Saya dengar katanya Kubu 01 akan mengadakan Kampanye Akbar juga pada hari Sabtu tanggal 13 April nanti. Jadi Prabowo-Sandi pada tanggal 7 April dan Jokowi-Ma’ruf tanggal 13. Hanya beda seminggu. Pertanyaannya adalah akankah Kampanye Akbar Kubu 01 ini bisa benar-benar menggelegar atau minimal mendekati jumlah peserta kampanye Kubu 02 kemarin? Banyak yang ragu dan bahkan mendoakan agar kampanye 01 ini tidak seheboh dan sebanyak Kubu 02. Begini doanya : “Ya, Allah! Kalau bisa jangan lebih dari separoh peserta kampanye 02. Seperempat saja, ya Allah. Kumohon dengan sungguh-sungguh padaMu, ya Allah!” demikian doanya. Malah ada yang doanya lebih sadis, “Hinakanlah mereka ya, Allah. Halangi para pendukung mereka sehingga tidak bisa datang. Turunkan hujan lebat mulai pagi sampai sore. Kalau bisa sekalian badai atau apa kek… Yang penting agar peserta kampanye mereka jauh di bawah jumlah peserta kampanye kami, ya Allah!” Siapa yang berdoa demikian? Ya, tentu saja dari Kubu 02, Bro! Emang gak boleh berdoa demikian? Ente kan juga berdoa yang sama pada kubu lawan ente. Gak usah sok bersihlah, Bro. 😂
Saya sendiri berharap agar kampanye 01 nanti ini pesertanya tidak melebihi jumlah kampanye 02 kemarin. 😎 Mengapa? Karena menurut saya banyak-banyakan jumlah peserta kampanye itu kayak adu besar gundu. Kita tidak sedang main gundu. Udah kagak ada anak yang main gundu sekarang. Toh besarnya jumlah peserta kampanye itu bukan merupakan syarat dalam kemenangan pilpres. Biar pun peserta kampanye sampai 7 juta (oke deh mari kita sepakati angka tersebut) toh yang dihitung adalah jumlah surat suara yang tercoblos. Lagipula saya sudah terlanjur euforia ikut senang dan gembira melihat teman-teman saya dari Kubu 02 yang bergetar hatinya dan menangis karena rasa syukur melihat jumlah peserta kampanye mereka kemarin. Saya sampai terharu lho…! Kalau sampai nanti tanggal 13 April peserta kampanye 01 lebih besar bukankah itu akan membuat kegembiraan mereka pupus? Mosok rekor kampanye nasional (atau internasional, kata kawan saya di statusnya) hanya bertahan seminggu. Kamu jahap, Bro! Jangan begitulah…! 🙄
Kemarin saya berdebat sama teman pendukung 01 fanatik. Dia sudah bertekad akan mengajak keluarganya yang tinggal di luar Jawa untuk datang pada tanggal 13 nanti demi mendukung kesuksesan Kampanye Akbar 01. 😯 Katanya rekor kampanye 02 pada acara kemarin harus ditumbangkan. Mereka bertekad untuk mengisi GBK sampai berjubelan kayak ikan sarden. Pokoknya tidak boleh dibiarkan. Waduh…! 😳 Semoga tidak terjadi lagi peristiwa salat Subuh equal gender kayak kemarin. Kalau mau nyleneh ya sekalian aja salat tahiyatul masjid di GBK. 🙁
Waktu saya tanya teman saya apakah dia tidak yakin akan kemenangan 01 pada pilpres ini dia jawab sangat yakin. Lalu saya bilang sebenarnya dia tidak yakin. 😊
“Lha kalau sudah yakin akan kemenangan pihakmu lantas ngapain harus stel kenceng terus?” tanya saya. Ngapain harus show of force terus? Kan katanya udah yakin. Coba lihat para pendukung 02, kata saya. Meski pun sampai sekarang mereka masih merasa ‘dimusuhi’ oleh para lembaga survei pilpres yang selalu mengejek dengan selisih angka sebesar dua dijit tapi toh mereka begitu yakin bakal menang. Inilah yang disebut sebagai ‘unwavering belief’ atau keyakinan yang tak tergoyahkan. Para pendukung 02 selalu bertakbir kalau dibilang Prabowo akan menang. Soalnya memang selalu ada yang mengomando untuk takbir dan para pendukung merasa ‘not delicious’ kalau gak takbir. Saking percaya dirinya Hashim Djohohadikusumo dan Prabowo sendiri bahkan sudah menyusun siapa-siapa yang akan masuk ke kabinetnya (nanti kalau menang). Prabowo bahkan bertekad bahwa dia harus menang selisih 25% karena suaranya katanya akan dicuri belasan persen. https://news.detik.com/…/prabowo-kita-harus-menang-selisih-…
Saya tidak tahu siapa yang ia maksud akan mencuri suaranya belasan persen tersebut dan kok dia tahu bahwa yang akan dicuri itu belasan persen. Apakah ia mencurigai bahwa selisih hasil survei dua dijit yang disodorkan oleh lembaga survei itu adalah jumlah suaranya yang akan dicuri? Wallahu alam bis showab. Hanya Prabowo dan tentunya Tuhan yang Maha Tahu yang tahu. Kamu dan saya tidak usah sok tahu. 😎
“Kalau kamu sudah yakin mengapa masih harus ngotot? Bukankah segalanya sudah tertulis di Lauhul Mahfudz? “ kata saya sok wise, as usual. Teman saya terdiam kena sodok Lauhul Mahfudz ini. Dia tidak menduga bahwa saya akan sampai ke sana. Ia berpikir keras. Butir keringat mulai terbentuk di keningnya.
“Bukan begitu…”, katanya terbata-bata. “Saya mah yakin tapi kita kan harus berjuang untuk mencapai apa yang kita yakini tersebut,” demikian kata teman saya membela diri. “Tuhan tidak suka pada orang yang tidak mau berusaha dan maunya cuma terima hasilnya saja,” sambungnya. Aisy…! Rupanya dia punya jurus juga. Sekarang dia mulai sebut-sebut nama Tuhan. Rupanya dia jengkel juga karena selama ini saya selalu menyodoknya dengan nama Tuhan dan dia sering keder kalau nama Tuhan sudah saya sebut. Maklumlah dia selama ini merasa masih kalah soleh dengan saya yang sering berjamaah di masjid sehingga ia merasa religiously inferior menghadapi saya. Lha wong baru melihat kening saya yang menghitam itu saja dia sudah grogi. Dan itu selalu saya manfaatkan. Perasaan soleh kayaknya memang perlu ditingkatkan secara nasional makanya dalam kampanye kedua kubu selalu menggunakan simbol-simbol agama. Takbiiiir…! 😀
Jadi apakah kampanye 01 hari Sabtu depan nanti akan mendekati rekor kampanye 02 atau minimal seperempatnya masih harus kita tunggu. Marilah kita bersama-sama mengejar kehidupan duniawi dengan bergembira. Preketek dengan para ustadz, habaib, ulama, dan kyai yang isuk dele sore tempe.😎
Temannya Kubu 02. 🙏😎
Surabaya, 8 April 2019