Saya sampai hari ini sungguh tidak habis pikir pada orang-orang yang mengagung-agungkan HRS dan bahkan sampai mengangkatnya menjadi seorang ‘Imam Besar’. Mengangkat seseorang menjadi imam dan apalagi memberinya gelar ‘Imam Besar’ itu saja sebuah hal yang ganjil. 🙄
Coba pikir-pikir dalam hal apa para pendukungnya ini menjadikannya sebagai Imam Besar? Dalam hal keagamaan atau politik? Jika kita melihat di mana gelar ini digunakan, yaitu di Al-Azhar, Mesir, maka Syaikh Al-Azhar merupakan Imam Besar Al-Azhar, dan Imam yang diminta pendapatnya mengenai urusan-urusan keagamaan, yang sesuai dengan al-Qur’an dan ilmu-ilmu Islam. Pengangkatan Imam Besar Al-Azhar sesuai dengan Keputusan Presiden yang diambil dari anggota Akademi Riset Islam. Jadi yang mengangkat itu negara. Apakah bukan dagelan yang tidak punya malu namanya kalau tiba-tiba umat alumni 212 mengangkat HRS dan mengaku-ngaku sebagai Imam Besar umat Islam Indonesia?
Berdasarkan catatan dari CNNIndonesia, gelar imam besar terhadap Rizieq ini pertama muncul dari hasil Kongres Alumni 212 yang digelar pada Desember 2017 silam. Kala itu, Kongres 212 digelar di Wisma PHI, Cempaka Putih, Jakarta Pusat awal Desember 2017 atau sehari sebelum Reuni 212 di Monas, 2 Desember 2017. Slamet Maarif yang kala itu menjabat Ketua Presidium Alumni 212 mengumumkan ke hadapan ribuan orang yang menghadiri Reuni 212 di Monas. “Inti dari maklumat kami semua peserta kongres menguatkan kembali komitmen kembali seluruh alumni 212, Habib Rizieq sebagai imam besar umat Indonesia,” kata Slamet kala itu. Jadi yang mengangkatnya adalah ketua persatuan alumni 212.
Lalu Anda juga ikut-ikutan mengekor Slamet Maarif menjadikan HRS sebagai imam besar?
Apa pertimbangan Anda…?! 😳
Apakah menurut Anda HRS ini memiliki kriteria sebagai pemimpin agama yang benar-benar mengikuti ajaran Islam sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Muhammad?
Jika Anda benar-benar mengikuti berita maka Anda akan sadar bahwa HRS ini perilakunya justru memalukan Islam. Silahkan simak berbagai video yang ada. Fitnah dan kata-kata kotor bertebaran keluar dari mulutnya. Ia sama sekali tidak segan memaki, menghina, menghujat, mengancam bunuh siapa pun yang ia anggap sebagai musuhnya, bahkan kepada founding fathers bangsa kita. Maret 2016 di YouTube itu, Dia memberikan ceramah untuk membunuh pendeta. “Kita minta seluruh jihadis untuk berangkat bunuh semua pendeta. Berani bunuh pendeta-pendeta radikal? Berani habisi Kristen radikal? Takbir!”ucapnya. Apa pun konteksnya ketika ia memprovokasi jemaahnya itu sungguh mengerikan. 😠
Jangankan pada non muslim, pada sesama muslim saja ia tidak segan untuk memaki dan menghinanya.. Ia tidak segan mencaci Gus Dur yang mantan Ketua Umum PBNU buta mata buta hati. Ia menganggap pemerintahan Jokowi sebagai pemerintahan illegal dan mengajak revolusi menggulingkannya. Ia menghina TNI, polisi, dan kata-katta kasar dan tidak layak seperti ‘lon*e’ dengan entengnya keluar dari mulutnya.
Lalu Anda menganggapnya sebagai imam Anda dalam bidang agama? Sebegitu parahnyakah pengetahuan Anda tentang agama Islam sehingga menganggap orang seperti HRS patut dijadikan sebagai imam, imam besar lagi…! Apa sikap dan prilakunya yang ingin Anda tiru dan jadikan sebagai ciri keislaman Anda?
Para pengikutnya sendiri benar-benar keterlaluan sikap membangkangnya kepada aturan negara. Mereka benar-benar tidak mau tahu pada peraturan dan melecehkan aparat baik itu Satpol PP, polisi, atau pun TNI. Dengan menggunakan senjata agama mereka menuding siapa saja yang menentang sikap dan tindakan mereka sebagai ‘musuh-musuh Islam’. Padahal apa yang mereka lakukan adalah justru bertentangan dengan ajaran Islam. 😔
Yang lebih menyedihkan lagi adalah adanya beberapa sosok ulama tertentu yang terus menerus membela sikap dan tindakan Habib Rizieq ini. Mereka membutakan mata mereka terhadap prilaku buruk yang dilakukannya dan justru memberi stigma pada mereka yang tidak suka kepadanya sebagai ‘membenci ulama’. 😳
Mohon maaf, bagi sebagian besar umat Islam sikap dan tindakan Habib Rizieq justru jauh dari sifat dan prilaku seorang ulama. Dan jika Anda terus mempromosikannya sebagai seorang ulama maka mohon maaf jika kami juga akan meragukan status ulama Anda. 🙏 Anda bisa berjubah dan bersorban seindah apa pun tapi kami tidak silau dengan jubah dan sorban. Kami berharap sikap dan prilaku ulama yang benar yang muncul dari sikap dan perbuatan Anda. Jika Anda mendorong jamaah Anda untuk menentang pemerintahan yang sah dan mengajak serta memerintahkan mereka untuk menentang aparat pemerintah maka Anda sebenarnya tak lebih dari seorang ulama palsu. 🙏
Satria Dharma
Surabaya, 25 Nopember 2020