
Apakah Anda memerlukan mukjizat dalam hidup Anda? Jika ya, mukjizat apa yang Anda inginkan?
Sesungguhnya kehidupan kita ini dipenuhi dengan mukjizat-mukjizat yang tidak kita sadari..
Menyembuhkan orang yang sakit lepra dan kusta? Ilmu kedokteran bahkan mampu melenyapkan penyakit itu selama-lamanya. Sebentar lagi kita sudah akan bisa menemukan cara mengalahkan Covid 19. Just a matter of time.
Memiliki suara yang merdu seperti Nabi Daud? Sekarang ada ribuan penyanyi yang memiliki suara yang sungguh memukau dan bisa kita simpan lagunya di gadget kita.
Menyeberangkan ratusan orang lewat laut dengan membelahnya sehingga mereka bisa berjalan di antaranya? Sekarang ribuan orang lalu lalang melintasi lautan tanpa harus capek-capek berjalan. Laut juga tidak perlu dibelah. Lewat saja di atasnya. Zaman dulu Nabi Musa tidak punya kapal makanya ia terpaksa harus melakukan atraksinya tersebut untuk menyelamatkan umatnya.
Mengubah tongkat menjadi ular? Siapa yang terkesan sekarang? Lha wong orang lebih terkesan kalau ada mukjizat mengubah kertas koran menjadi uang.
Ada nabi atau orang yang bisa melayang atau terbang? Now everybody can fly, kata Airasia. It’s no magic anymore. Kalau ada orang yang dengan kekuatan batinnya bisa melayang beberapa centimeter dari tanah maka itu sekarang hanya akan dianggap semacam atraksi saja.
Hal tersebut TIDAK MEMECAHKAN MASALAH APA PUN.
Ya, mukjizat itu sebenarnya adalah sebuah metode untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh para nabi zaman dahulu.
Tapi kita sekarang mampu mencari berbagai cara untuk memecahkan masalah yang kita hadapi sendiri.
Masalahnya adalah kadang-kadang kita itu bahkan tidak tahu masalah yang kita hadapi dan apa metoda untuk menghadapinya.
Lha wong di zaman sekarang kok masih ada yang mencari ilmu kekebalan anti bacok.. Emang kalian mau hidup di komunitas orang bacok-bacokan apa? Menggunakan susuk untuk kecantikan. Kalau ini mah dokter kecantikan Korea jagonya.
Sebuah kota di Jawa Timur membanggakan dirinya sebagai Kota Pendekar. Di mana-mana gambar sosok pendekar berbaju hitam menendangkan kakinya ke langit dipajang di gapura-gapura. Saya jadi merasa disorientasi merasa hidup di zaman Mahesa Jenar masih malang melintang bersama Ki Ageng Sela dalam kisah Nogo Sosro Sabuk Inten.
Jadi apa mukjizat yang Anda inginkan bagi diri Anda seandainya Anda ditawari? What do we actually need in this life…?!
Tidak terbakar ketika berada dalam kobaran api seperti Nabi Ibrahim?
Bisa berbicara dengan burung seperti Nabi Sulaiman?
Bisa bikin perahu seperti Nabi Nuh?
Bisa menerjemahkan mimpi-mimpi seperti Nabi Yusuf?
Saya jelas tidak akan minta mukjizat membelah lautnya Nabi Musa. Bisa terjadi tsunami di daerah sekitarnya dan kapal-kapal bisa tenggelam karenanya. Justru lebih banyak mudharatnya ketimbang manfaatnya.
Jokowi mungkin butuh mukjizat untuk memulihkan perekonomian Indonesia yang di ambang resesi. Tapi tentunya negara-negara yang sudah resesi lebih membutuhkan mukjizat tersebut seperti Amerika Serikat, Jerman, Perancis, Italia, Korea Selatan, Spanyol, Hongkong, Singapura, Filipina, Inggris, Malaysia, Jepang, Thailand, Polandia, yang bakal disusul oleh negara-negara lain. Mungkin para kepala negara dunia perlu berdoa bersama untuk memohon mukjizat bisa memulihkan perekonomian dunia bersama.
Sampai hari ini saya masih bingung dan belum tahu mukjizat apa yang akan saya minta. Lha gimana wong semua masalah saya sudah teratasi gak pakai mujizat-mujizatan seperti itu. Kayaknya semua jalan hidup saya itu begitu mudah dan terasa ajaib. Jadi sehari-hari yang saya minta pada Tuhan adalah, “Ajari aku untuk selalu bersyukur padamu, ya Allah…!”
Surabaya, 4 September 2020
Salam
Satria Dharma