Subuh-subuh saya saya sudah ditanya oleh seorang teman,
“Apakah tadi malam kamu melakukan perbuatan yg ‘menyerupai suatu kaum’?”
Saya terdiam tapi akhirnya menjawab agak berat, “Ya.”
“Apakah kamu keliling kota dan berpesta seperti ‘suatu kaum’ tersebut.”
“Tidak, sayangnya.” jawab saya pelan sambil membayangkan kegembiraannya. Saya dulu sering melakukannya ketika masih bujangan dan saya menikmati kegembiraan tersebut
“Apakah kamu nonton midnight sebagaimana yang biasanya dulu waktu masih muda kamu lakukan?” tanyanya mendesak.
“Sayang sekali juga tidak.” jawab saya dengan berat. Agak menyesal tidak bisa lagi menonton midnight seperti dulu. Sekarang saya lebih suka menonton siang hari di saat orang lain masih bekerja di kantor.
“Lalu perbuatan ‘menyerupai suatu kaum’ bagaimana yang kamu lakukan?” tanyanya agak jengkel.
“Saya tidur awal, seperti biasanya. Jam setengah sembilan saya sudah tidur. Tapi tengah malam saya setengah terbangun mendengar petasan bersahut-sahutan cukup lama.”
“Apakah kamu bangun dan keluar utk melihat keramaian dan keriuhan malam tahun baru?” tanyanya curiga.
“Sayangnya tidak. Saya teruskan tidur saya.” jawab saya merasa sedikit bersalah.
“Lalu kaum apa yang kamu wakili dengan melakukan hal tersebut?” tanyanya semakin jengkel.
“Kaum MMB.” jawab saya sekenanya.
“Apa itu Kaum MMB?”
“Kaum Males Metu Bengi alias Malas Keluar Malam.” jawab saya sambil ngeloyor pergi….
Selamat Tahun Baru 2017 untuk semuanya. Semoga Tuhan berkenan memberikan kita tahun yang jauh lebih baik daripada tahun sebelumnya. I promise to love you more than before.
Surabaya, 1 Januari 2017
Salam
Satria Dharma
https://satriadharma.com