Jalan-jalan lagi. Kali ini rute kami adalah ke Vietnam dan Kamboja. Pergi ke Vietnam sebenarnya sudah saya rencanakan bulan Februari lalu. Tapi karena padatnya kesibukan kami maka baru sekarang bisa kami laksanakan. Sebetulnya saya ingin sekalian ke Laos supaya sekalian jalan-jalan ke tiga negara. Tapi nampaknya istri saya tidak punya waktu lebih panjang sehingga saya singkat saja rutenya. Ke Vietnam dan Kamboja pun kami hanya akan ke Ho Chi Minh City (HCMH atau yang sebelumnya dikenal dengan nama kota Saigon) dan Phnom Penh yang merupakan ibukota Kamboja. Kami bahkan tidak akan sempat ke Angkor Wat yang legendaris itu. Angkor Wat letaknya dekat Siem Reap lumayan jauh dari Phnom Penh. Sedangkan ‘jatah’ waktu kami ke Kamboja ya hanya sampai Phnom Penh saja. Untuk bisa ke Vietnam dan Kamboja ini pun saya sudah tawar menawar dengan istri saking sibuknya ia sekarang ini. Saya sendiri sebenarnya sekarang sudah jadi pengacara dan sekaligus bisnis ternak teri. Tepatnya saya adalah ‘pengangguran banyak acara’ dan kerjanya ‘anter anak dan anter istri’ kemana-mana. 🙂 Jadi saya punya lebih banyak waktu luang ketimbang istri saya. Justru istri saya yang sekarang sedang senang-senangnya menjadi ‘wanita karier’. 🙂
Begitu kami sepakat kapan waktu yang tepat agar bisa berangkat maka saya segera ‘hunting’ tiket dan akomodasi. Tapi sebelum itu saya harus buat ‘itinerary’ atau jadwal dan agendanya dulu. Saya harus merencanakan naik apa, menuju ke mana, berapa lama, di mana, apa akomodasinya, dlsbnya. Kami punya travel langganan jadi urusan cari tiket kami serahkan ke Bravo Indonesia. Tapi urusan akomodasi saya akan cari sendiri. Saya tinggal buka booking.com atau agoda.com. Ada banyak sekali tawaran hostel maupun hotel. Tinggal disesuaikan dengan kebutuhan, mau yg fasilitas hostel ala backpacker atau hotel bintang lima. Untuk akomodasi kami memutuskan untuk menginap di hotel bintang dua atau tiga. Menginap di hostel memang bisa sangat murah tapi mungkin bukan untuk kami yang sudah berumur ini. Nginap di hostel itu gaya traveling anak muda yang mau ngirit sebisa-bisanya. Kami ingin bisa menikmati suasana hotelnya juga dan bukan sekedar numpang tidur semalam. Tapi kami juga tidak ingin menginap di hotel bintang 4 atau 5 karena tentu saja akan menjadi jauh lebih mahal sedangkan waktu kami akan lebih banyak di luar hotel.
Saya pun kemudian ‘browsing’ kesana kemari dan memutuskan untuk memilih dua hotel di Ho Chi Minh City (HCMH) dan satu hotel di Phnom Penh, Kamboja. Untuk akomodasi di Ho Chi Minh City saya akan menginap di Nguyen Khang Hotel dan Bali Boutique Hotel sedangkan di Phnom Penh saya memilih di One Up Hotel Cambodia. Saya sengaja pilih dua hotel di HCMH supaya ada perubahan suasana. Tentu saja saya sudah membaca ulasan dan melihat-lihat seperti apa hotel-hotel yang akan kami tinggali tersebut. Kalau lihat foto-fotonya sih keren. Tapi siapa tahu seperti apa situasi sebenarnya. Kami sdh sering pengalaman kecewa krn berharap banyak dari foto fasilitas hotel yg tdk seindah aslinya. Jadi kami siap-siap utk kecewa saja. Kalau pas hotelnya bagus ya kami akan lebih gembira.
Dari Bravo Indonesia kami dapat tiket Tiger Air SUB-SGN-SUB. Kami memang mencari penerbangan langsung Surabaya(SUB) – Saigon (SGN). Saya pikir lebih baik kami berangkat langsung dari Surabaya, dan transit di Changi, Singapore, daripada harus berangkat dari Jakarta. Jadi kami tidak perlu harus keluar biaya utk tiket Surabaya – Jakarta lagi. Akhirnya kami dapat penerbangan Tigerair yang berangkat dari Surabaya pada tgl 16/3 (Minggu) jam 21:45. Jadi kami akan terbang malam. Ini berangkatnya dari Terminal 2 Juanda yang baru tersebut (sebetulnya itu terminal lama yang ditinggalkan dan sekarang dihidupkan kembali) dan transit di Singapore (SIN). Kami akan tiba di Singapore jam 1.05 tengah malam dan baru akan berangkat ke Ho Chi Minh City (SGN) pada jam 7:40 pagi. Jadi kami akan transit di Changi selama 6 jam! Apa yang akan kami lihat di Changi tengah malam begitu? Sebetulnya ada banyak juga hiburan di Changi. Kalau mau nonton film Changi punya ruang theater untuk nonton gratis yang memang disediakan bagi para penumpang yang transit seperti kami. Tapi kami memutuskan untuk tidur saja di tempat yang sudah disediakan di Free Rest Area sebelum check-in paginya di Sanctuary di seberang Gate 5, Transit Mall North, lantai 2. Selain di sini juga ada di Oasis Lounge di seberang Gate E11. Saya tahu karena saya sudah ‘browsing’. 🙂
Paginya kami akan check-in dan langsung berangkat ke Saigon (HCMH). Dari Terminal 2 Changi kami akan sampai di Saigon pada jam 8:40. Jadi kami akan bisa langsung city tour pagi itu. Saya masih mikir-mikir apakah sebaiknya saya nyewa mobil harian untuk keliling-keliling supaya efektif dan tidak terlalu capek atau jalan saja dari hotel ke tempat tujuan wisata kami. Baik Nguyeng Khang Hotel mau pun Bali Boutique Hotel terletak di District 1 dimana hampir semua tujuan tur berada. Sebagai contoh Hotel Nguyen Khang itu hanya 5 menit jalan kaki ke Ben Thanh Market dan 15 menit jalan ke History Museum, Municipal Theater and Reunification Palace (beberapa tempat yang akan kami kunjungi). Begitu yang saya baca. Seberapa jauh sebenarnya saya belum tahu. Bisa saja jalan 15 menit tapi mungkin dengan kecepatan seperti atlit jalan cepat. Hehehe…!
Kami akan ke Phnom Penh naik bis antar negara. Waktu perjalanannya sekitar 7 jam. Jadi kira-kira seperti Surabaya – Solo begitulah. Pulangnya dari Phnom Penh ke Saigon kami juga akan naik bis lagi. Dan itu akan kami lakukan langsung besoknya! Jadi kami hanya akan berada di Phnom Penh semalam dan besok siangnya langsung balik lagi ke Saigon, Apa boleh buat! Waktu kami sangat terbatas. Saya sudah cari informasi tentang penerbangan dari Saigon ke Phnom Penh dan sebaliknya. Ternyata tiketnya sangat mahal padahal perjalanannya cuma 45 menit. Tiket perorang sekitar 1, 8 juta rupiah dan tidak ada tiket murah seperti di Indonesia. Penerbangan dikuasai oleh pemerintah Vietnam dan mereka memonopolinya sehingga harga tiketnya jadi sangat mahal. Lagipula kata orang yang tahu ‘it’s not worth it’. Gak sumbut antara mahal dengan jaraknya. Lagipula dengan perjalanan, menunggu di airport, dll kalau dihitung-hitung juga butuh sekitar 4 jam. Waks…! Yo wislah…! Kami akna naik bis saja pulang pergi.
Kami akan kembali ke Surabaya dengan rute yang sama. Dari bandara Saigon (Ho Chi Minh City) Terminal 2 kami akan berangkat pada hari Jum’at 21/3 jam 9:20. Jadi kami harus sudah berada di bandara paling tidak 2 jam sebelumnya. Artinya kami harus check-out dari hotel paling tidak jam 6 pagi. Dari Bandara Saigon kami akan sampai di Changi Singapore Terminal 2 juga pada jam 12:20. Di sini kami juga akan transit selama 7 jam dan baru akan berangkat pada jam 19:50. Pulangnya kami transit lebih lama tapi karena transitnya siang hari dan lebih dari 5 jam maka kami akan bisa ikut tur gratis Heritage Tour selama 2 jam keliling-keliling Singapore. Ini memang pelayanan menarik yang ditawarkan oleh pemerintah Singapura kepada para penumpang agar mau dan betah transit lama di Singapura. Ada beberapa jadwal tapi kami akan mengambil jadwal yang ada pada jam 14:30 – 16:30. The Heritage Tour ini berhenti sebentar di Merlion Park lalu ke Colonial District, Central Business District dan Chinatown atau Little India. Dalam perjalanan ke Merlion Park kami akan dilewatkan pemandangan Marina Bay Sands, Singapore Flyer and Gardens by the Bay. Kami juga akan dimampirkan di The Fountain of Wealth di Esplanade. Kami sudah pernah mendatangi itu semua tapi melihatnya lagi dan lagi tentunya akan tetap menyenangkan. Apalagi ini di sela waktu transit yang tujuh jam dan gratis pula! 🙂
Saat ini kami sudah berada di bandara Juanda Terminal 2 yg besar, megah, dan kinclong. Maklum masih baru beroperasi sebulanan ini. Kami menunggu keberangkatan kami ke Singapura pada pukul 9:45 PM nanti. Sampai ketemu pada kisah perjalanan kami nanti kalau saya sudah punya waktu untuk menulis ya. Doakan kami selalu sehat, fit, dan hepi selama dalam perjalanan. Amin!
Surabaya, 16/3/2014
Salam
Satria Dharma
https://satriadharma.com