Alhamdulillah kemarin dan kemarin lusa saya bisa melakukan rapat tindak lanjut program Mahasiswa Penggerak Literasi (MPL) di Unair dan di Unesa.
Kemarin lusa saya datang ke rapat jurusan Bhs. Inggris FPBS Unesa dan mempresentasikan program Gerakan Literasi Sekolah dan MPL (Thanks to Tiwik and Jeng Lies). Alhamdulillah presentasi berjalan lancar dan ada kesepakatan utk melaksanakan program ini. Mungkin melalui skema KKN atau PPL.
Tentu saja Pak Slamet as the kajur masih harus mendiskusikan teknisnya di fakultas tapi komitmen utk menjalankan program GLS dan MPL ini jelas sebuah langkah penting. Once you decide to step up then you will go further.
Kemarin muncul kesadaran bersama bahwa budaya baca kita memang sangat kritis dan kita perlu melakukan sesuatu utk mengatasinya. Kalau bukan dari jurusan Bahasa dan Sastra yg memulainya lantas siapa lagi yg merasa bertanggung jawab? Memang ini adalah tanggung jawab semua intelektual dan akademisi tapi di antara mereka semua maka para akademisi yg bergerak di bidang bahasa dan sastralah yg paling diharapkan utk menjadi inisiator dan ujung tombaknya. Who else…?!
Besoknya, Kamis 7 Nop 2014, rapat urusan yg sama di Unair, tepatnya di Perpustakaan B, Unair. Bersama Prof Mangestuti, Kaperpus Unair, dan stafnya yg ganteng, Mas Prasetyo Adi, serta Pak Elok Susilo, Baperpusip Sby, kami diskusikan bgmn teknis pelaksanaan GLS dan MPL bagi mahasiswa Unair.
Ternyata Prof. Syahrani, Warek 1 Unair, sangat mewanti-wanti Prof Manges agar program MPL ini segera berjalan melalui skema KKN. Kalau tidak salah Maret 2015 program KKN Unair ke beberapa daerah akan segera diluncurkan ke beberapa daerah di Jawa Timur dan Prof. Syahrani ingin agar program GLS dan MPL ini menjadi program unggulannya. Jadi kami memang harus gerak cepat supaya semua bisa berjalan sesuai harapan. Ini semua membuat saya seperti melambung tinggi saking senangnya. Ini adalah sebuah ‘snow ball’ yg akan bisa menggelinding menjadi semakin besar.
Tentu saja program ini masih awal dan pasti akan ada bolong-bolongnya (lepas dari berjibunnya permasalahan di lapangan nanti). Tapi jika perguruan tinggi sudah melepas mahasiswanya utk mencari solusi terkait masalah budaya membaca yg sudah kronis ini maka insya Allah kita akan melihat perubahan yg berarti. It will become a significant change.
Jika Maret nanti (atau kapan pun mahasiswa Unair atau Unesa) turun ke sekolah-sekolah utk mulai melakukan Gerakan Literasi Sekolah maka saya akan menyembelih seekor kambing yg gemuk ginuk-ginuk utk syukurannya.
Ada yg suka sate dan gule…?! 😀
Oh ya… Kemarin saya dan Pak Elok mulai kunjungan ke sekolah-sekolah di Surabaya utk mendorong mereka melaksanakan program GLS sebagai implementasi program “Surabaya Kota Literasi”. Ada dua sekolah yg kami kunjungi, SMPN 1 dan SMPN 2 Sby. Kami bertemu langsung dengan kasek masing-masing dan alhamdulillah tanggapan mereka sangat positif dan mereka berharap kami dapat membantu mereka mempromosikan program ini di sekolah masing-masing. Saya gembira sekali dan berharap bahwa semua sekolah di Surabaya sama antusiasnya dengan kedua sekolah ini. It will help a lot in campaigning and promoting this program.
Surabaya, 7 Nop 2014
Salam
Satria Dharma
https://satriadharma.com