Bagaimana seandainya para pakar makanan berkumpul dan memuji sebuah makanan baru dengan berbagai pujian yang tinggi? Kamu tentu penasaran ingin juga mencoba makanan tersebut kan.
Bagaimana kalau para pakar perfilman dan para pecinta film terpukau dan memuji-muji sebuah film baru? Penasaran nggak sih kamu untuk juga ikut menonton?
Nah, sekarang para pakar perbukuan dunia sedang kesengsem oleh sebuah buku baru (ditulisnya sih tahun 2015 tapi baru diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dan diterbitkan kemarin, ya kemarin, wong tertulis Mei 2018 sedangkan sekarang baru tanggal 3 Mei 2018). Buku ini judulnya “Homo Deus” dan ditulis oleh Yuval Noah Harari dan merupakan sekuel kelanjutan buku Bestsellernya “Sapiens” yang mengguncangkan perbukuan dunia tahun lalu. Buku “Homo Deus” sendiri telah terjual lebih dari 2 juta kopi di luar negeri sejak diterbitkannya.
Saya sendiri baru mendapatkannya tadi malam dari pesanan saya pada Mas Yanto Musthofa dan kemarin sambil menunggu giliran antrian di dokter gigi saya buka-buka halaman endorsementnya dan langsung terpana. Buku ini benar-benar mendapat pujian yang sangat tinggi dari berbagai kalangan.Wow…! It seems like a very briliant book. Saya sendiri sudah membaca “Sapiens” dan sangat terpesona olehnya. Buku ini tentulah jauh lebih hebat. Jika mau tahu kesan saya terhadap buku Harari sebelumnya, Sapiens, bisa baca di website saya.
“Harari adalah seorang pemain acrobat intelektual yang lompatan-lompatan logikanya membuat Anda terengah-engah dengan kekaguman…. Tulisannya memancarkan kekuatan dan kejelasan, membuat dunia terasa asing dan baru.” Demikian tulis Sunday Times.
Pagi ini saya baru membaca sampai pada halaman 40 dan sudah tidak tahan lagi untuk menyampaikan pada Anda bahwa buku ini memang luar bisa menarik. Jika Anda mengira bahwa film “Avengers Infinity War” itu menarik maka buku ini jauh lebih menarik. Ibaratnya, filmnya Marvell Studio itu hanya cocok untuk jadi appetizer bagi buku ini. This book will blow your mind…! 🙂
THANOS IS DOWN..
Jika dalam film “Avengers Infinity War” kita dibikin kecewa karena sebagian dari para jagoan kita dihajar habis-habisan dan dimusnahkan oleh Thanos, di buku ini Thanos is down… Thanos ternyata sudah dikalahkan oleh jagoan baru…
Dalam buku ini kita akan dijelaskan bahwa sebenarnya dalam kehidupan nyata Thanos itu pernah turun ke bumi dan memusnahkan jutaan manusia dalam sekali sapuan akiknya tersebut. Dan Thanos itu bukan hanya sekali saja mengaco di bumi tapi berkali-kali dan itu tercatat dalam sejarah. Lagipula Thanos itu bukan satu-satunya pemusnah massal manusia. Ada Tiga Besar penjahat pemusnah manusia dalam sejarah dunia ini, yaitu Kelaparan, Wabah, dan Perang. Thanos sebagai Wabah Penyakit telah berkali-kali menyapu manusia habis-habisan dalam beberapa episode kehidupan manusia di atas bumi ini. Penyakit cacar saja telah memusnahkan manusia secara acak, sebagaimana Thanos melakukannya, dalam jumlah jutaan manusia. Salah satunya adalah di Meksiko. Meksiko yang berpenduduk 22 juta jiwa pada tahun 1520 dihabiskan oleh Thanos, eh! gelombang wabah penyakit hingga pada tahun 1580 penduduknya hanya tinggal kurang dari sejuta. Sungguh telengas Thanos ini.
But Thanos is down now…. Jagoan baru kita namanya “Homo Deus” yang bukunya sedang saya pegang dan baca ini. Apa senjata Homo Deus sehingga bisa mengalahkan bukan hanya Thanos tapi juga dua penjahat pemusnah massal lainnya, yaitu Kelaparan dan Perang? Salah satu senjata ampuhnya bernama “Algorithm” yang ternyata sedang dipelajari oleh banyak manusia secara massal juga. Jadi sekarang kita tidak perlu jerih lagi melihat akiknya Thanos. Ternyata dalam buku ini dijelaskan bahwa Thanos sudah dikalahkan oleh Homo Deus.
Jadi jika Anda kesengsem oleh filmnya Marvell Studio saya perlu sampaikan bahwa itu cuma appetizer, pembangkit selera doang. Menu intinya bisa Anda peroleh di buku “Homo Deus” ini. Jangan kuatir, buku setebal 500 halaman lebih ini bisa Anda nikmati sedikit demi sedikit dan setiap halamannya sungguh nikmat. Saya seorang penikmat film dan buku dan Anda boleh pegang kata-kata saya. “Nek aku muni Soto yo Soto…!” 🙂
Surabaya, 3 Mei 2018
Salam
Satria Dharma
https://satriadharma.com