Seorang pelawak terkenal sakit parah dan mengumpulkan anak-anak dan istrinya utk berwasiat.
“Anak-anak dan istriku, sepeninggalku nanti aku mewasiatkan pada kalian utk tidak bertengkar soal harta warisan. Perhatikan baik-baik pesan Bapak ini. Pabrik batik yg di Solo, vila yg di Puncak, apartemen di Serpong tolong jangan diperebutkan.” Ia lalu menarik napas dalam-dalam.
Istri dan anak-anaknya saling berpandangan dengan heran.
“Sekali lagi aku ingatkan ya. Semua yg kusebutkan tadi jangan diperebutkan.” Lalu ia berhenti utk menarik napas lagi dengan terengah-engah.
Anak sulungnya tidak dapat menahan diri lagi lalu berkata, “Apa maksud Bapak? Apakah bapak punya pabrik batik, villa dan apartemen yg selama ini kami tidak tahu?”
“Tidak Nak. Makanya Bapak pesan jangan diperebutkan karena itu bukan punya Bapak.”
“Oalaaah…pak. Sampeyan ini pancen top…!.” demikian seru anak dan istrinya sambil tertawa ngakak bersama.