Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Ada sekitar 254,9 juta jiwa penduduk Indonesia.(lihat disini). Anggaplah sebagian besar dari mereka adalah muslim KTP tapi tentunya masih tersisa sekitar 100 juta umat Islam yang sesekali, seringkali, atau bahkan rutin berdoa bagi keselamatan bangsa dan negara Indonesia dalam ibadahnya. Bayangkan…! Jika ada seratus juta orang Indonesia yang mendoakan agar Indonesia diberi keselamatan, keberkahan, dan rahmat SETIAP HARI apakah menurut Anda Tuhan tidak akan peduli dan tidak akan mengabulkan permintaan tersebut…?!
Apakah mungkin kira-kira Tuhan itu lebih sayang kepada bangsa dan negara yang warganya tidak pernah berdoa memohonkan keselamatan, keberkahan, dan curahan rahmatNya ketimbang pada bangsa Indonesia yang setiap harinya memanjatkan doa dan memohon agar diberi keberkahan, keselamatan, dan curahan rahmatNya? Rasanya tidak mungkin. It’s not like the God we believe. 🙂
Dengan ilustrasi seperti ini saya rasa Anda akan sepakat dengan saya bahwa Tuhan itu sayang sekali pada bangsa Indonesia dan ingin SELALU memberkahi, memberi keselamatan, membimbing, dan mencurahkan rahmatNya pada kita. Tidak mungkin rasanya Tuhan yang selalu menjanjikan untuk menerima doa orang yang memohon kepadaNya lantas ingin menghukum dan menghancurkan Indonesia.
Dengan keyakinan seperti itu maka sebenarnya kita harus selalu yakin bahwa apa pun yang ditetapkan oleh Tuhan bagi bangsa ini maka itu adalah bagian dari skenarioNya untuk menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang terberkati, bangsa besar yang penuh rahmat dan hidayah, bangsa yang selalu mendapatkan lindungan dan bimbingan dariNya. Kalau Anda justru meyakini sebaliknya maka tolong cek logika Anda. 🙂
Dengan keyakinan seperti ini maka bukankah kita WAJIB SELALU BERSYUKUR atas segala limpahan berkah, rahmat, dan nikmat yang dicurahkan oleh Tuhan pada bangsa kita? Bukankah kita harus menerima apa pun ketentuan yang telah digariskan dan diputuskan oleh Tuhan untuk bangsa kita dengan penuh rasa syukur dan bukan sebaliknya malah mengeluh, protes, meradang, dan menunjukkan sikap membangkang? Lantas bagaimana kita masih berani mengaku sebagai umat yang beriman jika justru kita menunjukkan sikap kufur nikmat pada Tuhan yang Maha Rahman dan Rahim pada bangsa kita ini?
Mengapa saya menyampaikan hal ini?
Karena saya sangat prihatin dengan situasi dan suasana bangsa kita yang sampai hari ini belum juga mau menerima KETENTUAN DAN KETETAPAN TUHAN soal kepemimpinan Jokowi (dan Ahok)…!
Jika Anda masih terus menolak dan membangkang terhadap kepemimpinan yang telah ditetapkan di Lauh Mahfudz soal kepemimpinan siapa saja yang telah diputuskan Tuhan maka bukankah itu berarti bahwa Anda menganggap Tuhan telah salah dalam keputusannya? Anda merasa bahwa Tuhan telah salah dalam menetapkan presiden yang tepat bagi bangsa Indonesia dan untuk itulah maka Anda terus menerus menunjukkan pembangkangan Anda terhadap keputusan dan takdir yang telah ditetapkan oleh Tuhan ini. Anda mau menunjukkan pembangkangan Anda pada Tuhan. Kalau Anda bukan umat beragama maka saya tidak akan peduli (sama Tuhan saja Anda tidak perduli kok!) tapi karena Anda umat beragama maka saya perlu ingatkan agar berhenti membangkang dan menentang keputusan Tuhan ini.
Pemilu sudah berlalu 2 (dua) tahun dan Tuhan sudah menetapkan siapa Presiden bagi bangsa Indonesia sejak dua tahun yang lalu. Dan presiden yang ditentukan bagi bangsa Indonesia oleh Tuhan tentulah karena Tuhan sangat sayang kepada bangsa ini dan bukan karena ingin menghancurkannya. Jika Prabowo adalah calon presiden yang lebih baik maka tentulah Tuhan akan memuluskan jalannya menjadi presiden kita dan bukan Jokowi. Tuhan ingin melimpahkan berkah, rahmat, dan hidayahNya pada bangsa Indonesia dengan ketetapanNya memilih Jokowi dan kita harus menerima keputusan dan ketetapan Tuhan ini dengan rasa syukur dan terima kasih. Untuk itu kita harus menunjukkan rasa terima kasih kita dengan menunjukkan ketaatan pada Tuhan dan pemerintah yang telah dipilihkan oleh Tuhan bagi kita. Adalah sangat aneh dan tidak masuk akal jika kita MENGAKU sebagai umat Tuhan yang taat tapi tidak mau menerima keputusan yang telah ditetapkan oleh Tuhan bagi kita. Saya tidak percaya pada umat yang demikian. Jika Anda masih saja menolak kepemimpinan Jokowi maka sebenarnya Anda sedang mendemonstrasikan pembangkangan Anda pada takdir yang telah ditetapkan Tuhan. Apa pun dalih Anda.
Apakah dengan demikian maka kita tidak boleh kritis terhadap segala tindakan Jokowi sebagai presiden jika ia salah? Tentu saja kita mesti tetap kritis dengan tidak meninggalkan adab dan sopan santun. Bahkan Umar ra beberapa kali memberikan pendapat yang berbeda pada Nabi Muhammad dan bahkan dibenarkan oleh Tuhan. Jadi bukan itu intinya. Marilah kita hentikan segala bentuk pembangkangan kita pada ketetapan Tuhan dan mari kita mulai mensyukuri nikmat, berkah, dan rahmat Tuhan yang telah dilimpahkanNya pada bangsa kita ini dengan membantu pemerintah dengan segala kemampuan kita. Janganlah sampai kita menimbulkan amarah Tuhan karena tidak pandai bersyukur. Mari kita mengingat peringatan Tuhan berikut ini:
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim [14]: 7)
(NB: Pada waktu Pemilu saya memilih Prabowo. Tapi Tuhan memilihkan saya pemimpin yang lebih baik dan saya sangat bersyukur karenanya.)
Surabaya, 15 Juli 2016
Salam
Satria Dharma
https://satriadharma.com