
DAY 4
Setelah makan pagi kami langsung check out dan berangkat menuju ke Leh yang akan memakan waktu sekitar 6-7 jam perjalanan darat.
Sepanjang perjalanan kami akan mengadakan photo stop di Namikala Top dengan ketinggian 3600 mdpl, Fatula Top 4108 mdpl, Lamayuru, dan Magnetic hills 4267 mdpl. Leh sendiri berada di ketinggian 3524 mdpl. Estimasi suhu di Leh 10-21 derajat Celcius. Jelas kami akan kedinginan tapi no problem. Kami sudah mempersiapkan segala macam perlengkapan tempur melawan dingin, termasuk kopi cap Kapal Api sasetan. 😁
Kami tiba di Leh sekitar jam 17:30 dan langsung disambut dengan teh panas. Begitu kami mengecek saturasi kami dengan oxymeter ternyata semua peserta tour kadar oxigennya di bawah 90. Mukmin, Naser, dan Tareeq (guide dan driver) justru antara 97 dan 98. Mereka memang sudah terbiasa.
Tapi setelah beristirahat dan makan malam saturasi kami sudah di atas 90 semua. Alhamdulillah…! Meski demikian acara jalan-jalan ke pasar malam ini kami batalkan untuk istirahat saja. Soalnya tubuh yang kekurangan oksigen itu bisa menyebabkan pusing, mual, muntah, napas megap-megap, dan limbung. Seorang peserta tour kami sempat jatuh karena tiba-tiba kehilangan kesadaran tiba-tiba ketika menaiki tangga. Untung dapat ditangkap oleh Naseer, guide kami, sehingga hanya luka minor.
LEH
Leh adalah ibu kota Ladakh, sebuah distrik semiotonom yang termasuk dalam wilayah sengketa Jammu Kashmir di India bagian utara. Di masa lalu, Leh dikenal dengan nama-nama yang berbeda, seperti Maryul dan Kha-chumpa. Rentang suhu di kota Leh dan wilayah sekitarnya terbilang ekstrem, berkisar antara 38,7 °C di musim panas hingga -27,9 °C di musim dingin, dengan suhu rata-rata tahunan 7,3 °C. Kondisi iklim di wilayah ini adalah dingin dan gersang.
Penduduk Leh umumnya bekerja sebagai petani atau peternak. Karena lokasinya yang strategis, Leh sempat menjadi sentral ekonomi dalam rute perdagangan antara India, Tibet dan wilayah di Asia Tengah lainnya. Namun, sengketa wilayah yang terjadi antara India dan Pakistan sejak 1947 serta India dan Tiongkok sejak 1962 telah mengubah aktivitas ekonomi di kota ini secara signifikan; menjadikannya sangat bergantung pada impor komoditas dan subsidi dari pemerintah.
Benturan geopolitik yang terjadi antara India, Pakistan dan Cina juga menyebabkan banyaknya pasukan militer yang ditempatkan di Leh dan sekitarnya. Bahkan katanya lebih banyak tentara ketimbang warga sipil di sini. Tapi hal ini kemudian memungkinkan percepatan pembangunan infrastruktur wilayah. Jalan raya Srinagar-Leh dan Manali-Leh adalah sebagian contoh infrastruktur yang awalnya dibangun untuk kebutuhan militer dan lambat laun dibuka untuk kebutuhan publik.Kehadiran militer ini pada akhirnya membuka lapangan pekerjaan bagi warga setempat dan memungkinkan produk pertanian lokal terserap oleh kebutuhan pasukan militer.
Leh dibuka untuk turisme pada tahun 1974. Sejak itu sektor pariwisata mendongkrak perekonomian di kota ini. Berkat keunikan lanskap dan kebudayaannya, Leh banyak menarik perhatian turis domestik dan internasional. Hal ini mendorong pertumbuhan bisnis pariwisata lokal. Saat ini tercatat terdapat hampir 100 hotel dan ratusan pondok penginapan di Leh. Kami menginap di hotel Mansarover yang lumayan bagus.
Mayoritas penduduk Leh menganut Buddhisme Tibet dan Islam Syiah, dan sebagian lainnya menganut Kristiani dan Hindu. Bahasa Ladakh adalah bahasa utama yang digunakan penduduk Leh dalam percakapan sehari-sehari dan bukan Hindi
EXTREME BIKE TOUR
Ladakh juga terkenal di dunia dengan Extreme Bike Tournya. Jadi para pesepeda motor dari seluruh dunia suka mengadakan touring di sini. Ini impian mereka karena rute ini dianggap sebagai rute yang ekstrim. Rute tur sepeda motor yang satu ini dianggap yang paling ekstrem di dunia karena mereka akan berkendara sejauh 1300 km menjelajahi Pegunungan Himalaya bagian India. Jadi mereka bakal menjelajah jalur sepeda motor tertinggi yang ekstrem. Hanya para pemberani (dan yang punya uang) yang mau berkendara melewati Pegunungan Himalaya yang dikelilingi oleh puncak-puncak bersalju menyusuri jalur dengan panjang 1300 km melewati jalanan berliku dengan kontur yang naik turun. Bahkan di antaranya merupakan jalan tertinggi yang dapat dilintasi oleh kendaraan bermotor, yaitu Khardung La yang melewati provinsi paling utara di India. Selain itu mereka juga melewati Ladakh yang hanya dapat dilintasi oleh kendaraan bermotor tiga kali dalam setahun. Mereka berkendara sangat jauh dan melewati tempat yang sangat terpencil tentu dengan mengikutsertakan bagian logistik berupa mobil pick-up yang membawa semua perlengkapan mereka. Mereka menyertakan koki handal, ahli mekanik dan orang yang siap membantu untuk mendirikan tenda. Jadi mereka bukan hanya menyewa sepeda motor keren dengan cc besar (ada yang 900 cc) tapi juga menyewa segala ubo rampenya. Ini jelas hobi mahal bagi mereka yang bertubuh fit dan berjiwa petualang. Gak cocok untuk saya yang sering masuk angin kalau naik motor. 😁
Leh, 23 Juli 2023
Satria Dharma