
Korea terkenal sbg negara ginseng. Padahal ginseng juga tumbuh di Jepang, di China, bahkan di Amerika. Tapi Korealah yg disebut sbg negara ginseng. Itu karena saking fanatiknya mereka dengan ginseng. Menurut mereka produksi ginseng dengan kualitas terbaik hanya dapat diperoleh di negara ini.
Salah satu agenda tur kami hari ini adalah mengunjungi perusahaan yg menjual ginseng terbaik di Korea. Perusahaan ini mendapat President’s Award karena mutu produknya selain 6 sertifikat standar internasional. Kami diajak berkeliling dan dipandu oleh seorang petugas yg fasih berbahasa Indonesia bernama Jenny. Ternyata ia memang lahir di Indonesia dan kawin dg org Korea. “Saya tertipu orang Korea dan kawin dengannya,” katanya bergurau.
Ternyata untuk mendapakan mutu ginseng terbaik tidaklah mudah dan membutuhkan waktu selama 6 tahun untuk bisa memanennya. Tanaman ginseng tidak boleh kena panas matahari langsung jadi harus ditutupi atasnya. Itu pun tidak semua ginseng yang ditanam bisa jadi produk bermutu tertinggi atau disebut ‘heaven grade ginseng’. Petani Indonesia apa ya tahan menanam sebuah produk pertanian dengan begitu telaten dan baru bisa memanennya enam tahun kemudian. Dan itu cuma panen sekali lho! Bukan seperti sawit yg bakal dipanen berkali-kali. Tanah yg dipakai utk menanam ginseng ini juga tidak bisa langsung dipakai utk menanam lagi karena mineralnya habis terserap oleh ginseng yg baru dipanen tsb. Pokoknya menanam ginseng itu butuh ekstra kesabaran dan ketabahan. Manfaat utama ginseng yaitu dapat meningkatkan daya tahan tubuh, kinerja otak, dan mengobati infertilitas pria. Mereka bahkan bilang ginseng itu traditional Viagra. Penjelasan ttg betapa berkhasiatnya ginseng produk pabrik ini benar-benar memikat sehingga rasanya kami ingin memborong semua produk mereka. Setiap jenis produk yg dijelaskannya seolah menjelma menjadi obat ajaib yg bisa menyembuhkan semua jenis penyakit.
Siapa yg tidak ngiler…?! Saya melihat istri saya sudah mencengkram beberapa kotak produk ginseng yg berlabel ‘Premium’.
Usai semua penjelasan dan icip-icip produk maka tibalah penjelasan ttg harga. Semua harga dalam US dollar dan bukan Won Korea. Ketika harus membayar harga sekotak ginseng premium yg diinginkan oleh istri saya, saya hampir saja pingsan karena harganya kalau dikurskan rupiah adalah sekitar 11 juta rupiah…! Satu kotak…?!
Saya mendelik dan lupa berkedip. Tapi begitu melihat mata istri saya yg berkedip-kedip dan sedikit berkaca-kaca hati saya langsung lumer lagi. Saya jadi teringat ketika pertama kali melamarnya dulu (lewat telpon). Sambil merem kutandatangani gesekan kartu kreditku. Menjerit dan merintih dia. Cuma digesek sekali di Korea tapi efeknya pasti akan cukup panjang di tanah air.
Hampir saya menyumpah-nyumpah dalam bahasa Korea. Untungnya bahasa Korea yg saya ketahui hanya ‘Gamsahamnida’ yg artinya ‘terima kasih’ dan ‘Annyeong Haseyo’ yg artinya ‘Selamat pagi/siang/malam’.
Diam-diam saya bertekad utk membalas dendam. Saya akan menjual beras kencur atau jahe merah seharga yg sama pada orang Korea yg berkunjung ke Indonesia nanti.
Biar tahu mereka betapa sakitnya hati ini…
Seoul, 4 Juli 2013
Salam
Satria Dharma
https://satriadharma.com