Belakangan ini ada trend yang dilakukan oleh banyak masjid, yaitu menyiarkan proses salatnya melalui pengeras suara atau TOA. Jadi bukan hanya membangunkan warga dengan pengeras suara sejam sebelum waktu Subuh, tapi juga melakukan adzan, iqamat, mengaji, dan bahkan proses salatnya melalui pengeras suara. Entah mengapa sekarang ini banyak masjid dan mushalla yang MABUK TOA. Semua hal mau DITOAKAN sekencang-kencangnya dan tidak peduli jika itu mengganggu lingkungan mereka sendiri. Kalau diberitahu bahwa suara TOA yang kencang dan tanpa peduli waktu itu mengganggu banyak orang bahkan umat Islam itu sendiri mereka malah menantang, āMana orang yang bilang terganggu itu? Hanya setan dan iblis yang terganggu oleh suara adzan.ā Sungguh egoisā¦.! 🥺
Alasan mereka adalah bahwa semua itu merupakan syiar agama. Lalu mereka mengirim video tentang seorang non-muslim yang mengaku terkesan dengan suara adzan. Mereka itu memang geblek. Lha wong yang dikeluhkan adalah suara TOA-nya kok mereka merasa seolah dilarang adzan, dzikir, dan mengaji di masjid. Lalu meningkat lagi bilang bahwa pemerintah sekarang islamophobia seolah mau menyatakan bahwa TOA = ISLAM. Mengatur Toa sama dengan membenci syiar Islam. Kalau dibilang silakan kalau mau dzikir, sholawatan, ngaji di masjid 24 jam sehari tapi tidak perlu pakai pengeras suara yang mengganggu kegiatan orang lain mereka menolak. Katanya itu upaya untuk menghentikan syiar Islam. Ngeyel kanā¦.! Bagi mereka syiar agama ya harus pakai TOA sekencang-kencangnya dan sejauh-jauhnya daya jangkaunya. Perkara itu mengganggu atau tidak ada yang memperhatikan mereka juga tidak peduli. Karena mereka memang tidak paham apa itu syiar Islam.
Syiar Islam atau dakwah terbaik tentunya adalah dengan PRILAKU DAN AKHLAK YANG MULIA kepada semua orang. Syiar agama dengan bentuk gangguan suara via TOA adalah upaya untuk membuat orang lain benci pada agama Islam. Jadi justru mereka yang membuat orang benci pada Islam karena prilaku buruk mereka. Bahkan Rasulullah sangat mewanti-wanti kita agar tidak mengganggu tetangga kita. Rasulullah SAW bersabda: āBarang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah ia mengganggu tetangganya.ā
Itu sebabnya maka penggunaan pengeras suara di negara lain juga diatur.
1. Di Malaysia masjid boleh memakai Toa hanya untuk adzan saja.
2. Di Mesir Toa malah dilarang selama ramadhan agar ibadah lebih tenang
3.. Di Arab Saudi pengeras suara hanya boleh dipakai dalam masjid untuk adzan, salat Jumat, salat Ied, dan minta hujan.
Yang lebih aneh adalah proses salat juga menggunakan pengeras suara. Jadi sejak takbir awal sampai salam akhir mereka siarkan melalui pengeras suara. Seolah kalau tidak disiarkan melalui TOA maka salat mereka tidak sah. Kadang saya berpikir apakah mereka ini tidak tahu bahwa itu adalah perbuatan riyaā yang dibenci Tuhan. Apakah mereka tidak pernah membaca Alquran dan tidak tahu bahwa ada larangan untuk mengeraskan suara dalam salat?
Al-Isra 110. āKatakanlah (Muhammad), āSerulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu dapat menyeru, karena Dia mempunyai nama-nama yang terbaik (Asma’ul husna) dan JANGANLAH KAMU MENGERASKAN SUARAMU DALAM SHALAT dan janganlah (pula) merendahkannya dan usahakan jalan tengah di antara kedua itu.ā
Ini bukan hanya mengeraskan suara malah pakai TOA supaya satu kampung dengar semua bahwa mereka sedang shalat. Apakah sebenarnya yang ada dalam benak mereka dengan sengaja melanggar larangan Allah soal mengeraskan suara dalam shalat itu? Di mana peran Dewan Masjid ketika melihat pelanggaran terhadap larangan Allah ini? Kok seolah tidak ada pembinaan sama sekali dalam hal ini. 🥺
Prilaku dan akhlak yang baiklah yang harusnya menjadi syiar kita sehari-hari dan bukan gangguan melalui TOA meski berbentuk dzikir dan pengajian. Marilah kita lakukan syiar Islam dengan prilaku dan akhlak mulia kita kepada sesama. 🙏
Surabaya, 2 Februari 2024
Satria Dharma