
Ini bagian paling penting dari tulisan saya tentang India karena untuk tujuan inilah saya diajak ke India oleh Pak Dadang (dan Stikom Bali diundang oleh Pak Son Kuswadi, Atase Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia di India). Kami diundang ke India utk menjajagi kemungkinan menjalin kerjasama di bidang pendidikan dengan pemerintah India. Seperti yg telah saya sampaikan sebelum ini, melalui Dubes India, Ambassador Andi M Ghalib, telah berhasil dilakukan beberapa MOU, di antaranya di bidang pendidikan, antara pemerintah Indonesia dan India. Pemerintah India melalui beberapa perguruan tingginya kemudian menawarkan beasiswa bagi lulusan SMA/SMK Indonesia yg mau melanjutkan studi ke India. Selain itu ditawarkan kerjasama antar perguruan tinggi India dan Indonesia. Untuk itulah Stikom Bali diundang utk melihat potensi kerjasama yg ada di India. Tapi karena kunjungan ke lembaga pendidikan yg ada di New Delhi dan Bangalore adalah atas nama kedutaan Indonesia maka kami juga berkunjung ke NCERT yg sebetulnya mengurusi K-12 (Kindergarten to Grade 12). Dalam kunjungan ke NCERT dan beberapa perti ini Pak Son selalau mengenalkan saya sebagai utusan dari IGI (Indonesian Teacher Association). 🙂 Jadi boleh dibilang bahwa saya mewakili IGI dalam kunjungan resmi tersebut. Mereka juga senang bahwa ada perwakilan dari organisasi guru Indonesia yg datang dalam rombongan kedutaan Indonesia.
Selain ke NCERT yg direkturnya baru tersebut (seorang professor wanita yg penampilannya begitu sederhana sehingga mencengangkan istri kami yg ikut hadir), kami berkunjung ke beberapa kampus yaitu ke Amity University di Uttar Pradesh, sekitar 1 jam perjalanan dr New Delhi, International Information Institute of Technology-Bangalore (IIIT-B), International Institute of Management (IIM) dan Dayananda Sagar Institute (DSI) di Bangalore. Di semua tempat yg kami kunjungi kami diterima dengan sangat baik dan dengan segala kerendahan hati dan keramahan dari tuan rumah. Selain itu kami bahkan dikunjungi oleh perwakilan NIIT di kantor kedutaan Indonesia karena kami membatalkan kunjungan kami ke kampus mereka di New Delhi karena ada janji lain utk mengunjungi Amity University di Uttar Pradesh, sekitar 1 jam perjalanan dari New Delhi. Mereka semua menjanjikan utk membantu kami APA PUN yg kami butuhkan demi terjalinnya kerjasama di bidang pendidikan antara India dan Indonesia. Mereka akan menyesuaikan diri dengan apa pun kebutuhan kami di Indonesia. At anything possible. Kami sampai tercengang menemui keramahan dan kemurahan hati ala India seperti ini. Begitu besar dan hebat tapi toh begitu rendah hati dan pemurah. Saya tidak yakin kita bisa menandingi mereka dalam hal ini. Saya bahkan tidak tahu apa yg dijanjikan oleh pemerintah Indonesia kepada mereka sebagai gantinya dalam MOU yg ditandatangani tsb. Apa yg bisa kita janjikan bagi pendidikan mereka yg jelas jauh lebih unggul tersebut?
India jelas raksasa dalam banyak hal termasuk dalam pendidikan. Perti di India juga jelas lebih maju ketimbang perti di Indonesia. Kuliah mereka sepenuhnya dalam bahasa Inggris karena tidak mungkin menyelenggarakannya dalam bhs lokal yg begitu banyak jumlahnya. Hal ini membuat mereka dengan mudah mengakses dan memberi kontribusi pada dunia akademik secara langsung tanpa hambatan bahasa sama sekali. Buku-buku sangat murah dan perpustakaan mereka besar dan komplit. Bahkan toko buku di kampus pun menjual buku-buku yg begitu lengkap sehingga Pak Son yg dosen bidang Robotik di Fakultas Elektro ITS memborong buku-buku tentang Engineering Control yang katanya sulit didapatkan di Indonesia. Itu pun harganya sangat murah. Para professor dan PhD mereka rata-rata lulusan AS dan Inggris atau punya pengalaman bekerja di LN. Bahkan katanya saat ini satu di antara lima CEO perusahaan raksasa dunia di AS adalah orang India. Jadi eksekutif India benar-benar sudah mendunia. Bahkan sebenarnya Bangalore yg katanya Silicon Valleynya India adalah kota industri yg dibangun oleh para industriawan dunia karena melimpahnya SDM berkualitas dari perti yg ada di sana. Jadi industri dalam berbagai bidang didirikan di kota Bangalore karena memang tenaga ahlinya melimpah.
Berikut ini kampus yang kami kunjungi.
NIIT
NIIT adalah sebuah perusahaan terbuka yg memiliki banyak bidang usaha. Ia dibangun pd tahun 1981 sebagai lembaga pendidikan dan pelatihan IT di Mumbai (dulu Bombay) dan Chennai (dulu Madras). Lembaga ini berkembang begitu cepat dan punya cabang di Bangalore, New Delhi, Kolkata, Hyderabad, Pune, dll. Saat ini NIIT telah berkembang menjadi perusahaan dan institusi berbagai macam dan punya cabang di 40 negara, termasuk Indonesia. Pada tahun 1993 penghasilan internasionalnya saja mencapai Rs 50 juta dan dijadikan PT yg sahamnya dijual ke umum (berkembang menjadi US$ 224.1 juta pada tahun 2009). Pada 1997 NIIT berkolaborasi dg pemerintah China utk menyediakan pendidikan TI di China. NIIT juga berhasil mendapatkan status khusus di Malaysia Multimedia Super Corridor. Pada 2006 NIIT berhasil mendapatkan proyek jutaan dollar dengan berpartner dengan Singapore’s Defence Science and Technology Agency (DSTA) utk menyediakan pengembangan outsourcing pd pemerintah Singapore. Perusahaan-perusahaan TI raksasa macam Microsoft, Sun Microsystems, Intel, dll tidak segan-segan utk menjalin kerjasama pelatihan dg NIIT. Saat ini NIIT telah menjadi perusahaan TI, Business Process Outsourcing, Banking, Finance and Insurance, dll dengan jumlah siswa sekitar 5 juta orang setahun! Meski demikian besarnya NIIT masih bersedia utk mendatangi kami di kantor Kedubes Indonesia sekedar utk mempresentasikan dirinya dan mengajak kami bekerjasama.
AMITY UNIVERSITY
Amity University adalah sebuah perguruan tinggi swasta terkemuka di Uttar Pradesh yg dibangun di atas 1000 hektar tanah. Amity yg mendapat peringkat nomor satu utk PTS (Education Times) memiliki sekitar 80.000 mahasiswa dengan jumlah tenaga pengajar sebanyak 3.500 org dan 240 program. Untuk itu Amity memiliki 600 MBPS broadband connectivity pada lebih dari 4.000 komputer yg dimilikinya. Kampus ini memiliki asrama mahasiswa yg bisa menampung ribuan mahasiswa.
Amity Business School-nya mendapat peringkat ke 7 di antara semua sekolah bisnis oleh dunia korporasi (Business Today). Tidak mudah utk bisa masuk ke Amity karena hanya pelamar terbaik yg bisa diterima di perti ini. Perti ini secara berkala mengadakan CEO Dinner Series yg dihadiri oleh 1500 CEO dari seluruh dunia. Amity telah berhasil mengadakan atau bekerjasama dengan lembaga lain lebih dari 300 seminar.
Amity menawarkan beasiswa bagi calon mahasiswa berbakat dari Indonesia utk belajar di kampusnya yg megah tersebut. Sebuah tawaran yg tidak boleh disia-siakan.
IIM
Indian Institute of Management (IIM)
Kampus IIM yg rindang dan rimbun seperti hutan berdiri di atas tanah seluas 100 hektar di Bangalore. Infrastrukturnya bernuansa internasional dan telah berdiri sejak 1973. Kampus ini tidak menawarkan program undergraduate dan hanya memiliki program Post Graduate Program in Management (PGP), Software Enterprise Management (PGSEM), Public Policy and Management (PGPPM), dan Fellow Programme in Management yg merupakan program doktoral atau disebut Executive Post Graduate Programme in Management (EPGP).
Kampus ini sangatlah prestisius karena dari 200.000 pelamar hanya 375 mahasiswa yg diterima.
IIIT-B
The International Institutes of Information Technology-Bangalore (IIIT-B) didirikan oleh pemerintah Karnataka dan industri IT pada tahun 1999. Model pendidikannya unik karena memadukan antara pendidikan, riset, dan interaksi dg dunia industri sehingga memadukan budaya akademis dan budaya perusahaan. Pada tahun 2007 IIIT-B mendapatkan penghargaan sebagai Best IT Export Award atas program innovative employment-nya.
DAYANANDA SAGAR INSTITUTES (DSI)
Kampus lain yg kami kunjungi adalah DSI yg merupakan kampus dari beberapa institusi pendidikan seperti Academy of Technology, Business Academy, Business School, College of Engineering, College of Management and Information Technology, College of Pharmacy, dan Institute of Technology. DSI menyelenggarakan baik program courses, diploma, undergraduate, master degree, dan doctoral programs.
DSI berdiri pada tahun 1979 di atas 32 hektar tanah di Bangalore Selatan yg berbukit dan memiliki banyak mahasiswa asing. DSI bermitra dengan banyak universitas di AS, Inggris, China, Nepal, Finlandia dan United Arab Emirates. Selain program Diploma 3 tahun, DSI juga menawarkan belasan program Degree (Sarjana) dan program Master. Programnya begitu beragam mulai dari teknologi, enjinering, pendidikan, TI, administrasi dan bisnis, kesehatan, keperawatan, manajemen hotel, sampai teater, seni dan musik.
Semua kampus tersebut memiliki fasilitas, sarana-prasarana, dan mutu pendidikan yg tinggi meski biaya pendidikan mereka jauh lebih rendah daripada perti yg sama di negara lain. Best Quality with the Lowest Price, itu prinsip mereka. Mereka juga menyediakan kursus bhs Inggris bagi calon mahasiswa sebelum ikut dalam program degree mereka.
Dalam pertemuan tersebut mereka semua menawarkan kerjasama dalam berbagai bentuk. Dr. Janardhan dari DSI bahkan mengundang beberapa kepala sekolah dari Indonesia utk mengunjungi kampusnya utk melihat sendiri seberapa bagus mutu pendidikan institusinya. Para kepala sekolah tersebut akan dijemput di bandara dan diinapkan di fasilitas kampusnya selama kunjungan tersebut. Tentu saja ini tawaran menggiurkan yg tidak boleh dilewatkan. Stikom Bali akan mengundang beberapa kepala sekolah yg bersedia utk diajak berkunjung ke India, Malaysia, dan Singapura pada bulan Maret nanti.
Anda ingin ikut…?!
Referensi :
http://en.wikipedia.org/wiki/National_Council_of_Educational_Research_and_Training
http://www.iimb.ernet.in/
http://www.amity.edu/default.asp
http://en.wikipedia.org/wiki/International_Institute_of_Information_Technology,_Bangalore
http://en.wikipedia.org/wiki/NIIT
http://www.dayanandasagar.edu/