“Bapak puasa…?”
Apa yg akan Anda lakukan jika tiba-tiba Anda ditanya seperti ini oleh seorang wanita cantik yg tidak Anda kenal?
Saya sedang tertidur sambil duduk di kursi saya ketika tiba-tiba lengan saya disentuh oleh seseorang utk membangunkan saya.
“Bapak puasa…?!” tanyanya.
Saya tergeragap dan sejenak merasa disorientasi. Seorang wanita cantik berbaju hijau cerah rapi dengan riasan tipis tersenyum menanti jawaban saya.
“Siapa gadis ini? Mengapa ia menanyai saya apakah saya berpuasa atau tidak? Di mana saya sebenarnya?” Saya bertanya-tanya tapi otak saya tidak bisa langsung menjawab.
Saya tidak bisa langsung menjawab. Otak saya terasa beku karena baru terbangun dari tidur yg lumayan lelap. Semalam saya tidur terlambat dari jadwal tidur saya biasanya dan harus bangun pukul 3 pagi. Jelas saya masih mengantuk ketika bangun dan tubuh saya meminta tambahan jam tidur. Jadi ketika saya duduk di kursi dengan nyaman maka mata saya langsung terpejam dan saya tertidur kembali.
Sebelum tidur saya memasang alarm di telpon genggam agar saya bisa bangun jam 3 pagi.Saya memang harus bangun pagi sekali selain utk sahur juga karena saya harus ke bandara. Saya punya jadwal penerbangan pagi ke Pekanbaru utk sebuah pertemuan dengan jajaran Dinas Pendidikan Propinsi Riau. Pagi ini kami akan membuat sebuah rancangan program pendidikan besar yg akan mengubah budaya belajar baik guru mau pun siswa di Prop. Riau. Saya datang atas undangan Pak Kamsol, Kadisdikprov Riau yg baru, utk merancang program bersama. Sebelum ini saya sudah datang dan berpresentasi di hadapan 100-an kepala sekolah di Pekanbaru tentang Gerakan Literasi Sekolah. Mereka sangat antusias utk mengadopsi program ini.
Alarm telpon genggam saya berbunyi tepat pukul 3. Saya bangun dan selesaikan sholat malam sebentar lalu bersiap utk sahur. Makan sahur sudah siap di atas meja dan saya sahur sendirian. Penghuni rumah yg lain masih terlelap nampaknya.
Sebelum jam 4 taxi Bluebird yang saya pesan sudah menelpon dan mengabari bahwa mobil sdh siap di depan mobil. Mobil meluncur di jalan tol yg sepi dan saya tiba di Terminal 2 F hanya dalam setengah jam. Ternyata bandara sudah ramai seperti pasar laiknya. Antrian check-in mengular panjangnya dan penumpang rata-rata membawa kopor-kopor besar bersama keluarga. Musim mudik sudah tiba…
Setelah sholat Subuh di musholla Gate F5 tak lama kemudian panggilan utk naik ke pesawat diumumkan. Saya naik ke pesawat sambil mengambil koran Kompas yg disediakan di pintu masuk pesawat. Sebelum saya menyelesaikan bacaan saya pesawat sudah mengudara. Lampu diredupkan dan koran saya letakkan. Saya menutup mata dan tertidur…
“Bapak puasa…?” Saya tergeragap bangun dan berupaya mengumpulkan ingatan saya yg entah lari ke mana saat saya tidur tadi. Sedetik atau dua detik, yang terasa begitu lama, kemudian ingatan saya pulih.
Aha…! Saya ingat sekarang!
Saya tahu sekarang…! Gadis cantik berbaju hijau ini adalah pramugari Garuda yg bertugas membagikan makanan pada penumpang. Di bulan Ramadhan seperti ini tentunya banyak penumpang yg tetap berpuasa meski safar alias dalam perjalanan. Kita memang boleh tidak berpuasa kalau dalam perjalanan. Nanti bisa diganti pada saat lain. Oleh karena itu penumpang yg berpuasa akan diberi paket khusus buka puasa. Untuk itulah ia menanyai setiap penumpang apakah berpuasa atau tidak.
“Bapak puasa…?!” Senyum manisnya sejenak mengganggu konsentrasi saya.
“Ya, saya puasa.” jawab saya dengan segera.Langit nampak cerah ketika saya menengok ke luar dari jendela pesawat.
GA 170, JAKARTA-PEKANBARU
Jum’at, 10 Juli 2015