Menghasilkan guru yg baik membutuhkan biaya yg mahal. Bayangkan bahwa kita mesti membangun LPTK sebagai lembaga penghasil guru yang lebih baik lebih dahulu. Belum lagi kurikulum dan fasilitas yang harus mereka miliki. Sekarang ini guru tidak bisa hanya lulusan sarjana pendidikan tapi sudah dituntut memiliki pendidikan setingkat master. Dengan demikian maka baru bisa dijamin bahwa guru-guru yang akan mengajar anak-anak kita di kelas adalah guru-guru yang baik belaka. Dan itu semua membutuhkan biaya yang besar.
Tapi guru yg buruk justru akan menghabiskan biaya yg jauh lebih banyak (dalam jangka waktu yg lama pula). Guru yang buruk bisa berasal dari mana saja dengan pemahaman materi pembelajaran yang rendah dan tanpa pengetahuan tentang metode pembelajaran, apalagi yang mutakhir. Dan faktanya guru-guru kita yang mengajar anak-anak yang akan menggantikan kita kelak adalah sebagian ebsar guru-guru dengan tipe ini. Guru-guru macam ini memang murah dan mudah mendapatkannya tapi pada akhirnya kita harus membayar mahal atas masuknya guru-guru semacam ini dalam sistem pendidikan kita.
Pernahkah kita benar-benar memperhatikan apa pengaruh dari guru yg baik dan dampak dari guru yg buruk pada siswa?
Karena saya pernah mengajar di sekolah internasional dan bertemu dengan guru-guru hebat dari berbagai negara maka saya bisa membedakan guru yg hebat dan guru yg memble. Guru yg hebat benar-benar mengerahkan seluruh kapasitasnya utk memberikan pengalaman belajar yg terbaik bagi siswa-siswanya. Mereka itu benar-benar bisa menjelma menjadi sosok dewa sekaligus pahlawan bagi siswanya. Sedangkan guru yg memble bahkan tidak tahu mengapa ia harus berada di depan siswanya. Ia sendiri tidak menguasai materi yang harus diajarkannya, apalagi metode pembelajaran mutakhir yang akan membantu siswa untuk menguasainya. Ia menyiksa siswa dengan kehadirannya dan juga merasa tersiksa di kelas dalam setiap menitnya. Kehadiran guru semacam ini di kelas benar-benar membuang waktu berharga anak untuk belajar yang semestinya.
Ada yg lebih buruk, yaitu guru yg selalu berpikir utk mengeksploitasi siswanya utk kepentingan pribadinya. Guru-guru semacam ini adalah guru-guru yang menganggap siswanya sebagai sosok yang dihadirkan untuk diperas demi kepentingan pribadinya. Guru-guru semacam ini adalah bencana bagi dunia pendidikan dan harus segera didepak dari sekolah. Sayangnya sistem kepegawaian PNS kita tidak memiliki mekanisme tersebut dan kita harus terus membayar biaya-biaya kerugian yg dihasilkan dari guru-guru buruk tersebut.
Dunia pendidikan kita memang cukup banyak diisi oleh model guru yang sebenarnya tidak layak berdiri di hadapan siswa selain karena tidak kompeten juga baik pikiran dan jiwanya tidak ada di sekolah.
Dan negara harus terus membiayai guru-guru semacam ini (and yet still comparing and hoping to copy Finland).
Pulau Nias, 4 September 2016
Salam
Satria Dharma
https://satriadharma.com