Seringkali saya ditanya mengapa IGI bisa nampak begitu dominan sebagai organisasi guru meski pun usianya masih termasuk muda (resmi di Kemkumham pada tahun 2009). Ketika saya jadi Ketum saja sdh luar biasa kiprahnya apalagi di bawah kepemimpinan Daeng Mrr Muhammad Ramli Rahim dan Denmas Mampuono Rasyidin Tomoredjo yg sangat trengginas. Saya sering terheran-heran dan terkagum-kagum dengan berbagai inovasi yg mereka lakukan. Ini anak muda benar-benar gila ide dan inovasinya…! Bukan hanya itu, para guru IGI ini seolah tidak pernah tidur. Jam berapa saja Anda memeriksa grup diskusi mereka di WA, FB, dan Telegram maka Anda masih akan menemui merela asyik berdiskusi. “Arek-arek iki gak tau turu tah…?” Apakah mereka tidak pernah tidur? Demikian tanya kami para ‘oldies’ di IGI. Setiap hari ada RIBUAN posting bersliweran di grup diskusi IGI yg membuat kami para oldies termehek-mehek mengikutinya. Tapi mereka santai saja tuh…! (Pancen bedo sing wis tuwek karo sing sik enom, Cak. Powernya beda banget). Saya sungguh bersyukur bahwa tongkat estafet telah berada di tangan para guru-guru muda luar biasa ini.
Itulah yg disebut antusiasme atau hasrat. Kadang kita sebut spirit, jiwa, bara api dalam dada, semangat, dll. Para guru IGI pada hakikatnya adalah PARA PEJUANG dalam pendidikan. Mereka benar-benar melakukan tugasnya tanpa transaksional. Tak pernah ada guru IGI yg bicara soal imbalan, ganjaran, honor, uang lelah, ceperan, sabetan, dll. dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Itu tabu bagi kami. WE DO IT BECAUSE WE LOVE IT. Kami profesional dalam melaksanakan tugas, artinya kami melakukan pekerjaan sebaik mungkin, tapi dalam berorganisasi kami tidak pernah bicara soal imbalan. Yg kami lakukan dalam organisasi benar-benar sosial because we love it, we enjoy it.
Jadi jangan heran bahwa meski IGI tdk menarik iuran anggota baik bulanan mau pun tahunan tapi IGI mampu membuat berbagai kegiatan besar atau pun kecil di seantero negeri. Mau tahu rahasianya? 😊
Perlu diyakini bahwa antusiasme akan menarik antusiasme yg lain. Ketika para guru IGI menunjukkan antusiasmenya, semangatnya, bara apinya, maka berdatanganlah pihak lain yg juga memiliki antusiasme yg sama utk membantu. Antusiasme yg satu akan menarik antusiasme yg lain. Itu sudah hukum alam.
Bagi saya hanya ada dua kategori besar dalam profesi guru, yaitu GURU PENUMBUH DAN GURU PEMBUNUH. Guru bisa menumbuhkan semangat, minat, dan kecintaan anak untuk belajar atau sebaliknya justru membunuh semangat, minat, dan kecintaan anak dalam belajar. Dan guru-guru IGI adalah GURU PENUMBUH. Lha wong mottonya saja SHARING AND GROWING TOGETHER je…! 😊 Dengan semangat dan antusiasme mereka yg meluap-luap dan kecintaan pada siswa mereka maka mereka jelas akan MENUMBUHKAN minat, semangat, dan cinta siswa utk belajar. Itu juga Hukum Alam atau kalau mau kedengaran keren sebut saja The Law of Nature.
Jakarta, 11 Maret 2016