sebagai mobil dobel gardan.
Pekerjaan saya sebagai guru sekolah internasional di perusahaan itu memang semakin hari semakin membosankan karena muridnya semakin sedikit dan tantangannya sudah hilang. Padahal saya masih muda dan saya masih suka dengan tantangan-tantangan. Di kepala saya tumbuh berbagai ide yang tidak bisa saya jalankan dan itu menyiksa saya. Saya ternyata belum siap untuk hidup nyaman menikmati hidup saja. Soalnya hidup saya sebelumnya terbentuk dengan tantangan-tantangan dan kesulitan hidup. Bukan dengan kenyamanan. Saya belum dan tidak terbiasa untuk hidup menikmati kenyamanan hidup semata. Tepatnya, saya bosan dengan kehidupan yang datar-datar saja.
Sebelumnya saya berpikir kalau saya sudah menikah dan punya anak maka kebosanan saya akan kehidupan yang datar-datar saja akan hilang. Saya pikir tanggung jawab pada keluarga akan membuat saya mencari hidup yang mapan dan nyaman. For the sake of the family whom I should take care of. Ternyata tidak. Saya tetap bosan dan merasa tidak bermanfaat. Anehnya, istri saya juga merasakan hal yang sama dan ia tidak keberatan untuk memulai hidup baru dengan meninggalkan semua kenyamanan hidup yang ada. The life there was really boring for us, sungguh membosankan karena tak ada lagi yang harus kita perjuangkan dan raih sekuat tenaga dan kapasitas diri kita. Saya merasa seperti seorang pensiunan di usia muda dan istri saya juga bosan tinggal di kompleks perusahaan. Waktu kecil dulu ia juga tinggal di kompleks TNI AU dan kini ia tinggal di kompleks perumahan PT Badak NGL Co. So boringā¦!
Sebetulnya saya juga sudah mencari tantangan-tantangan baru di luar pekerjaan rutin saya. Di luar jam kerja saya membuat bimbingan belajar dan kursus. Bimbingan itu berjalan baik tapi kemudian menjadi rutin. Di kompleks perusahaan saya jadi pengurus remaja masjid. Meski semuanya berjalan lancar tapi saya tetap merasa tidak puas. Saya butuh tantangan nyata yang akan membuat kapasitas saya tercurahkan. Saya bosan dan istri saya juga bosan.
Akhirnya kami putuskan untuk keluar dari comfort zone untuk memulai sebuah hidup baru yang benar-benar menantang dan butuh perjuangan. Saya keluar begitu saja dan semua teman di perusahaan tersebut menyayangkan keputusan saya yang tidak rasional tersebut. Keluar dari kenyamanan hidup untuk memperjuangkan kehidupan yang harus dimulai dari awal yang tidak jelas adalah sebuah kebodohan bagi mereka. Apalagi kalau alasannya hanya karena bosan. Untungnya saya tidak bilang bahwa saya merasa kapasitas dan kompetensi saya tersia-siakan di perusahaan tersebut. It would sound very arrogant I think. Yang jelas teman-teman menyayangkan sekaligus kasihan pada saya. Mereka pikir kehidupan saya akan merosot mutunya dan saya akan menuju pada penderitaan. Saya tidak menyalahkan mereka.
Satu hal yang mereka tidak tahu adalah bahwa keluar dari kehidupan nyaman menuju kehidupan baru yang lebih menantang saat itu bukanlah yang pertama kali saya lakukan. Saya sudah berkali-kali keluar dari posisi nyaman saya menuju posisi baru dan mulai lagi dari awal yang penuh tantangan. Setiap kali keluar dari posisi nyaman dan mulai dari awal pada akhirnya kehidupan saya akan menjadi semakin baik. Saya mungkin merasa ketagihan dengan itu.
Sebelum masuk ke PT Badak NGL Co di Bontang saya sudah menjadi guru PNS selama 12 tahun. Begitu ada kesempatan bekerja di Bontang status saya sebagai PNS saya tinggalkan begitu saja tanpa merasa kehilangan sedikit pun. Banyak teman dan keluarga yang heran dengan sikap saya. Bagi sebagian orang bisa jadi PNS adalah sebuah impian besar dan melepaskannya setelah menjalaninya selama 12 tahun adalah sebuah kebodohan. Sebelum itu pun saya sudah melepaskan comfort zone ketika bekerja sebagai guru di SMPN Caruban dan kembali ke Surabaya untuk kuliah lagi sambil bekerja. Sebetulnya saya bisa saja tetap di sana dan kuliahnya di Madiun seperti teman-teman guru yang lain. Tapi itu kurang menantang. Saya juga pernah mendirikan sebuah lembaga bimbingan belajar di Surabaya from a scratch dan akhirnya besar dengan beberapa cabang di kota lain. Saya begitu tenggelam karena keasyikan mengelolanya. Tapi begitu saya bosan lembaga tersebut saya tinggalkan saja pada mitra kerja saya. Keluar dari sebuah kondisi yang sudah terlanjur nyaman dan mencari tantangan baru terasa sebagai sebuah keharusan bagi saya waktu itu.
Hal lain yang mereka juga tidak tahu adalah bahwa saya sebenarnya juga tidak terjun bebas begitu saja. Sebelum keluar dari comfort zonesaya juga sudah membuat persiapan-persiapan dan perhitungan sebelum memasuki kondisi dan pekerjaan baru. Saya sudah membuat sebuah pijakan dan saya sudah yakin bahwa pijakan tersebut cukup kuat bagi saya untuk melangkah lebih lanjut. Itu adalah naluri yang hanya bisa dirasakan dan dipahami oleh orang-orang yang melakukannya. Ada semacam ilham yang diberikan oleh Tuhan pada saya untuk bergerak. Itulah sebabnya saya selalu yakin untuk keluar dari zona nyaman dan memasuki zona tantangan baru karena setiap kali saya keluar dari zona nyaman pada akhirnya saya selalu akan masuk ke zona lebih nyaman lagi. Nothing to worry. Saya tidak pernah menyesali apa yang saya tinggalkan karena saya selalu akan tiba pada situasi dan kondisi yang lebih baik daripada sebelumnya. Saat ini pun saya berada di zona sangat nyaman lagi sehingga saya harus mencari-cari tantangan baru. Tapi mungkin tantangan yang sesuai dengan usia saya yang mulai senja yang tidak terlalu membutuhkan adrenalin.
Jika saya melihat ke belakang kini maka saya akan merasa puas bahwa saya telah mengambil keputusan sesuai dengan panggilan jiwa saya.
Surabaya, 16 April 2016
Salam
Satria Dharma
https://satriadharma.com