Jika Anda menganggap orang asing atau hal yang asing itu buruk maka itu berarti Anda belum paham betapa besarnya karunia Tuhan pada perbedaan. Tuhan sendiri menegaskan dalam surat Al-Hujurat ayat 13 tentang pentingnya manusia diciptakan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar mereka saling mengenal. Dengan saling mengenal maka manusia bisa saling belajar dari satu sama lain. Dengan belajar dari satu sama lain maka manusia akan semakin berkembang pengetahuan dan kecerdasannya. Manusia yang memanfaatkan adanya perbedaan tersebut jelas akan jauh lebih baik hidupnya ketimbang yang tidak mampu menerima perbedaan. Semakin mampu Anda menerima perbedaan maka semakin fleksibel cara pandang Anda dan semakin mudah Anda menyesuaikan diri dengan perubahan dalam hidup ini. Bukankah perubahan dalam hidup ini adalah keniscayaan? Apalagi kini kita hidup di dunia yang begitu terbuka dan sangat cepat perubahannya. Jika kita tidak bisa berubah dan menyesuaikan diri maka sungguh celaka hidup kita. 😔
Kemampuan beradaptasi adalah salah satu keterampilan hidup yang paling dibutuhkan. Kemampuan beradaptasi ini disebut sebagai salah satu kunci utama jika seseorang ingin meraih kesuksesan di dalam hidupnya. Dan itu tidak bisa kita miliki jika kita tidak memahami betapa pentingnya perbedaan di antara suku-suku dan bangsa-bangsa seperti yang sudah ditetapkan oleh Tuhan tersebut.
Saya sendiri bersyukur bahwa saya bisa belajar bahasa asing di perguruan tinggi sehingga dengan pengetahuan bahasa Inggris yang saya pelajari tersebut saya bisa belajar lebih banyak lagi hal-hal yang mungkin tidak akan pernah saya ketahui seandainya saya tidak menguasai bahasa asing tersebut. Dengan bahasa Inggris yang saya pelajari maka saya bisa bergaul, mengenal, dan memahami banyak orang asing dengan segala perbedaannya dengan cara hidup saya. Terima kasih Tuhan. Dengan mengenal suku-suku dan bangsa lain saya merasa menjadi manusia yang multi dimensi. Saya menjadi manusia yang lebih menikmati hidup dan bersyukur pada Tuhan. 🙏
Saya juga bersyukur bahwa saya yang berasal dari keturunan Bugis dan lahir di Makassar bisa tinggal dan besar di Surabaya. Dengan demikian maka saya bisa misuh Suroboyoan dengan sangat fasih, eh! maksud saya tinggal dan bergaul dengan suku lain membuat saya jauh lebih modern dan metropolis. 😁 Saya bahkan masih sering bangga dengan diri saya yang bisa berkomunikasi dengan bahasa Jawa halus dimana saudara-saudara saya yang lain hanya bisa ndlahom saja. Kan saya pernah tinggal di Kabupaten Madiun di mana para penduduknya menggunakan bahasa Jawa halus. Mau tidak mau ya saya belajarlah bahasa Jawa halus. 😁
Istri dan anak-anak saya sangat suka makanan asing. Bakso dan bakmi adalah makanan favorit mereka sementara saya lebih suka penyetan udang. Pasta, steak, burger, pizza, sushi, shabu-shabu, tom yam, nasi kebuli, roti maryam, taco, hotdog, kebab, lasagna, biryani, dll makanan dari negara asing yang masuk dengan mulus dan diterima dengan tangan terbuka oleh bangsa kita. Belum pernah saya dengar ada demonstrasi massa menolak pizza dan hamburger karena dianggap sebagai makanan asing yang bakal menggusur peyek dan ote-ote. Silakan saja kalau mau menyantap pizza dioplos dengan ote-ote. 😂
Ada sebagian orang yang paranoid dengan masuknya bangsa asing di negara kita, khususnya warga negara China. Mereka kuatir negara kita akan dikuasai oleh negara China. Padahal berapa banyak sih WNA asing yang masuk ke negara kita? Warga negara Indonesia justru yang banyak menyerbu negara-negara lain dan mereka tenang-tenang saja. Lebih banyak TKI yang masuk ke China ketimbang TKA China yang masuk ke Indonesia. Sila baca tulisan saya di https://satriadharma.com/…/tanya-jawab-soal-tka-dan-tki/
Jelas sekali bahwa mereka yang paranoid itu tidak tahu bahwa ada negara yang warga negara asingnya jauh lebih banyak ketimbang warga negara aslinya dan mereka tenang-tenang saja menerima limpahan pekerja asing tersebut. Berdasarkan data jumlah TKA 2018 yang diterima detikFinance dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), total TKA di Indonesia yang tercatat sebesar 95.335, jumlah ini hanya sebesar 0.04% dari total penduduk Indonesia yang mencapai 268 juta jiwa atau sebesar 0,07% dari total angkatan kerja nasional. Sebagai perbandingan, jumlah TKA di Singapura 1,1 juta jiwa atau 19,36% dari jumah penduduknya. Bahkan, TKA di Uni Emirat Arab mencapai 8,4 juta jiwa atau 87,55% dari total penduduknya. Jadi hampir 90% penduduk di UEA adalah justru orang asing. Toh mereka tidak merasa takut dijajah. Lalu darimana datangnya ketakutan Indonesia bakal dijajah oleh China dengan banyaknya TKA China yang masuk ke Indonesia? China itu negara yang tidak punya sejarah menjajah negara-negara lain. Beda dengan negara-negara Eropa semacam, AS, Inggris, Prancis, Belanda, Portugis, Spanyol dan negara Asia macam Turki dan Jepang yang punya sejarah menjajah negara lain. China tidak pernah.
Satu hal lagi yang sangat saya syukuri dengan masuknya yang asing ke Indonesia atau Nusantara adalah masuknya agama Islam. Agama Islam adalah agama asing yang dibawa oleh bangsa Arab ke Nusantara dan sampai sekarang menjadi agama mayoritas bangsa Indonesia. Ada banyak agama dan kepercayaan asing yang masuk dan akhirnya menyingkirkan agama dan kepercayaan asli bangsa Indonesia. Tapi mungkin kita tidak merasakan itu dan apalagi meributkannya. Kita menerima agama asing ini dan memeluknya dengan penuh rasa syukur. 🙏
Sayang sekali ada pemeluk agama Islam, yang semula adalah agama asing yang masuk ke Indonesia ini, yang lantas merasa sangat berkuasa dan merasa berhak menendang dan memusuhi agama-agama lain, baik yang sebenarnya agama lokal mau pun sesama agama asing. Prilaku semacam itu sungguh sangat aneh. Lha wong sampeyan ini dulunya tamu yang diperlakukan dengan baik ketika masuk di Nusantara ini kok sekarang merasa lebih berhak dan bersikap adigang, adigung, adiguna, pada mereka yang asli Nusantara dan pada sesama agama asing. 🙄
Kalau sampeyan itu penikmat Pizza atau Nasi Kebuli ya nikmati sajalah. Tidak perlu merasa lebih hebat dan melecehkan gudek atau pun sayur bung. Mari kita hidup di dunia dengan begitu banyak suku dan bangsa dengan damai dan saling menghargai dan menghormati. 🙏😁
Surabaya, 20 Mei 2021
Satria Dharma