Untuk De’Citi
yang sedang terjepit ekonomi dan mau bunuh diri.
Mari kita duduk-duduk dulu dan bicara soal BBM ini.
Toh BBM baru akan naik tanggal 1 nanti.
Kok kamu sudah mau bunuh diri kini.
Mari saya jelaskan soal BBM.
Mungkin akan panjang. Terlalu panjang…
Tapi untuk dapat BBM itu memang prosesnya panjaaaang…!
Bukan sekedar ambil dengan mengeduk di sumurnya Kang Paijo.
Atau tinggal ambil dari kompornya Mak Painem
Seperti yang mungkin kamu kira
De’Citi
BBM sebenarnya adalah barang mewah. BBM bukanlah barang biasa.
BBM adalah barang mahal, dimana negara dan perusahaan multinasional menghabiskan beratus juta dollar di muka.
Untuk biaya penemuan lokasi, biaya eksplorasi, biaya refinery, biaya itu dan ini. Belum lagi yang dikorupsi
BBM itu mahal De’ Citi…!
Dan Indonesia, bukanlah negara di mana rakyatnya berdiri di atas timbunan emas hitam semacam Arab Saudi ataupun Brunei.
Ya, BBM adalah barang mewah. Coba simak perbandingan harga BBM ini.
Negara Harga Solar Harga Premium
Indonesia Rp 4.500 per liter Rp 4.500 per liter
Malaysia Ron95 : 1,90 RM per liter (RP 5.700,-)
Vietnam Rp 7.049 per liter Rp 7.759 per liter
India Rp 6.691 per liter Rp 9.103 per liter
Thailand 35,14 Baht per liter (Rp 10.149,13)
Filipina Rp 6.590 per liter Rp 8.451 per liter
Singapura : S$ 2,017 per liter (Rp 13.987,91)
Di negara lain.
-Norwegia 13.58 Norwegian Krone (Rp 21.420)
– Jerman 1.47 euro per liter (Rp 18.049,2)
http://www.tempo.co/read/news/2011/03/08/090318488/Perbandingan-Harga-Bahan-Bakar-Minyak-di-Dunia
– China, socialist country: US$ 1,1 per liter
– Russia, greatest energy producer in the world now: US$ 0,65-0,7 per liter
– All east Europe country yg katanya socialist country, sdh~US$ 1 per liter
– US, yg perusahaan Minyaknya paling besar dunia & untung terus: US$ 1-1,1 per liter
http://www.kshitij.com/research/petrol.shtml
Di mana-mana BBM itu mahal De’Citi
Kecuali di negara yang berdiri di atas timbunan minyak macam Brunei dan Saudi
Di sini murah karena subsidi
Walau mungkin kau tak mengerti
De’Citi,
Di bagian dunia lain, BBM dihargai laksana emas.
Jika harga BBM melonjak, maka rakyatnya mendisiplinkan diri
untuk mengurangi konsumsi.
Berbeda dengan negeri ini,
Meski harga BBM melonjak tinggi rakyat ingin tetap disubsidi
Jika harga BBM naik, De’Citi,
Departemen Keuangan Indonesia sibuk mengasumsi,
menambah, mengurangi, surplus dan defisit anggaran dikalkulasi-
karena untuk kenaikan setiap dollar maka bertambah pula subsidi
Padahal semestinya subsidi itu lari ke hal yang lebih esensi.
Subsidi BBM itu seperti narkoba De’Citi.
Ia menimbulkan kecanduan.
Kalau sudah kecanduan pecandunya tidak bisa membayangkan hidup tanpa narkoba lagi. Pecandu narkoba tidak bisa membayangkan dirinya hidup tanpa narkoba.
Perokok tak bisa membayangkan dirinya hidup tanpa rokok.
Rakyat Indonesia tak bisa membayangkan hidup mereka tanpa BBM.
Sebenernya De’Citi, Subsidi BBM dan defisit anggaran dibiayai dari pinjaman luar negeri. Pinjaman luar negeri ini juga sumber kecanduan, seperti subsidi.
Pemerintah terjebak pada ketergantungan pinjaman luar negeri.
Dan kita pinjam sana pinjam sini untuk menutup subsidi.
Di’Citi
Di jaman Orde Baru,
subsidi BBM itu bukan hanya dinikmati oleh rakyat sepertimu.
Jika kita pernah baca seperti apa isi perusahaan yang bernama Pertamina dulu.
Sarangnya tikus, burung pemakan bangkai, kelelawar pengisapdarah dan para zombie.
Pada jaman itu keluarga penguasa dan para kroni menyusu pada Pertamina,
menuai riba, melejitkan ongkos produksi,
yang kemudian ditambahkan pada harga akhir BBM sebelum disubsidi.
(Untungnya Pertamina sekarang sudah berubah, walau belum semua)
De’Citi,
Harga BBM yang murah menyuburkan penyelundupan.
Kapal2 nelayan berlayar ke laut bukan sekedar untuk menjaring ikan,
Tapi mengangkut berpuluh beratus drum penuh minyak solar ke lautan
untuk dijual kepada penadah gelap tanpa ketahuan.
Ratusan milyar setiap tahunnya negara dirugikan.
Karena sudah sekian lama harga BBM disubsidi,
dan BBM seharusnya barang mewah jadi tak dimengerti
Rakyat kecanduan ingin disubsidi tanpa henti
Generasi muda dan mahasiswanya menjadi tidak kreatif untuk menemukan alternatif
Atas nama kepedulian terhadap rakyat – setiap hari terlibat dalam demo protes.
Agar terus dapat subsidi.
Bandingkanlah dengan prilaku di negeri dimana BBM tidak disubsidi.
Rakyatnya menjadi terdorong untuk mencari alternatif lain sumber energi lain.
Di Amerika Serikat, dimana harga BBM berlipat berkali-kali t
Alternatif sumber energi dicari
Alternatif diupayakan, ditemukan, dan dipatenkan oleh rakyatnya sebagai sumber energi,
seperti biodiesel, ethanol, hydrogen, methanol, natural gas (CNC, LNG), propane (LPG), P-series (pentanes plus) dan tenaga matahari atau yang disebut solar energy)
Karena harga BBM disubsidi de’Citi,
pemerintah dan pengusaha juga tidak terasah dalam efisiensi
Sementara di bidang industri, pelaku minta proteksi
Karena harga BBM disubsidi, maka sepeda dijauhi,
Dan motor terus dibeli
Padahal di negara maju sepeda adalah alat transportasi
Dan bukan untuk sekedar gengsi
Soal industri Indonesia kalah jauh dari Singapore, De’Citi
negara pulau yang harga BBMnya berlipat tinggi
Tapi mampu menjadi negara industri dengan Income Percapita tinggi berlipat belasan kali
Rakyat Indonesia itu seperti bayi yang tak pernah mau disapih
Masih juga ingin minum susu meski telah puluhan tahun berdiri
Karena takut tumbuh gigi.
Bicara soal kemiskinan, De’Citi
Ia ada di segala penjuru meski di negara paling sejahtera
Di tanah air ini kemiskinan dibawa oleh media – TV, koran ke ruang tamu di Indonesia, diteriakkan oleh mahasiswa dan politikus saat menyerang lawan atau mengumbar janji; berdampingan dengan kevulgaran dari telenovela dan segala kisah
tentang orang kaya dan iklan2 yang memanjakan gaya hidup hedonis dan mewah.
Bayangkan De’Citi, harga tas Hermes ratusan juta sebiji
Tapi demi gengsi tetap dicari oleh para wanita fashionista dan selebriti.
Dan politisi umbar janji
Bahwa menolong rakyat miskin tak ada cara lain lagi
Selain menyuapkan BBM bersubsidi
Dan rakyat percaya bahwa kecanduan itu baik-baik saja
dan perlu terus dipelihara sebab sudah tak ada lain cara,
Rakyat tak bisa hidup tanpa BBM bersubsidi.
Pemerintah tak bisa hidup tanpa pinjaman luar negeri.
seperti lingkaran setan tanpa henti.
De’Citi…
Kemana semua semangat juang yang pernah kita punyai?
Warisan para nenek moyang yang pernah kita miliki
Tak kenal gentar dan tak takut mati
Bedil dan meriam pu dihadapi
Kok sekarang malah pingin bunuh diri karena tak lagi dapat BBM subsidi…?
Jangan ajarkan kerendahan dan kekerdilan jiwa macam ini
Katakan pada anak cucu bahwa kita adalah bangsa besar dan mandiri
Tak takut pada segala kesulitan dunia yang menghampiri
Karena kita punya Tuhan yang selalu menyayangi dan melindungi
De’Citi
Demi para pejuang yang telah berkorban untuk memerdekakan bangsa ini
Serta anak dan cucu yang akan mewarisi semua ini
Jangan engkau torehkan kepengecutan diri yang sungguh tak pantas ini.
Tegakkan diri dan teguhkan hati
Mari kita songsong semua masalah dengan percaya diri
Bersatu padu mengerahkan seluruh potensi
Menuju bangsa yang jaya mandiri…
Balikpapan, 24 Maret 2012
Salam
Satria Dharma
https://satriadharma.com
…puisinya keren mas…ijin share boleh ndak?..